Dear Us| 16

2.2K 163 23
                                    

Song: 5 Second Of Summer-Amnesia

🍂🍂

Arka menghela nafasnya frustasi sebelum menepikan mobil, tepat ketika ia menghentikan mobil saat itu juga Hana keluar. Ia tak peduli hujan yang kini tengah mengguyur kota, yang ada di dalam fikirannya saat ini hanyalah pergi, pergi dari hadapan Arka.

"Han!" panggil Arka sembari mengejar langkah Hana yang berjalan dengan cepat.

"Hanareum!" teriak Arka mencoba untuk mengalahkan suara derasnya hujan. Namun sayang Hana menulikan telingannya saat ini.

Arka menghela nafasnya sembari mengacak rambutnya frustasi, dengan segera ia berlari mengejar Hana. Ia merasa seperti seorang bajingan sekarang, karena lagi membuat seorang gadis menangis. Ingin sekali Arka mengubur dirinya sendiri karena kebodohan dan kecerobohannya itu.

"Hanareum Pricilia Widjaya!" sekali lagi Arka memanggil Hana, kali ini usahanya berhasil. Hana menghentikkan langkahnya tanpa berbalik kearahnya.

"Lo kenapa sih? Kenapa lo buat semuanya jadi rumit han?" ucap Arka yang sudah berdiri lima langkah di belakang Hana.

Tak ada suara yang keluar dari bibir ranum Hana, hanya sebuah cairan bening yang keluar dari mata indahnya bersamaan dengan air hujan yang jatuh mengguyur kota.

"Bisa gak sih lo tunggu sebentar aja? Gue juga bingung harus bagaimana na, gue bingung dengan perasaan gue sendiri, please jangan buat gue semakin merasa bersalah," lanjut Arka dengan nada frustasi.

Yah, Arka tengah di landa dengan kebimbangan. Ia tak tahu harus berbuat apa. Hatinya mengatakan ia menyayangi Dea, namun perasaannya tak bisa melepaskan Hana. Saat ini Arka hanya bisa menatap punggung Hana dengan tatapan sayup, ingin sekali ia memeluk tubuh mungil itu seperti saat ia membawa Dea ke dalam pelukannya dulu, namun ada sesuatu yang menahannya untuk tak bergerak dari tempatnya.

Ragu, itulah yang menahan Arka saat ini, ada keraguan dalam dirinya saat ini, keraguan yang membuatnya bagaikan orang bodoh atau lebih tepatnya bagaikan lelaki brengsek.

"Gue juga manusia ka, gue juga punya perasaan. Nunggu kata lo? Sampai kapan? Sampai lo yakin sama perasaan lo, atau sampai gue gila karena lo?" kini Hana berbalik dan menatap Arka dengan mata yang sembab.

"Jawab gue ka sampai kapan? Sampai lo bahagia setelah berhasil buat gue kayak orang bodoh? Ohh c'mon, kenapa mencintai lo harus sesakit ini? Apa karena hanya gue yang mencintai secara sepihak sedangkan lo gak? Katakan ka, kenapa gue harus sesakit ini saat mencintai lo?"

Hana berucap dengan nada serak, ia tahu pada akhirnya akan seperti ini tapi ia tak menyangka jika Arka akan membuatnya terlihat bagaikan orang bodoh. Kenapa mencintai harus sesulit ini? Kenapa saat ingin meyakinkan satu hati saja, harus melewati rintangan?.

Ia benar-benar sudah berada di batas kesabarannya, ia sudah tak sanggup lagi untuk menahan rasa sesak selama ini, rasa dimana ia harus menahan kepahitan ketika melihat Arka dan Dea, rasa cemburu yang teramat dan juga amarah yang ingin ia lampiaskan.

Cukup, Hana tak bisa bertahan lebih lama lagi di posisi ini. Dan Arka memberinya pilihan, bertahan dengan rasa sakit yang menggerogotinya atau pergi dengan semua perasaan yang selama ini ia perjuangkan.

"Gue gak pernah minta lo jatuh cinta ke gue"

Deg~

Ucapan Arka benar-benar membuat Hana jatuh ke dasar tanah dengan begitu kerasnya. Tatapan lelaki itu dan nadanya yang dingin membuat Hana semakin merasakan sakit. Sesak, Hana merasakan sesak bagaikan ia berada di dalam ruangan sempit tanpa jendela dan cahaya. Membuat pasokan oksigen di paru-parunya berkurang. Dan di tambah lagi beribu pisau yang seakan menusuk dadanya. Dengan sedikit kasar Hana menghapus jejak air mata yang berada di pipinya dan menetralkan ritme jantungnya yang berdetak tak normal akibat kelakuan Arka.

Dear Us [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang