Arkanya | 4

2.8K 140 0
                                    


[]

Arka sudah berseragam lengkap. Sebuah jaket berwarna senada dengan celana abu-abunya. Duduk di atas motor sambil menunggu balasan pesan dari Anya.

Arka: Nya, mau aku jemput?

Anya: Nggak usah, Ka. Aku berangkat sendiri aja

Arka: Lah, tumben?

Anya: Kamu berangkat sekarang aja, ini ada yang kelupaan

Arka: Apanya yang kelupaan?

Anya: Udah dulu ya, bye.

Kening Arka semakin berkerut. Untuk pertama kalinya Anya menolak dijemput sejak pertemanan mereka dua bulan lalu. Dengan gerakan cepat Arka menstarter motornya, lalu meluncur dengan kecepatan sedang.

[]

"Arka ... lo ngapain di parkiran kayak orang linglung?"

Arka dikejutkan oleh sebuah suara dari arah belakang tubuhnya.

"Lo dateng nggak kira-kira, ya? Dari belakang lagi," balas Arka. Tanpa menoleh pada Sion, matanya bahkan tidak lepas memperhatikan ke arah gerbang sekolah.

Sion cengar-cengir sambil menepuk bahu Arka pelan. "Ayolah, ke kelas."

Arka menggeleng sambil berujar, "Nanti aja."

Sion malah duduk di jok boncengan, ikut memperhatikan apa yang Arka tunggu tanpa memperdulikan ekspresi protes Arka lagi.

Beberapa menit berlalu dalam keheningan, sampai akhirnya Arka terperangah begitu matanya tidak sengaja menangkap sosok Anya dengan seorang cowok.

Anak sekolah lain dan Arka mengenal cowok itu.

Mereka mengobrol dengan akrab. Yang membuat mata Arka menajam adalah ketika Anya mengalihkan pandangan ke arah lain karena malu. Pipinya tampak memerah.

Vino lagi ngegombal atau apa?

Arka terpaku di atas motornya, tanpa mau beranjak. Sengaja berlama-lama sampai Anya berbalik dan mata mereka bertemu. Dengan langkah pelan, Arka menghampiri Anya saat Vino sudah melenggang dengan motornya.

Sementara Sion hanya bisa melongo, bingung melihat apa yang terjadi.

Walaupun jarak mereka lumayan jauh, Sion samar-samar dapat mendengar pembicaraan Arka.

"Gue nggak masalah lo mau dianterin sama siapa, gue cuma kurang suka caranya lo bohong."


[]

Arkanya [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang