AUTHOR POV
Flashback on
Malam kejadian...
Woojin baru pulang dari kantornya dan ia sedang memeriksa beberapa berkas kasus yang ditanganinya di meja sambil meminum kopinya.
Hanya dalam hitungan detik kopinya sudah habis dan secara tak sengaja ia terlelap dengan kepalanya yang bertumpu pada meja.
Baru saja sekitar 5 menit Woojin tertidur, ia membuka matanya sekali jadi. Tatapan matanya berubah. Jang Mooyoung kembali mengambil alih tubuh Woojin. Ia mengangkat kepalanya dan melepaskan selembar kertas yang menempel pada wajahnya. Ia membaca berkas itu dan sesekali tersenyum mengingat isinya adalah tentang dirinya. "Park Woojin. Kau sungguh bodoh. Aku menikmatinya". Ia berganti baju dan membaca beberapa yang lainnya di berkas yang berserakan di meja itu. Lalu pergi kerumah sakit dengan mobil Woojin.
Mooyoung sibuk mencari orang yang ia cari kesana kemari. Dan untungnya ia tak perlu mencari lebih lama lagi ketika melihat Hyemi yang baru keluar dari kamarnya membawa tas hendak pulang. Mooyoung mengikutinya di belakang dengan menyeringai dibalik maskernya. Ia menaiki bus bersama Hyemi. Ia duduk tepat dibelakang Hyemi yang sibuk dengan ponselnya menelepon ibunya.
Tujuan Hyemi sudah sampai lalu ia turun dari bus diikuti oleh Mooyoung. Dan terus diikuti berjalan melewati rumah-rumah lainnya. Ck apa dia sebodoh itu? Tak sadarkah dirinya sedang diikuti? Orang bodoh harus segera mati. Mereka hanya mempersempit bumi. Batin Mooyoung.
Ia melihat Hyemi sudah masuk pagar rumahnya dan tanpa basa basi ia juga masuk setelah Hyemi masuk kedalam rumahnya. Mooyoung mendengar suara Hyemi dan ibunya yang sedang bebincang dari dalam lalu hening.
Mooyoung mengetuk pintu rumah itu dan menunggu seseorang membukanya. Beberapa detik kemudian seseorang membuka pintunya dan tak lain itu adalah Hyemi sendiri.
"Siapa kau? Ada perlu apa kemari?" Tanyanya sedikit panik karena melihat penampilan Mooyoung.
Mooyoung mengadahkan sedikit topinya agar matanya dan Hyemi dapat bertemu. Mooyoung menyimpan jari telunjuknya di depan bibirnya. Memberi isyarat kepada Hyemi untuk diam jangan berisik. Ia lalu masuk kedalam dengan Hyemi yang berjalan mundur perlahan.
Mooyoung jalan-jalan sebentar di dalam rumah sederhana itu dan memakai sarung tangan hitam yang ia bawa agar sidik jarinya tak ditemui lalu matanya menangkap Hyemi dengan ponselnya yang sedang ia mainkan.
"Uuuh kenapa kau mencoba menelepon polisi. Memangnya aku jahat padamu?" Mooyoung mengambil ponselnya Hyemi dan ia berjalan menuju dapur yang terlihat bersih itu. Mengambil satu bilah pisau dapur yang pas di genggamannya.
"Kau seharusnya tak melakukan itu. Itu membuatku marah" berjalan perlahan mendekati Hyemi yang napasnya sudah tak beraturan. Berkeringat dingin dan tak bisa berkata apapun. Hyemi ingin memanggil ibunya tapi ia sedang berada di kamar mandi didalam kamarnya. Adiknya, adiknya selalu mengenakan headphone saat dikamarnya. Dan ia sendiri sekarang berhadapan dengan psikopat gila.
"Aku ingin mendengar tangismu dulu dan membawamu kedalam peti mati. Tapi kau terlalu berat kubawa kesana dan aku tak punya waktu sekarang. Maaf ya" saat itu juga Mooyoung mendekap mulut Hyemi dari belakang dan tangan satunya menusukkan pisau yang ia bawa dari dapur tadi tepat di jantungnya Hyemi dan korban pun langsung tergeletak di lantai. Mooyoung tersenyum melihat darah yang terus menerus keluar itu. Ia menyukainya.
Baru saja ia memandang korbannya yang bahagia sedang ke surga, ibunya Hyemi keluar dari kamarnya. "Hyemi~a. Kau mau kubuatkan ram-"
"Aaaaaaaakhhh" ibunya berteriak tepat ketika melihat Hyemi yang sudah tak bernyawa lalu ia melihat seseorang yang tak ia kenal mendekatinya dan mengisyaratkan jangan berisik.
YOU ARE READING
Hati-Hati [JINSEOB]
Fiksi Penggemar"Menjauhlah. Aku tak ingin kau terluka" -Park Woojin- "Tak apa. Asal bersamamu" -Ahn Hyungseob- *WARN* boyxboy kalo gasuka ya "naga juseyo" Bahasa baku Start August 04, 2017