painful 2

75.5K 1.9K 8
                                    

Suara jam waker berbunyi dari tadi tapi, tidak membangunkan sosok gadis yang tengah terlelap pulas diatas ranjangnya. Semalam dia tidak bisa tidur karena menagisi masa depannya yang tidak begitu adil

Sikitar jam 3 pagi,dia tertidur dengan mata sembap,suara ketukan pintu itupun juga tidak membuatnya bergeming dari posisinya

Ceklek

Suara pintu terbuka, Sosok wanita paruh baya yang masih terlihat segar dengan senyum lebarnya membuka pintu kamar putri bungsuhnya yang masih diposisi nyamannya"Sayang,bangun udah pagi"layla mengguncang pelan tubuh putrinya

Tak ada sahutan

"Cilla,bangun dong sayang"ujarnya lagi dengan nada suara lembut

Cilla menggeliat karena terusik dari tidur nyenyaknya,setelah membuka mata,gadis itu menatap mamanya dengan sayu

"Cilla,Mata kamu kenapa?"tanya layla terkejut, saat melihat mata putrinya yang begitu bengkak,wanita itu mengelus sayang kepala Cilla

"Nggak apa-apa kok ma"jawabnya serak khas suara baru bangun tidur. Dia tidak ingin terlihat mengenaskan di hadapan mamanya

"Yaudah,kamu mandi gih,terus sarapan kamu kan mau ke universitas,dan pulang jangan kesorean"ujar Layla mengelus puncak kepala putrinya sayang

"Emang kenapa ma?"tanya Cilla mengerutkan dahi kebingungan,biasanya juga dia pulang sore. Entah mamanya ini membuatnya curiga

"Nanti malam calon suami kamu akan datang,mama udah siapin dress untuk putri mama"ujarnya semangat. Wanita itu tersenyum lebar

"Oh"Ciilla hanya ber'o' panjang,pantas mamanya bertanya seperti itu. Hah! Dia hanya dapat mengela napas berat,seberat bebannya yang telah dia terima

"Mandi gih"Layla tahu bahwa putrinya tidak suka mendengar ucapannya barusan

Cilla beranjak dari kasurnya dan bangkit,memasuki kekamar mandi

* * *

Sejak beberapa jam ini, pria itu menghela napas gusarnya,ibunya selalu protektif atas perjodohan konyol ini

Pria berusia 23 tahun itu menatap tumpukan kertas-kertas berguna itu. Dan entah mengapa,kertar itu membutnya sangat muak. pikirannya kacau, Pria itu menyandarkan tubuhnya di kursi kebesarnya sambil memejamkan matanya sejenak. Untuk hari ini,terasa melelahkan hati dan perasaannya

Pintu berat itu terbuka,muncul sosok wanita cantik nan seksi itu masuk tanpa mengetuk pintu tersebut"Sayang,kamu kenapa sih?aku telepon kamu nggak di angkat"ujar wanita itu kesal,sembari berjalan kearahnya

Dareen membuka mata saat mendengar suara manja nan menjijikan itu. Entah kenapa,suara itu terdengar mengerikan di telinganya"Kenapa?"tanya Dareen,tanpa berniat menyawab pertanyaan dari wanita itu

"Harusnya aku yang tanya,kamu kenapa?sudah dua hari ini kamu nggak angkat telepon dari aku?"tuturnya yang masih dengan suara manjanya

"Aku sibuk"sahut Dareen singkat

Gadis itu tanpa permisi, duduk di pangkuan Dareen dan mengalungkan tangannya dileher pria itu,sedetik kemudian gadis itu mencium pipi dareen dan dibalas oleh pria tersebut

"ada apa?"tanya Dareen

"Aku merindukanmu"jawabnya manja,lalu mencium benda kenyal diwajah pria itu

Namun dareen menghindar"ini kantor lia"ujar Dareen tegas

"Maaf..."ujar wanita itu menunduk,tidak biasanya kekasihnya itu menolak ciumannya

"Sudalah,kita pergi saja,aku lapar"

Gadis bernama Maria Talia Gani mengangguk mengiyakan

* * *

"aku nggak nyangka kita sekampus Cia"gadis cantik berwajah manis itu berujar semangat

"Iya,aku juga nggak nyangka,kamu fakultas apa?"tanya Cilla pada gadis itu

"Aku fakultas kedokteran,kamu Cia?"tanyanya balik kepada sahabatnya

"Sama,aku juga kedokteran"Sahutnya, sambil menyesap jus jeruknya di tangan mungilnya

"Benarkah?kok kita sama yah"jari jemarinya mengetuk-ngetuk dahinya, gadis itu pura-pura berpikir dengan tampang konyolnya

"Nggak usah lebay deh"Cilla memutar matanya mlas

"Hehehe"kekehnya Naila

"Em,Cia aku duluan yah,soalnya suami aku udah nunggu"pamitnya saat sudah melihat mobil sedan hitam terparkir di halaman kampus

"Iya,sana gih"

"Kamu tidak apa-apakan kalo aku tinggal"ujar Naila khawatir

"Iya,Naila Lantuni Wijaya,anaknya pak Johnas dan mama Maura"ujarnya sembari terkekeh geli

"Udah nyebutnya?oke aku ngambek"ujar Naila kesal

"Gitu aja ngambek neng"balasnya tidak memperdulikan Naila dan meninggalkan gadis itu

"Kok,aku sih yang ditinggal,kan aku yang pamit"gumamnya seperti orang bodoh

* * *

Dress berwarna merah jambu bermotif bunga,melekat pada tubuh kecilnya yang terlihat sangat pas. Tidak kurang dan tidak berlebihan,rambutnya di cepol satu membuat anak rambut menjutai wajahnya,dan tentunya dengan make up natural "perfect"gumamnya

"Nona Cilla,kalu sudah siap segera turun katanya tamunya udah datang"ujar bibi nurmi setelah mengetuk pintu terlebih dahulu,dia memberitahu kepada Cilla apa yang telah dibperintahkan oleh nyonya Landito

"Iya,bibi turun duluan aja"Cilla menatap pantulan dirinya sesaat dicermin besar yang berada dikamarnya. Dia akan masuk kedalam hidup seseorang yang tidak dia ketahui,dan dia akan menjalani sebuah ikatan yang tidak pernah terbayang oleh pikirannya. Ingin rasanya dia berlari dan menghilang, hingga tidak satu orangpun menemukannya. Ini hidupnya,tapi mengapa bukan dia yang menentukan!

* * *

"La,putrimu mana yah?kok lama banget"tanya Madie tidak sabaran

"Sabar mahl,bentaran juga turun kok,namanya juga perempuan kalo dandannya lama"Dimas mencoba memberi pengertian pada istrinya

Sedangkan Dareen,hanya diam seperti patung manekin yang duduk tanpa bernyawa

"Bi!"teriak Layla memanggil nurmi,Asisten rumah tangganya

"Iya,nyonya?"tanya nurmi membungkuk

"Tolong panggilkan cilla,kalo udah siap suruh dia turun cepat"ujar layla

Nurmi mengangguk

Selang beberapa menit nurmi terun namun gadis yang dipanggil tidak kunjung turun. Layla menghela napas,dia tahu putrinya sungguh berat menerima perjodohan ini

"Cilla mana bi?"tanya Burhan, pasalnya sudah sejam lebih,putrinya tidak kunjung muncuk

"Biar mama yang panggilin"ujar Layla mengalah. Namun,Sebelum wanita itu melangkah terdengar suara ketukan sepatu,otomatis mereka semua yang berada di ruangan itu menoleh keasal suara ketukan tersebut

Mereka tersenyum, kecuali sosok pria yang dari tadi diam melamun,suara Madie tidak membuat dia menoleh, dia terlalu malas dengan situasi seperti ini

"Wah,kamu cantik sekali sayang"puji Madie,dan membuat Cilla menatap wanita itu dengan senyum kecil

"Makasih tante"ujar cilla

"Jangan panggil tente,panggil mama saja sayang kan bentar lagi kamu akan jadi menantu mama,iyakan pa?"ujarnya sambil memberi dukungan kepada suaminya

Dimas mengangguk

"Kita mulai saja acaranya"intruksi Dimas membuat suasana hening seketika"Kami dari keluarga Wiranata,dengan maksud kedatangan kami di kediaman pak Landito bermaksud melamar putri anda Pricilla Lauren Landito"Dimas berhenti sejenak dan menarik napas dalam-dalam

"Nak,Cilla apakah kau meneriama lamaran kami?"tanya Dimas,semua orang yang berada di ruang tamu itu menatap gadis itu berharap, kecuali Dareen menatap Cilla datar tanpa ekspresi

Tbc

CILLA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang