Setelah menyusui bayinya, Naila sudah dipindahkan ke ruang rawat inap. Fareen membuka pintu ruangan itu menatap istrinya sambil tersenyum dengan menyipitkan matanya
"Aku bawain kamu buah,pesanan kamu"Gareen menaruh sebuah kantung kresek diatas nakas
"Kupasin tapi"rengek Naila merajuk ke arah sang suami
"Ih,siapa sih yang ngajarin,ngerajuk gitu"ujar Fareen terkekeh geli
"Ihhh,nyebelin baget sihhhhh"ujar Naila kesal,dia membuang pandangannya dari sang suami
Fareen mengambil pisau lalu mengupas buah apel itu"kenapa natap aku kekgitu?"tanya Fareen mengerutkan dahinya kebingungan
"Kamu ganteng,kalo lagi serius gitu"senyum gadis yang kini telah menjadi wanita itu begitu lebar,nyaris matanya menyipit
"Kemana aja kamu?baru tahu kalo suami kamu ini ganteng"ujar Fareen bangga sembari menaik-turunkan alisnya
"Iyain aja"Naila memutar bola matanya jengkel
"Far?"
"Hm,ada apa?"
"Aku,kangen Cilla,dia lagi ngapain yah?"ujar Naila lirih
"Kita doain yang terbaik untuk Cilla,semoga dia bahagia disana"sahut Fareen merangkul pundak istrinya sambil menyuapi buah apel yang telah dia kupas"Sebenarnya aku sempat kecewa sama Dareen,dia lebih memilih kekasihnya yang nggak jelas itu,daripada Cilla yang jelas-jelas dia istrinya"lanjutnya dan masih menyuapi potongan buah itu kemulut Naila
Naila mendongak menatap suaminya, lalu meluruskan lagi tatapannya menatap tembok putih itu"aku merasa iba pada yang menimpa Cilla,dia dijodohkan keorang yang tidak punya hati,lalu dia harus pergi dengan sakit yang tidak kasat mata...hiks.."ujar Naila terisak kecil
"Udah yah,yang terpenting dia sudah tenang"pria itu mencoba menenangkan istrinya
Naila mengangguk
Suara pintu terbuka, membuat mereka menoleh pada sosok pria tegap dan tampan berkulit sawo matang. Pria itu berjalan mendekati kedua orang yang masih bengong menatapnya
"Maaf,aku tidak mengetuk pintunya"ujarnya datar tanpa rasa bersalah
"I-iya,kalo boleh tahu anda cari siapa kesini?"tanya Fareen sambil menetralkan kecanggungan
"Bisa saya duduk dulu?"tanyanya yang masih datar
"Oh,boleh silahkan"sahut Fareen, mempersilahkan pria itu untuk duduk di sebuah sofa yang berada di sudut ruangan
"Saya kesini untuk memberikan sesuatu ke istri anda,benar nama istri anda nona Naila?"tanya pria itu lagi
"Iya benar,tapi anda siapa yah?"Fareen masih bersikap sopan,tetapi dalam hatinya ada rasa tidak nyaman. Pria itu tiba-tiba datang,tanpa mengetuk pintu dan menanyakan istrinya? Oh tidak!Fareen benar-benar tidak ingin diam
"Ah,maaf saya lupa,perkenalkan saya Aldino Mettaw"ujarnya memperkenalkan diri
"Oh maygod,maaf kan saya Mr. Mettaw"ujar Fareen tidak enak,dia sudah berprasangka buruk oleh pria itu
"Tidak apa apa,ohya tujuan saya kesini ingin memberikan surat kepada istri anda"ujar Dino sambil mengeluarkan amplop dari saku jasnya
"Dari siapa Mr?"tanya Naila yang sedari tadi hanya diam menatap dua pria dewasa didepannya
"Saya tidak bisa membertahukan namanya,karena dia tidak ingin ada yang tahu keberadaannya"sahut Dino tersenyum tipis
"Tapi kok suratnya kenapa diberi sama aku?"tanya Naila yang masih belum mengerti arah tujuan Aldino Mettaw itu,sosok pria misterius yang telah datang tiba-tiba padanya. Hingga memberinya sebua surat dari orang misterius pula? Astaga dia tidak bisa berpikir sekarang!