Dear Us| 14

2.2K 179 17
                                    

Song : Sam Smith-Too Good At Goodbyes (Cover by Boyce Avenue)

Ps : mungkin lagu sama ceritanya gak nyambung, tapi entahlah author lagi senang sama lagu ini😍.

🍂🍂

Zaskyn POV

"Kyn, kamu gak keluar sayang? Ini malam minggu loh?" tanya mama dengan nada yang semua orang juga tahu itu nada mengejek. Terlihat dari Kak Zeno dan papa yang tertawa.

"Malas, entar hujan lagi," ucapku yah menurut prediksiku sebentar lagi akan hujan. Dan aku benci itu.

"Malas atau gak punya gebetan?" kali ini papa yang mulai menggodaku, ayolah sepasang suami istri ini, ada-ada saja. Bagaimana bisa mereka mengejek putra mereka sendiri?.

"Whatever, jangan buli aku terus, noh Kak Zeno aja malmingnya di rumah, kenapa hanya aku yang dinistakan di sini?" ucapku kesal sembari memainkan jari-jariku di atas touch screen ponselku.

Suara kekehan terdengar dari mulut mama, papa, dan Kak Zeno. Sumpah melihat mereka yang membuliku di malam minggu terkutuk ini membuatku ingin menelan mereka hidup-hidup. Salahnya aku dimana coba? Hanya karena tak keluar saat malam minggu aku harus rela menjadi korban perudnungan di dalam lingkup keluarga ku sendiri? Nahas sekali hidupku ini.

Kulihat kak Zeno masih dengan tawa yang keluar dari mulutnya itu menyeka air matanya. Ingin sekali aku menonjok wajahnya, jika saja bel rumah tak berbunyi.

"Kyn, buka sana," suruh Kak Zeno membuatku ingin sekali menenggalamkannya di kutub utara.

Dengan perasaan kesal kulangkahkan kakiku menuju pintu utama, dimana suara bel terus saja berbunyi. Saat berhasil menggapai knop pintu dan membukanya lebar mataku membulat melihat siapa yang berdiri di depanku saat ini.

"Zaskyn," ucapnya lalu ambruk ke dalam pelukanku.

Sial, siapa yang membuatnya menangis seperti ini? Kurasakan tubuhnya bergetar hebat, isakannya pun mulai terdengar dan itu membuatku marah. Marah pada hal yang membuat gadisku ini menagis, oh tak apakan aku mengkalimnya sebagai gadisku? Yah walaupun sepihak aku mengklaimnya seperti itu.

"Loh? kenapa? Lo kok nangis sih?" tanyaku sembari memegang kedua bahu Ana menatap wajahnya khawatir.

Sial, aku bersumpah akan memukul lelaki itu jika penyebab Ana menangis adalah seorang pria aku bersumpah dengan segenap hatiku. Ia hanya menggeleng dengan mata yang sembab, tak memperdulikan pertanyaanku ia kembali memelukku. Kali ini lebih erat, membuatku tak tenang.

Sebenarnya apa yang membuat gadis yang begitu aku cintai menangis seperti ini? Untuk saat ini aku meminta kepada sang pencipta untuk memberiku sebuah anugrah di mana aku bisa membaca fikiran seseorang.

"Gue butuh lo kyn, please jangan ninggalin gue saat ini," ucapnya disela-sela isakan yang ia perdengarkan.

Tidak, aku tidak akan meninggalkanmu tidak sebelum kamu yang meminta ku untuk pergi. Kupeluk tubuh mungilnya itu,bajuku basah akibat air matanya, tapi aku tak perduli yang ada di kepalaku saat ini hanyalah memberikan kenyamanan dan menyalurkan semangat pada gadis didalam dekapanku ini.

Setelah kurasa ia mulai sedikit tenang, ku jauhkan sedikit tubuhnya dan menatap tepat kearah iris coklat indahnya itu, iris yang selalu membuatku kehilangan fokus jika menatapnya.

"Maaf, udah buat baju lo basah," ucapnya sembari menghapus bekar ais mata di pipinya.

Cantik.

"It's okay, tapi lo utang penjelasan ke gue," dengan senyum manis aku berucap membuatnya mengangguk dan tersenyum. Yah, teruslah tersenyum agar aku juga merasa tenang dan tau jika kau baik-baik saja. Walaupun aku tahu ada sesuatu yang terjadi, hingga membuatmu menangis seperti ini.

Dear Us [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang