" Udah deh, gak usah banyak nanya. Semua ini gara-gara kamu tau gak.." Kataku dengan kesal. Kulihat Jihan dan Handra mengerutkan kening saat aku menyalahkan Naufal atas insiden ini.
" Kok malah nyalahin aku, salah aku apa coba ?"
" Salah kamu ngajak aku keluar sampai larut malam, efeknya aku telat tidur terus harus nanggung resiko ketiduran di pelajaran pak Trian." Kataku sedikit membentak, kulihat raut wajah Jihan dan Handra semakin bingung.
" Oh jadi masalahnya itu. Yaelah Ay, baru juga jam 10 malam. Dasar anak polos manja." Katanya meledekku. Belum juga aku berhasil membalas ucapannya, salah seorang pegawai perpustakaan menegur kami karena terlalu ribut.
Kusimpan buku itu kembali ke rak semula lalu keluar dari tempat itu.
Naufal mengejar dari belakang. Tepat di depan kelas X ipa 2, Naufal menghentikanku dengan menarik pergelangan tanganku. Kutatap dia dengan tatapan tajam dan menusuk.
"Kamu itu aneh tau gak. Marah gak jelas, pergi gak jelas, trus diam gak jelas." Ujar Naufal masih terus menggenggam pergelangan tanganku, raut wajahnya juga ikut terlihat jengkel melihatku bertingkah sangat susah di tebak.
"Lepasin." Kataku mencoba melepaskan tanganku dari genggamannya, tapi tetap saja itu sia-sia. Tenaganya jauh lebih kuat dari tenagaku.
"Aku mau marah, diam, pergi, itu urusan aku, bukan urusan kamu."Bentakku."Ya jelas urusan aku dong, secara kamu marahnya hanya ke aku doang terus diamnya hanya ke aku doang. Oke kalau kamu menyalahkan aku atas insiden ini. Tapi apa wajar-wajar saja kalau kamu ngambek ke aku hanya karena ulah kamu sendiri ?"Tanya Naufal kepadaku.
Aku diam, ku buang pendanganku ke arah lain. Untungnya saat itu masih jam pelajaran, jadi tidak ada yang melihat perdebatan kami.
Ku dengar Naufal menghembuskan nafas kasar. Tangannya mulai melepaskan pergelangan tanganku.
Kutatap dia sekali lagi sebelum akhirnya berbalik pergi meninggalkan dia yang masih berdiri mematung menatapku.
Saat langkahku sudah sekitar sepuluh langkah meninggalkannya, Naufal sedikit berteriak dari arah belakang tempatnya berdiri.
"Aku tau kenapa kamu bersikap seperti ini hanya kepadaku. Karena kamu sudah mulai suka kan ??
Sejak kali pertama kita bertemu, kamu udah punya rasa yang berbeda kan ??
Bantah aku kalau aku salah."Langkahku terhenti saat itu juga.
Ingin rasanya membantahnya mentah-mentah. Ingin rasanya memakinya dengan kata-kata yang memalukan karena sok kepedean. Ingin rasanya manjambak kepalanya sekuat tenaga karena bisa berpikiran sebodoh itu. Banyak keinginan yang tak bisa aku ungkapkan dalam kata-kata akan tanggapan yang ingin aku berikan untuknya.
Tapi sayang, semua itu hanya keinginan yang harus kulupakan.
Bukan karena aku takut. Bukan. Tapi karena aku sadar, cowo seperti dia tidak pantas menghabiskan waktuku hanya karena hal-hal yang tidak berguna.
Kulanjutkan langkahku tanpa sedikitpun menoleh ke belakang.
Terserah dia mau berpikir apa. Aku tidak peduli.
Kalau boleh aku mengatakan, aku tidak butuh cowo seperti dia dalam hidupku.Cowo paling nyebelin yang pernah aku temui.
_____
Bersambung....Note:
Assalamu'alaikum teman-teman.
Untuk kalian yg sdh baca cerita ini sampai sejauh ini,
Tolong VOTE dan COMMENTnya dong..
Jangan jadi silent reader aja..😊Bagiku, Vote dan Comment adalah bentuk dukungan nyata dari kalian untuk buku ini.
Saya tidak berharap banyak, tapi jika kalian menikmati cerita ini, tolong VOTE yahh..
Terimah kasih
Wassalam😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost You in 2015
Teen FictionHei kamu.. Apa kabar..?? Yah, kamu.. Kamu yang menjadi masa laluku, yang dengan gampangnya kembali mengorek beberapa kepingan kenangan dalam diary kehidupanku. Tapi mau gimana lagi, kepingan itu kembali muncul menyerang pikiranku. Jadi, daripada har...