painful 3

59.3K 1.6K 10
                                    

"Nak cilla,apakah kau menerima lamaran kami?"tanya Dimas,semua orang yang berada di ruang tamu tersebut menatap cilla berharap, kecuali dareen menatap cilla datar tanpa eksptesi

Yang ditanya hanya melamun entah apa yang ada di pikirannya,Dareen mengerutkan dahinya kebingungan

"Sayang"Layla berucap lembut pada anak bungsuhnya

Gadis itu tersadar dari lamunanya"kenapa ma?"tanya Cilla polos

Dareen berdecak kesal atas kelemotan dan kepolosan gadis itu"menyusahkan"gumamnya,Namun Cilla masih dapat mendengarnya

"Nak Cilla,apakah kau menerima lamaran kami?"tanya Dimas sekali lagi,gadis itu menghela napas lalu mengangguk. Untuk apa dia menentang perjodohan ini? Itu tidak ada gunanya lagi

Kedua orang tuanya dan orang tua pria itu tersenyum bahagia tidak lupa mengucapkan kata syukur

Setetes air mata jatuh di pelupuk matanya,dengan cepat dia menghapusnya. Dia tidak ingin merusak moment ini,namun kalah cepat dareen melihat air mata itu. Mengapa dia menangis?apakah gadis ini terpaksa menerimanya?.batin Dareen bertanya-tanya

Setelah acara tukar cincin,dan hari pernikahan ditentukan dua minggu lagi. Mereka semua berjalan menuju meja makan yang sudah di penuhi bermacam makanan. Sebenarnya, Cilla tidak tahan situasi ini, dia ingin kekamarnya namun dia mengingat ada tamu. Dareen sedari tadi menatap gadis di hadapannya yang diam tidak banyak bicara,harusnya dia senang bisa menikah dengannya. Namun,gadis ini berbeda

"Kami pamit pulang dulu,sampai jumpa"ujar Dimas sembari berpamit kepada keluarga Landito,setelah acara lamaran dan makan malam

"Iya,see you again bro"ujar Burhan menjabat tangan Dimas dan istrinya,serta Dareen

* * *

Sejak kepulangan keluarga wiranata beberapa menit lalu,Cilla segera naik kekamarnya. Kedua orang tuanya menatap punggung putrinya yang makin menjauh dari hadapan mereka

"Sudalah ma,makin lama dia akan menerimanya juga"Burhan mencoba menenangkan istrinya

"Tapi pa,mama kasihan dia putri kita pa"ujar Layla tidak tega melihat wajah anaknya tadi penuh kepasraan

"Tenanglah ma,ini sudah jalannya"ujar Burhan lagi

Layla mengangguk. Lantas mereka memasuki kamar mereka yang berada di lantai bawah

Malam makin larut,cuaca malam juga terasa dingin,seperti hatinya yang sedang dingin. Ia terus bolak balik menurunkan suhu AC yang berada di kamarnya

Tak bisa memejamkan mata, sesekali dia mengeluarkan air mata lalu menghapusnya lagi. Dia terus membolak balik tubuhnya kesana kemari, namun dia belum juga terlelap. Cilla memikirkan cara agar dia bisa tidur nyenyak,seketika matanya berbinar dan mengambil MP3 di laci meja belajarnya,lalu menyalakannya dengan volume sedang,Let me love you_justin bieber

Setengah jam kemudian matanya sangat berat untuk tetap terbuka,lalu tanpa sadar gadis itu terlelap. Semoga besok pagi susana kembali seperti semula. Itu adalah doa tidurnya

* * *

"Arkhh,sekali saja ma,ikuti kemauan aku. Aku ingin pesta pernikahan ku nanti hanya sederhana"ujar dareen frustasi,bagaimana tidak frustasi, dia yang ingin menikah, tapi mamanya yang repot ini,repot itu,membuat kepalanya ingin pecah saja

"No no son,mama akan tetap membuat pernikahan kamu itu diadakan pesta besar-besaran. Mama nggak terima penolakan"tukas Madie tidak terbantahkan

"Ma,aku mohon kali ini saja"Dareen tetap membujuk mamanya, agar pernikahannya digelar sederhana

"Udalah ma,turuti saja"Dimas yang dari tadi diam angkat bicara

"Oke,fine"ujar Madie kesal dan berlalu meninggalkan mereka

Dimas menghela napas berat mengatasi kekanakan istrinya,wanita beranak satu itu sangat mudah merasa kesal

"Pa,aku kekamar dulu"ujar Dareen berpamitan,setelah melihat anggukan dari papanya

"Anak dan mamanya sama saja,keras kepala"gumam Dimas jengkel

* * *

Seperti pagi biasanya,gadis itu tidak bangun jika tidak di bangunkan oleh mamanya. Jam kuliah Cilla pagi,maka dengan jurus 1000 bayangan dia meluncur ke kamar mandi menuntaskan hajadnya terlebih dahulu dan melakukan ritual mandinya

Setelah siap tentunya rapi tidak lupa dengan kebiasaannya, menatap pantulannya dari cermin selama 3 menit"aku baru tahu,sepertinya aku cantik juga"gumamnya memuji dirinya sembari tersenyum

Setelah melihat pantulan dirinya dari cermin,gadis itu segera keluar dari kamar dan menemui kedua orang tuanya yang berada di meja makan

"Pagi ma,pa"sapanya kepada Layla dan Burhan

"Pagi sweety"sahut mereka bersamaan

"Kamu kuliah pagi kan?"tanya Layla sambil menyiapkan makan untuk suaminya

Cilla mengangguk mengiyakan"iya ma"

"Pulang jam berapa?"tanya Layla lagi

Cilla berpikir sejenak"nggak tahu ma,aku ada latihan praktik hari ini. Jadi nggak tahu deh pulang jam berapa,emang kenapa mah?"ujarnya sembari bertanya

"Oh,nggak apa-apa,tapi kalo pulang nanti hubungi mama yah"ujar Layla membuat Cilla bertambah bingung,namun tak urung juga dia mengangguk

"Pa,ma aku berangkat dulu,keburu telat"pamit Cilla dan di angguki oleh keduanya

"Iya,hati hati sayang"sahut Layla

* * *

"Pa,ma aku berangkat dulu"Dareen segera berpamitan kepada kedua orang tuanya, sebelum mamanya mengoceh tambah lebar lagi

Sebelum sarapan, mereka, ralat Madie dan Dareen sempat berdebat masalah pernikahan Dareen dan cilla,beruntung Dimas cepat melerai mereka hingga mereka menuntaskan sarapan pagi mereka

Dareen keluar dari mobil sedan mahalnya,banyak yang menyapa dia saat berada di loby maupun di dalam lift,banyak tatapan kagum oleh para karyawan khususnya kaum hawa. Tetapi, dia tidak memperdulikannya

"Pagi pak"sekretarisnya menyambut Dareen hangat

Dareen mengangguk menanggapi"ada jadwal apa saya hari ini?"tanyanya kepada sava

"Bapak ada jadwal meeting dengan Dallas Campany,jam 10 pagi sebelum makan siang"sahut gadis itu mengejelaskan

Dareen mengangguk lagi"bisa kah,kau membuatkan aku kopi manis? tapi,jangan kurang dan lebih"ujar Dareen lalu meninggalkan Sava yang melongo

"Aku nggak tahu takarannya pak,kalo hatiku mah tahu takarannya"gumam Sava mendengus kesal

Tbc

Semoga kalian suka guys,aku nggak tau cara menyusun kata yang menarik ,maklumlah pengalaman pertama,kalo cerpen mah gampang lah ini butuh pikiran encer

CILLA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang