Setelah aku dan Elan menghabiskan buryam alias Bubur Ayam waktu menggerakkan dan memutuskan Untuk pulang ke rumah."Yok, pulang" ucap Elan sambil membuang bungkusan bubur ayam tadi dan membuang nya di tempat sampah.
"Iya" jawab ku singkat.
Setelah itu Aku dan Elan segera pergi meninggalkan alun-alun ini dan berlari kecil untuk pergi ke rumah ku.
"Oh, ya Elan tadi buryam (bubur ayam) nya makasih ya maaf merepotkan" ucap ku berusaha memecahkan mega medung Keheningan di antara kami berdua.
"Eh, iiya nggak papa santai saja" jawab Elan berusaha membuat ku biasa saja.
"Ngomong-ngomong tadi kamu beli pakek uang yang aku kasih tadi pagi ya?" tanya ku spontan kepada nya.
"Nggak, kok gue beli pakek uang gue sendiri nih uang mu masih ada di kantong" jawab Elan sambil memperlihatkan uang kepada ku.
"Ohh, aku kira kamu pakek uang yang aku kasih kalau pakek besok aku ganti lagi."
"Ya Tuhan senyumnya Kiana kenapa tiba-tiba bisa meleleh kan perasaan gue?" batin Elan sambil memandangi gadis lugu itu dengan seksama.
"Kamu, kenapa Elan?" tanya ku berusaha memecahkan perhatian Elan kepada ku.
"Eh, anu apa Nggak papa kok" jawab Elan gelagapan bukan main.
"Kenapa, Elan sering melamun dan kalau aku tanya gelagapan ya?" batin ku bingung sendiri memikirkan semua ini.
"Ngomong-ngomong orang tua mu kemana?" Tanya Elan tiba-tiba saja dan hal tersebut langsung menyita perhatian ku.
"Orang tua ku ada di inggris mengurus bisnis keluarga" jawab ku.
"Ohhh...." jawab Elan pula.
"Kalau kamu sendiri orang tua kamu di mana? Di rumah?" tanya ku kepada Elan.
"Kalau orang tua gue juga sama di inggris mengurus sebuah bisnis di sana" jawab Elan.
"Ohhh....." jawab gue hanya menganggukan kepala dan bilang ria.
"Hehehehhe, iya kalau boleh tahu orang tua kamu ngurus bisnis apa?" Tanya ku berusaha tidak menyinggung perasaan Elan saat ini.
"Cuma, bisnis kontraktor sih kalau orang tua mu sendiri?" Tanya nya balik kepada ku.
"Loh, kok bisa samaan sih?"
"Eh, iya? Waduh hehehe." Jawab Elan sambil menggaruk tengkuk nya.
"Mungkin kita jodoh." batin Kiana dan Elan secara bersamaan.
*******
"Eh,Sya itu kan si Cudis ngapain dia jogging sama Elan" kata Siren sepertinya melihat Kiana dengan Elan.
"Ahhhh, ngaco kamu masak iya Cudis kamso itu jogging sama Elan" jawab Leisya sangat tidak percaya.
"Itu, lo lihat aja sendiri!" jawab Siren sambil menunjuk kearah Elan dan Kiana berada.
"WHATTT!!!, SERIUS ITU Cudis" kata Leisya sangat-sangat terkejut.
"Iiihhhhhhh, gue bikess deh ntar malem gue mau ngasih pelajaran sama Si Cudis kamso itu" jawab Leisya penuh dendam.
"Lo, sih gue bilangin nggak percaya" jawab Siren membela diri.
******
Di sela-sela berlarian kecil lagi-lagi suasana hanya terlihat mega mendung yang sedang menyambar aku dengan Elan. Kita sama gugup, malu, gerogi untuk mengawali pembicaraan satu dengan yang lain sehingga terjadilah sebuah keheningan semata di antara kami berdua.
"Kamu....." kata Elan dan Kiana lagi-lagi bersamaan dan sepertinya mereka di takdirkan Tuhan untuk selalu bersama.
"Eh kamu dulu" kata ku
"Eh, kamu dulu" jawab Elan pula.
"Tadikan sudah aku duluan gantian Kamu dulu yang berbicara " bantah ku.
"Hmm, gini besok kamu mau nggak gue jemput dan pergi ke sekolah bareng gue?" tanya Elan berusaha menawarkan hal tersebut kepada ku.
"Eh, memangnya nggak ngerepotin?" tanya ku balik.
"Nggak, lah kalau gue keberatan pasti nggak mau nawarin hal ini sama lo"jawab Elan sambil terkekeh.
"Hehehhe, kalau tidak meropatkan ya nggak papa aku mau" jawab ku sangat tersipu malu eaaaaaa.
Waktu terus berjalan begitupun aku dan Elan.
*****
"Kamu mau mampir ke rumah ku nggak??" tanya ku antusias setelah memasuki area kompleks.
"Hmm, gimana ya soalnya udah sore dan cuacanya juga gerah, badan gue juga bau" jawab Elan berusaha menolak dengan halus.
"Maaf ya kapan-kapan aja" sambung Elan lagi.
"Iya, nggak papa" jawab ku.
"Makasih."
"Buat?"
"Sudah mengantar kan aku sampai depan rumah."
"Ealah, santai saja Na gue cabut duluan ya."
"Oh, iya hati-hati." Jawab ku dan selanjutnya hanya di balas anggukan kecil oleh Elan.
"Udah, Panda sana masuk gih sebentar lagi mau dzuhur" jawab Elan sambil menyuruh ku masuk ke dalam rumah.
"Hidih panda? Kok bisa?" jawab ku.
"Udah, masuk ya my best friend" jawab Elan pula.
"Iya, daaa aku masuk dulu ya hati-hati sekali lagi." kata ku sambil berbalik arah dan membuka gerbang rumah dan aku segera masuk ke dalam rumah.
Setelah itu Elan pergi dari depan gerbang rumah ku.
"Ya tuhan makasih engkau telah mengembalikan kebahagian ku lagi dan aku sangat sangaaat saaaaannngggattt bahagia terimakasih sekali lagi" Batin ku merasa menjadi orang paling bahagia hari ini.
~oOo~
BAGAIMANA CERITANYA KOMENT DONG DAN JANGAN LUPA KALAU SUKA VOTE SURA YA 😊😊😊😊😊DAN UNTUK SAAT INI PENDING DULU SOALNYA MAU MENGHADAPI PTS DAN JANGAN LUPA BACA BAB BERIKUTNYA YA TERIMAKASIH LAGI DAN LAGI UNTUK KALIAN YANG SETIA MEMBACA 😊😊😊🙏🙏🙏🙏🙏🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
A INNOCENT GIRL
Romantizm#1 innocent in 16, Maret 2020. #1 pendam in 11 April 2020. #1 memendam 06 Desember 2021 # mungkin aku berbeda dengan gadis lainnya, hingga semua orang menganggap ku sebagai gadis aneh dan lugu karena cara berpenampilan ku yang aneh. tapi ada seseor...