Arkanya | 1

5.2K 218 1
                                    


[]

Arka: Mau di jemput?

Anyaa: Boleh

Arka: Ya udah, aku otw

Anyaa: Jangan ngebut, Ka

Arka: Tergantung

Anyaa: ...

Arka: Iya deh, ngambek mulu

Arka terkekeh kecil setelah menekan tombol send. Lelaki itu melompat dari atas kasur, lalu mengambil kunci di meja belajarnya sebelum menutup pintu kamar.

"Ma, Arka pergi dulu." Arka pamit ketika menemukan Lani di ruang tamu yang bersebelahan dengan ruang keluarga.

Arka mencium punggung tangan Lani, diikuti oleh pertanyaan Lani kepadanya, "Mau ke mana, Ka?"

"Mau jemput Anya." Arka menjawab seadanya, ia teringat sesuatu. "Mama gapapa? Arka tinggal dulu ...." Arka menaikkan alisnya.

"Sebenernya keberatan." Lani menyimpan lengannya di depan dada. Saat melihat Arka memberengut, wanita paruh baya itu terkekeh kecil.

"Maaa ...." Arka protes. "Kenapa, sih, kok ketawa?"

"Lucu aja, kemaren-kemaren Mama lihat masih main mobil-mobilan sekarang mau ketemu cewek." Lani menepuk bahu anaknya. "Arka inget, ya. Jangan mainin cewek."

Arka termenung sesaat sebelum akhirnya mengangguk tanpa ragu. Arka juga tidak peduli tentang apa yang akan terjadi nanti—tentang hubungannya dengan Anya.

Apa pun alasannya, Arka gak mungkin nyakitin dia, Ma.

Tanpa sadar, Arka sudah memeluk tubuh Lani secara spontan. Bahkan dirinya sendiri pun tidak tahu alasan apa yang mendasarinya untuk kemudian merengkuh tubuh Lani yang terasa kurus belakangan ini.

"Love you," kata cowok itu setelah menguraikan pelukannya.

[]

Arkanya [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang