Chapt 4

485 90 13
                                    

AUTHOR POV

"Saudari terdakwa Kim Heeso diputuskan bersalah dan akan dipidana sesuai dengan Pasal 76C UU No.35 bahwa setiap orang dilarang menempatkan membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan kekerasan terhadap Anak maka akan dipidana penjara selama-lamanya tiga tahun enam bulan dan denda paling banyak sebesar 6.1500.000 won yang tercantum dalam pasal 80 ayat 1 UU No.35. Selanjutnya saudara terdakwa Jang Horim diputuskan bersalah dan akan dipidana sesuai dengan pasal 27 ayat 3 bahwa setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan atau mentransmisikan atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan pencemaran nama baik maka akan dipidana penjara selama-lamanya enam tahun dan denda paling banyak 85.470.000 won yang tercantum dalam pasal 45 ayat 1."

"Demikian Pengadilan yg mengadili dan memeriksa perkara pidana dengan terdakwa Kim Heeso dan Jang Horim dinyatakan selesai dan ditutup."

Suara ketukan palu yang menandakan telah dibuatnya keputusan terdengar nyaring di ruangan itu.

Woojin membereskan barang yang ia bawa dan bergegas kembali ke ruangannya. Di perjalanan menuju ruangannya, ia bertemu dengan hoobae nya.

"Sunbae. Kau selalu menawan saat sedang di pengadilan. Aku ingin menjadi sepertimu" sambil menyerahkan satu cup kopi untuk seniornya itu.

"Kau harus bekerja keras untuk bisa sepertiku kkkk" Woojin mengambil kopinya sambil terus berjalan. Ia meneguk 2 kali dan mengajak juniornya makan siang bersama.

"Donghyun~aa ayo makan siang"

Juniornya yang bernama Donghyun itu mengangguk dengan semangat mengikuti Woojin.

Selagi Woojin membereskan berkas yang ia bawa tadi di ruangannya, Donghyun pun sedang menyelesaikan pekerjaannya dengan kilat.

Terdengar getaran ponsel di atas mejanya, Woojin mengambil dan melihatnya ternyata pesan dari psikiater yang akan memeriksanya untuk membuktikan benar tidaknya apa yang dikatakan oleh Hyungseob. Ia lupa bahwa ia ada janji dengannya. Lalu terdengar suara ketukan pintu dan muncul seseorang yang tersenyum senang dibalik pintunya.

"Maafkan aku Donghyun~aa. Aku lupa siang ini aku punya janji dengan seseorang."

"Jadi, aku akan makan sendiri lagi hari ini?" dengan tampang kecewanya. Senyuman yang sebelumnya merekah sempurna sudah lenyap.

Woojin merasa tak enak dan ia berjanji akan men-traktir Donghyun lusa nanti karena kasusnya sudah ia selesaikan.

Woojin berpamitan dan segera pergi dengan mobilnya ke rumah psikiater itu.

Tak pernah terbayangkan ternyata rumah psikiater itu sangat terasa menenangkan, udaranya bagus dan semuanya tertata rapi. Woojin dipersilahkan duduk olehnya dan mereka mulai membicarakan masalahnya.

"Woojin-ssi. Aku banyak mendengarmu dari Sungwoon. Kau junior yang sangat baik katanya kkkk" Katanya.

"Aah itu terlalu berlebihan. Aku hanya melakukannya dengan benar." Benar. Woojin meminta rekomendasi dari seniornya yaitu Ha Sungwoon karena ia sering pergi ke psikiater untuk menenangkan dirinya. Woojin merasa cukup gugup. Ia takut jika apa yang dikatakan Hyungseob bisa saja benar.

"Baiklah. Aku Kim Jaehwan. Haruskah kita mulai sekarang?" Ia bertanya pada Woojin karena ia bisa merasakan bahwa Woojin belum siap sepenuhnya untuk menceritakan kisahnya itu.

"Baiklah"

"Apa yang membuatmu terbebani belakangan ini? Kau terlihat tak tenang" memang betul, Woojin sangat tidak tenang setelah mendengar apa yang Hyungseob katakan. Hal yang sangat tak masuk akal untuknya.

Hati-Hati  [JINSEOB] Where stories live. Discover now