Mencintai dalam diam dan
membiarkan hatinya lebam
hanya memilih bungkam dan
membiarkan rasanya terus bersemayammasih tersimpan bekas peluk
di biarkannya hingga membusuk
masih ada bekas kecup
yang di rasa belum cukup
Ketika dia pergi dengan hati yang tertutupmenunggu sama seperti di belenggu
untuk melangkahpun ragu-ragulalu apa ?
kau lupa ?
kau luka !
tinggalkan dan tanggalkan !hatimu dimana ?
aku lihat yang tertinggal hanya tangkai
sisanya busuk menjadi bangkaimasih bisa kau mencintai
dalam keadaan yang sudah lama mati ?kau harus bebas untuk bernapas
kau hanya kurang udara
dan banyak kehabisan darah
hatimu kering seperti ranting
yang mudah patah bila tertiup angincukup rapuh dan seisinya runtuh
cinta tak seluas jangkauan mata
kau harus melangkah untuk bisa kembali mencinta

KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak Sajak
PoesíaDi tiap-tiap jejak ku abadikan kau di tiap bait-bait sajak. Di tiap inci yang ku dera, di secarik kertas kau ku tera. Tentang luka perih menganga, kekecewaan yang melanda hingga remuk lebam menyelimuti dada. Seperti secangkir kopi yang ku seduh, pah...