"Ayah kamu pak Charliyan yang Kapolda itu ?"Tanya ayah dengan nada antusias. Kulihat Naufal terkekeh kecil.
"Iyya om."Jawabnya singkat.
Aku dan ibu Cuma bisa termangu melihat kedua pria ini seperti layaknya teman lama yang baru dipertemukan kembali. Oh Tuhan, aku gak nyangka Naufal akan bisa seakrab ini dengan ayah. Tapi syukurlah, setidaknya aku aman kali ini dari teguran ayah karena telah berani mengundang teman cowo malam-malam begini.
"Ayahmu itu teman seperjuangan om saat umur kami masih seperti kalian. Titip salam yah sama ayahmu, bilangin om nunggu traktirannya. Bilangin juga, jangan Cuma anaknya yang dibawa kerumah ini tapi semua keluarganya juga harus ikut."Kata ayah panjang lebar.
"Iyya nak, ajak keluargamu kesini. Ibu juga mau kenal." Tambah ibu juga ikut atusias sedangkan aku hanya bisa tinggal diam melihat percakapan antara mereka yang kurasa sangat membosankan. Ingin rasanya aku lari tempat ini. Jujur saja, aku lebih betah berhadapan dengan buku selama berjam-jam dari pada harus membuang waktu dengan percakapan gak jelas seperti ini.
" Hehehe, entar aku sampaiin om, bu. Ayah juga pasti senang banget mendengar kabar ini."Kata Naufal. Kuakui ini adalah harinya dia. Satu-satunya temanku yang berani bertemu dengan ayahku. Eh, tunggu.. Apa aku gak salah ucap.?? Sejak kapan Naufal jadi temanku..?? ah, yaudah lah.. Gak penting juga.
" Yaudah, katanya tadi pengen keluar. Yah, Naufal katanya ingin ngajakin anak gadismu keluar. Di bolehin gak..??" Tanya mama pada ayah.
Sumpah, aku gugup. Bagaimana kalau ayah melarangku..?? Bagaimana kalau ayah mengamuk dan memarahi Naufal karena lancang?? Yah walaupun aku gak pernah liat ayah mengamuk sih, tapi sifatnya yang jarang marah membuatku takut dan selalu was-was.
Ngapain juga aku harus takut kalau ayah melarangku.?? Bukannya itu yang aku mau..?? Oh My God Ay, apa yang kamu pikirkan sih. Tak sengaja ku tatap wajah Naufal yang juga sedang memandang kearahku, tatapan kami menyatu. Beberapa detik tapi dengan cepat ku buang pandangan ini. Rasanya seperti awkward.
"Yaudah, kalian boleh keluar tapi harus kembali sebelum jam sepuluh malam, bisa ??"Tanya ayah disusul anggukan oleh Naufal.
Ini di luar dugaan, aku gak percaya ayah akan memberi kami izin. Apa karena Naufal anak dari teman lamanya yah..?? ah, entahlah..
Apa yang aku rasakan sekarang, apa aku senang telah mendapat izin dari ayah..?? Kurasa tidak, alasannya karena aku harus memikirkan apa yang harus aku lakukan jika nanti jalan berdua dengan dia. Jujur, ini kali pertama aku jalan dengan pria. Dan kenapa juga dia yang harus jadi teman pertamaku untuk jalan berdua dengan pria.
"Emang kita mau kemana ??"Tanyaku padanya.
"Ada deh. Ayo, keburu malem."
"Emang udah malem." Kataku.
"Maksudku keburu jam sepuluh malem." Jelasnya sedikit terkikik, kulihat ayah dan ibu juga ikut terkikik mendengar percakapan kami.
"Yaudah, tungguin. Aku ganti baju dulu."Kataku
"Gak usah ganti baju. Biarpun pake baju tidur, cantikmu juga tidak akan pudar." Oh Tuhan, apa-apaan ini. Bisa-bisanya dia ngomong gitu didepan ayah dan ibuku. Pasti mukaku udah kayak tomat sekarang. Lidahku seakan terasa keluh untuk menanggapi ucapannya.
"Ya udah om, bu, kami pamit dulu. Assalamualaikum."Katanya sambil mencium punggung tangan ayah dan ibu secara bergantian. Aku akui dia layak jadi aktor drama yang dapat merebut hati penontonnya.
"Waalaikumsalam" Jawab ayah dan ibu secara bersamaan. Aku ikut menyalami ayah dan ibu sebelum ikut bersama Naufal.
_Lost You_
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost You in 2015
Ficção AdolescenteHei kamu.. Apa kabar..?? Yah, kamu.. Kamu yang menjadi masa laluku, yang dengan gampangnya kembali mengorek beberapa kepingan kenangan dalam diary kehidupanku. Tapi mau gimana lagi, kepingan itu kembali muncul menyerang pikiranku. Jadi, daripada har...