Hari begitu cepat berlalu,dan hari ini tepat hari begitu bersejarah dan membahagiakan
"Wah,anak mama sangat cantik"puji Layla memandang putrinya melalui kaca rias
"Mama bisa aja,mama lebih cantik kok"Cilla tidak ingin kalah memuji mamanya,dia harus terlihat baik-baik saja didepan wanita itu
"Mama nggak nyangka,rasanya baru kemarin ngelahirin kamu,eh tau-taunya hari ini udah mau milik orang"ujar Layla menahan tangisnya. Wanita itu sedikit terpukul saat melihat mata gadis itu,wanita itu juga tahu bahwa perasaan tidak kuatnya sedang ditahannya
"Udah yah ma,mama nggak usah sedih. Aku akan sering-sering kunjungi mama kok,yang penting doa mama selalu menyertaiku"Cilla bangki berdiri dan berbalik memeluk mamanya
"Udah,nangisnya nanti make up kamu luntur loh,nanti nggak cantik terus Dareen ngejekin kamu"ujar layla menggoda putrinya
"Mama apaan sih"Cilla menutup mukanya. Dia akan menahan egonya demi melihat wanita disayanginya tersenyum
"Sudah siap?"sebuah suara berat dari arah pintu menghampiri mereka
"Sudah pa"sahut Layla,namun tidak dengan Cilla,gadis itu hanya menatap ayahnya
"sayang selamat yah,kamu udah mau jadi istri,doa papa akan selalu menyertaimu semoga kamu bahagia"ujar Burhan sambil tersenyum menenangkan. Seakan senyum itu dapat menguatkan putrinya dari kenyataan ini
"Iya pa"
"Yaudah aku ke bawah dulu,lima menit lagi acaranya akan mulai"pamit Layla dan berjalan keluar kamar
"Gimana La,Cillanya mana?"tanya Madie setelah melihat calon besannha turun dari tangga
Acara pernikahan diadakan di kediaman Landito,karena atas permintaan Cilla sendiri. Gadis itu tahu bahwa bukan hanya dirinya yang tidak menginginkan perjodohan konyol ini,tapi pria itu juga. Mereka telah terjebak kenyataan yang tidak bisa mereka hindari
"Bentar lagi turun kok"jawabnya"nah,itu dia"seru Layla saat melihat putrinya sedang menuruni anak tangga dengan anggun yang digandeng oleh Burhan, mereka berjalan bak dewi dan dewa dengan wajah yang begitu memukau
Semua tamu tercengang,malihat malaikat sedang menuruni tangga bahkan Dareen pun ikut tercengang. Namun sedetik kemudian dia mendatarkan ekspersinya lagi. Pria itu tidak ingin memuji gadis yang tidak dicintainya
Burhan menyerahkan tangan Cilla yang disambut oleh tangan besar itu,Dareen. Pria paruh baya itu terlihat mengatakan sesuatu kepada Dareen,yang di jawab oleh anggukan kecil
Di altar terlihat pendeta sudah menunggu mempelai pria dan wanita,pak pendeta tersebut menyebut sumpah dan perjanjian suci yang sakral didepan Mikrofon agar para tamu undangan dapat mendengarnya dengan jelas
Setelah menyebutkan janji suci oleh dua pihak,pak pendeta menginstruksi mereka memasang cincin di jari manis mereka
"Silahkan mencium istri anda"instuksi pendeta itu kepada kedua sejoli dihadapannya
Deg
Detak jantung Cilla berpacu di batas normal,wajahnya memerah. Bukan hal lazim bila dia sering dicium namun ini keadaannya sangat berbeda. Dengan helaan nafas dia merilekskan diri agar Dareen tidak mendengar degupan jantungnya
Dengan ragu Dareen mendekatkan wajahnya ke wajah gadis itu,refleks Cilla memejamkan matanya. Namun tidak kunjung juga Dareen memciumnya. lantas gadis itu membuka matanya,mata coklat tajam tersebut menatapnya dengan tatapan yang sulit dia artikan
Kau terlalu berharap cia,dia tidak akan sudi menciummu. Cilla tersenyum simpul. Dia bahkan sudah mengharapkan sesuatu yang tidak akan terjadi padanya,bahkan dia sudah terlihat memuji pria itu. Tapi apa salahnya mengharapkan sebuah kecupan dari seorang pria yang kini sudah resmi menjadi suaminya? Apakah itu adalah suatu dosa?