Keesokan harinya Cilla menjalani dengan tenang tanpa adanya mereka. Gadis itu mengerutkana dahinya merasa asing dengan rungan itu,setelah dia mengingat-ingat, dia menghela napasnya ternyata dia berada di kamar hotel milik Mario
Entah mengapa perutnya mendadak seperti di aduk-aduk. Rasa mual itu datang,segera mungkin dia berlari ke kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya. Namun hanya air yang keluar,terasa kakinya begitu lemas dan kepalanyapun terasa pening. Dengan rasa lemas, dia berjalan menuju ranjang kemudian membaringkan dan mengistrahatkan tubuhnya
Cilla menatap kosong langit-langit kamar. Tidak ada semangat untuk melakukan hal-hal lain
Pintu itu terbuka tanpa di ketuk,muncul sosok pria tampan. Mario melangkah mendekati gadis yang berbaring di atas ranjang. Pria itu menduduki pantatnya ditepi ranjang tersebut"kamu lapar?"tanyanya
Gadis itu mengangguk
"Kita sarapan diluar,yuk"ajak Mario,dengan lembut pria itu berujar
"Benarkah?"tanya Cilla memastikan,bahkan matanya berbinar. Pria itu tersenyum lembut,dia merasa telah tergugah oleh rasa nyaman yang begitu dalam. Bahkan melihat mata berbinar itu,tersirat hasrat ingin melindungi gadis itu dengan sisa hidupnya. Jika saja dia yang telah di nikahi gadis itu,mungkin dialah pria yang paling bahagia sejagat raya ini,mungkin dia akan mengumumkan pada dunia,bahwa gadis itu miliknya. Dan akan seperti itu
*
Pantai kuta jatuh pada pilihan mereka,walau sempat berdebat,namun Mario tetap mengalah oleh muka memalas milik gadis itu,dan entah mengapa dia tidak bisa menolaknya
Fajar astronomi,pantai ini telah ramai,sehingga mereka sulit untuk mencari tempat makan atau warung yang tidak ramai. Dengan perasaan tidak bersemangat,akhirnya mereka mendapat warung makan sate sapi panggang!
"Cilla,kalau makan jangan kek anak kecil,belepotan begini tahu nggak"omel Mario jengkel menatap gadis dihadapannya. Namun begitu,dia tetap menikmati kebersaan mereka,entah sampai kapan hal ini akan terjadi padanya. Senyum,tawa,binar,dan bahkan kelakuan lucu gadis itu telah membuatnya sebagai pria beruntung
Andai aku yang telah kau nikahi Cilla
"Kak,satenya enak banget,sumpah"ujar Cilla, tidak mengindahkan omelan pria itu,dia begitu menikmati makanan yang entah mengapa terasa lezat di perutnya
"Iya,kakak tahu,tapi makannya yang benar dong,malu di liatin orang"tangan Mario terulur untuk membersihkan bibir gadis itu
"Kakak,bawel banget sih"Cilla tidak ingin merusak moment mereka,dia bahkan membiarkan tangan kekar itu menyentuh bibirnya. Untuk sejenak biarlah seperti ini,biarlah duka itu menghilang dan dia berharap tak akan kembali lagi padanya,menyakitinya,dan mungkin bisa membunuhnya
"Yaudah deh,kakak ngalah,orang utan mah,nggak pernah makan"sinis Mario,pria itu berpura-pura tidak ingin melihat ke arah gadis itu
"Kakak,ngatain aku?"Cilla menatap Mario tajam"aku kan cantik,masa disamain orang utan"ujarnya tidak terima atas ejekan pria tersebut
"Eh,pede gila"kekeh pria itu,senyum yang begitu indah. Hingga dia tebawa olehnya
"Kakak aku ngambek"bibirnya maju beberapa senti
"Hahaha ngambek kok bilang"ujar mario tertawa,hingga menyipitkan matanya
Entah perasaan atau hanya dugaan, Cilla merasa ada yang menatapnya tajam hingga membuat bulu kuduknya meremang. Dia berbalik, tapi tidak ada orang yang mencurigakan. Pasalnya banyak orang yang berada di tempat itu
"Habis makan kita kemana?"tanya Mario menatap gadis itu
"Emm.....gimana kalo kita ke pu-ma? Soalnya aku pengen liat-liat benda sejarah dibali"bujuk Cilla memelas,gadis itu melebarkan senyumnya dengan alis naik-turun