Sampai pelajaran berlangsung, Anita terus menerus membahas tentang Naufal yang kerenlah, pintarlah, baiklah, cool, humoris...... kayaknya semua udah dia sebutin untuk menggambarkan bagaimana Naufal menurut dia. Oh Tuhan, sahabatku udah kerasukan setannya Naufal, apa yang harus aku lakukan ??
"Prisca, Anita, mau gantiin ibu menjelaskan di depan ?"Aku kaget, sekujur tubuhku berkeringat dingin. Teguran bu Dewi guru kimiaku seakan menusuk dadaku.
"Ma..maaf bu."Kataku dengan gugup.
"Maaf bu." Kata Anita juga ikut meminta maaf. Kulihat wajah bu Dewi tidak bersahabat lagi. Pertama kali mendapat teguran dari guru membuatku sedikit tidak fokus. Ini memang salah kami sih, salah aku yang dengan gampangnya meladeni Anita hanya untuk membahas tentang murid baru itu.
Bu Dewi melanjutkan penjelasannya dengan raut wajah kurang bersahabat hingga bel pulang berbunyi. Bahkan bu Dewi keluar dari kelas tanpa sepatah kata pun saking kesalnya melihat kami.
"Pris, maaf yah.. gara-gara aku, kamu juga kena marah."Ujar Anita sebelum kami meninggalkan kelas.
Aku tersenyum kepadanya,"udahlah Nit, ini bukan sepenuhnya salah kamu kok. Ini juga salah aku. Gak usah dipikirin lagi. Ayo pulang.."Ajakku sambil menarik tangannya keluar dari kelas.
Udahlah, gak usah dipikirin. Toh, bumi masih berputar. Yang jadi masalah jika bumi sudah berhenti berputar dan kamu masih tetap pada pikiran tenangmu.
Kami berpisah di parkiran. Anita ke sekolah mengendarai motor sedangkan aku harus rela desak-desakan dalam bus setiap hari karena ayah melarangku mengendarai motor apalagi mobil sendiri. Harus jadi anak mandiri katanya.
"Hallo Ay..??" Aku kaget, siapa orang yang telah mengetahui nama panggilan kecilku di tempat ini. Pandanganku menangkap dia yang berdiri di halte itu. Naufal, dia yang menegurku barusan. Kaget.. yaiyyalah, satu sekolah tidak ada yang tahu nama kecilku, tak terkecuali Anita.
Disamping Naufal ada Handra yang ikut tersenyum menyambut kedatanganku. Aku ikut tersenyum, bukan ke Naufal tapi ke Handra. Ingin rasanya menanyakan dari mana ia bisa mengetahui nama kecilku, tapi lagi-lagi ku urungkan niatku karena bus baru saja berhenti didepan kami. Aku juga heran, kok anak Kapolda bisa naik bus ?? Terus rumahnya dimana ?? Entahlah, pertanyaan itu cepat atau lambat akan terjawab juga oleh waktu.
Dan soal Handra, siapa yang tidak tahu sama anak ini. Satu sekolah juga udah pada tahu dia tinggal dimana, orang tuanya kerja apa, anak ke berapa, apa hobbynya.??
Apa perlu aku sebutin satu-satu lagi..?? Kayaknya perlu deh, kalian kan belum tahu siapa anak ini.. hehe, tahunya juga dari aku kan yang ikut melibatkan dia di cerita ini. Okay, namanya Handra, Handra Bahriawan. Ketua kelas XI IPA 2 sekaligus ketua osis SMA BIMA SAKTI yang memiliki kepopuleran layaknya artis korea yang lagi hits. Cerdas, keren, selalu terlihat rapih tapi rada-rada pendiam gitu orangnya. Sangat jauh berbeda dengan Naufal yang cerewet, jaim, baju juga kadang di luar celana seperti sekarang ini. Ckck.
Handra adalah anak dosen dari salah satu universitas swasta nomor satu di Indonesia Timur. Walaupun terkenal dengan biayanya yang mahal dan kebanyakan mahasiswanya dari golongan ekonomi atas, tapi kampus itu memiliki segudang prestasi baik di tingkat nasional maupun di tingkat internasional.
Handra anak pertama dari dua bersaudara. Adiknya perempuan, dari informasi yang aku dapat, ia masih duduk di bangku kelas tiga SD. Dan terakhir, Handra memiliki hobby bermain game jika sedang jenuh berhadapan dengan buku.
Mungkin ada pertanyaan dari kalian kenapa Handra ikutan naik bus ??
Jangan tanya ke aku, aku juga gak tahu kenapa waktu itu Handra ikutan naik bus. Padahal yang aku tahu, setiap harinya Handra kesekolah menggunakan mobil miliknya sendiri. Mungkin mogok kali yah.. hehe..
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost You in 2015
Teen FictionHei kamu.. Apa kabar..?? Yah, kamu.. Kamu yang menjadi masa laluku, yang dengan gampangnya kembali mengorek beberapa kepingan kenangan dalam diary kehidupanku. Tapi mau gimana lagi, kepingan itu kembali muncul menyerang pikiranku. Jadi, daripada har...