Dear Us | 2

3.4K 229 33
                                    

Sebuah novel yang kini berada di tagan indah Deandra, menjadi teman gadis itu untuk menghabiskan malam minggunya di rumah. Ia terlalu malas untuk keluar, padahal Ana dan Zaskyn mengajaknya ke cafe milik Kaka Zaskyn, hanya saja ia terlalu malas untuk beranjak dari tempat ternyamannya saat ini. Bahkan ketika mamanya mengatakan akan keluar kota malam ini, ia tidak merengek minta ikut atau sejenisnya entalah ia benar-benar malas keluar dari rumah.

"Bosan banget," monolog Deandra sembari menutup novel yang tengah ia baca, lalu dihempaskan tubuhnya kesandaran ayunan menatap bintang dan bulan yang tengah melakukan tugasnya.

Helaan nafas keluar dari bibir ranum gadis itu, ia benar-benar merasakan bosan yang luar biasa, biasanya jika malam minggu seperti ini, ia habiskan bersama dengan Arka bermain PS di rumah lelaki itu ataupun pergi untuk menonton film, tapi malam ini? Tak usah ditanyakan lagi.

Kruk~

Suara perut Dea membuat gadis itu segera beranjak menuju lantai satu dimana dapur berada, perutnya mulai meminta untuk diberi asupan, mengingat seharian ia belum menyentuh makanan berat, hanya snack saja yang mengisi perut munglinya itu.

"Masa sih?"

Samar-samar Deandra mendengar suara seorang perempuan di lantai satu dan itu berhasil membuat tubuhnya menegang ketakutan, tidak ada siapa-siapa di rumahnya selain dirinya sendiri dan tiba-tiba ada suara lain? Rumahnya tidak begitu angker, tapi sayangnya Deandra merupakan orang yang penakut.

"Kalau tahu gini, mending ikut Ana sama Zaskyn aja tadi," gumam Dea, namun dengan keberanian yang di dapatnya entah dari mana, ia masih melangkahkan kakinya itu menuju lantai satu dimana sumber suara itu berasal, menuruni satu persatu anak tangga dengan perasaan was-was.

"Ihh Arka mah gitu"

Deg~

'Hhh' refleks Deandra menghela nafasnya lega saat matanya menangkap sosok Hana dan Arka yang tengah menonton diruang TV. Setidaknya ia tahu jika suara itu adalah milik Hana bukan makhluk tak kasat mata.

"Sialan, hampir aja gue jantungan gara-gara kalian berdua," umpat Deandra membuat atensi Arka dan Hana teralihkan padanya.

"Astaga De, pakaian lo gak ada yang lebih wow lagi gitu?" ucap Hana sarkas membuat Deandra, menaikkan satu alisnya tanda ia heran dengan maksud gadis itu.

"Udah beribu-ribu kali gue ingatin, kalau lo sendirian di rumah please, jangan makai baju yang bisa ngundang nafsu birahi, de"

Deandra melihat penampilannya, astaga ia baru menyadari jika ia hanya mengenakan baju tidur sebatas pusat dengan tali spageti dan celana tidur pendek sebatas pangkal paha.

"Sorry gue lupa," setelah berucap Deandra berlalri naik kembali ke lantai dua untuk mengganti pakaiannya. Ia tak mau mendapatkan omelan Arka di malam yang membosankan ini.

"Dea makin hari makin lemot aja yah? Atau emang selama gue gak ada dia gitu lemotnya?" timpal Hana yang melihat sikap Dea yang lambat loading.

Menggeleng, "Gue aja heran sama tuh anak"

"Perhatian banget sih"

"Harus diakan sahabat gue"

"Sahabat atau sahabat?" Goda Hana dengan senyum jahilnya, sesekali ia mencubit perut Arka membuat lelaki itu hanya melihatnya dengan tatapan kesal yang dibuat-buat.

"Apaan sih Han"

"Cewek itu, Dea kan?"

Arka menatap Hana datar, ia tidak suka jika membahas perihal cinta apalagi sampai membawa-bawa nama Deandra di dalamnya.

Dear Us [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang