AUTHOR POV
Keesokannya Hyungseob kembali ke rumah Woojin. Saat ia membuka pintu, botol soju bertebaran dimana mana. Hyungseob dengan cepat mencari Woojin kesana kemari dan orang yang dicarinya sedang duduk di depan meja sambil meneguk segelas soju dan juga berbicara tidak jelas melantur. Hyungseob mendekatinya dan menjauhkan semua botol dan juga gelas yang ada di depan Woojin.
"Kau sudah gila ya? Pagi pagi minum soju? Kau sudah minum berapa banyak yatuhan"
"Kenapa ada seorang gadis berambut pendek disini" Kata Woojin melantur melihat Hyungseob di depannya.
"AKU BUKAN GADIS" Marah Hyungseob sambil mempoutkam bibirnya dan Woojin terkekeh mendengarnya.
Hyungseob menuntun Woojin ke kasurnya, menyelimutinya dan akhirnya Woojin terlelap. Hyungseob keluar dari kamar dan mengambil kantong plastik sampah di dapur lalu membereskan semua botol yang sudah berserakan dan juga beberapa makanan ringan.
2 jam telah berlalu dan Hyungseob baru saja selesai merapikan semuanya. Mengambil sampah, menyapu, mengepel lantainya. Ia menghempaskan dirinya di sofa panjang sambil menghela napas panjang melepas lelahnya.
Saat ia mencoba memejamkan matanya untuk istirahat sejenak, ponselnya berdering dan rupanya itu dari Guanlin.
"Halo"
'Kau tidak ke toko?' Jawab suara di sebrang sana.
"Tidak. Aku dirumah Woojin. Dia sedang tidak enak badan. Jadi aku menemuinya"
'Kapan kau kembali?'
"Ummm tidak tahu. Mungkin sampai ia sadar kembali? Memangnya kenapa?"
'Tidak begitu penting. Tapi jika kau mau, hari minggu nanti mau ikut denganku?'
"Kemana?"
'Ke pantai. Kebetulan memang ada urusan kesana. Aku sendirian jadi aku pikir akan lebih menyenangkan jika pergi denganmu'
"Kedengarannya menyenangkan. Akan kupikirkan. Nanti ku hubungi lagi"
"Baiklah"
Hyungseob mematikan sambungan teleponnya dengan Guanlin. Ia merasa sedikit haus. Saat hendak menuju dapur, ia dikagetkan karena ternyata Woojin sudah bangun dan berdiri dibelakang sofa yang ia duduki.
"Kau sudah bangun. Tidurmu sebentar sekali. Kau harus istirahat lebih lama" Sambil mendorong tubuh Woojin agar kembali ke kamarnya. Namun langkahnya terhenti karena Woojin mendadak berhenti di depan pintu kamarnya.
"Kau Hyungseob?"
Hyungseob terdiam beberapa detik setelah menerima pertanyaan itu. Yang berati orang yang di hadapannya bukan Woojin. Pasti kepribadian yang lain. Lalu perlahan ia mengangguk.
"Kau banyak dibicarakan"
Hyungseob mengerutkan dahinya tak mengerti apa maksud dari ucapannya. Ia dibicarakan? Memangnya apa yang dibahas oleh mereka.
"Kau?"
"Aku Kang Seojun" jawabnya sambil mengulurkan tangannya.
"Aaah Seojun ajushi. Senang bertemu denganmu tapi kurasa hari ini tubuh Woojin harus istirahat lebih lama. Lain kali kita bicara lagi bagaimana?"
Dan akhirnya Seojun ajushi membalasnya dengan senyuman dan pergi menuju kasur Woojin. "Ada hal yang harus kuberitahu padamu nanti"
"Baiklah. Aku sekarang harus pergi. Nanti malam aku akan kembali lagi kesini"
Tubuh Woojin sudah kembali beristirahat dikasurnya dan Hyungseob bergegas untuk kembali ke toko karena sebelumnya ia mendapat kabar dari karyawannya bahwa mereka cukup kewalahan dengan banyaknya pembeli hari ini.
Hyungseob dengan segera mengambil celemeknya setelah sampai dan langsung membantu melayani para pelanggan yang tidak biasanya sampai membuat penuh toko. Dan sepertinya semua pelanggan hari ini adalah pekerja kantoran dengan setelan jas dan juga celana/rok.
Setelah cukup lama, akhirnya selesai sudah semua pesanan dan hanya meninggalkan beberapa potong kue yang ada di rak.
"Pesan Cheesecake satu potong" Ucap seseorang dibalik rak yang memunggungi Hyungseob.
"Maaf. Semua Cheesecake kami sudah ha-" jawabannya terpotong saat melihat siapa yang memesannya. Itu Guanlin.
Hyungseob bertanya mengapa ia kembali ke tokonya padahal ia sudah kesini saat dirinya sedang dirumah Woojin. Guanlin bilang hari ini ia memang sengaja mentraktir seluruh karyawan di perusahaannya. Guanlin pikir, jika banyak pesanan yang datang mungkin Hyungseob akan cepat kembali. Dan ternyata memang benar.
"Kau tidak perlu seperti itu jika ingin aku cepat datang"
"Memangnya ada cara lain?" Tanya Guanlin.
"Entahlah" Hyungseob mengangkat kedua bahunya tak tahu pasti.
Guanlin kembali menanyakan ajakannya untuk pergi ke pantai bersama di hari minggu nanti. Dan jawaban Hyungseob masih sama bahwa ia akan memikirkannya dulu. Ia takut jika ia pergi, Woojin bisa melakukan hal yang aneh-aneh namun ia ragu mengatakan alasan yang sebenarnya ke Guanlin.
Guanlin menawarkan tumpangannya untuk pulang saat ia sadar bahwa langit diluar sudah mulai gelap. Hyungseob menggeleng dengan lembut dan mengatakan bahwa ia akan pergi membeli beberapa makanan untuk dibawa kerumah Woojin. Ia mengatakan bahwa ia harus kembali ke rumahnya Woojin. Dan Guanlin membalasnya dengan senyuman yang terlihat tidak tulus. Lalu ia pamitan untuk kembali ke kantornya dan Hyungseob mengantarnya sampai pintu depan toko.
Setelah melihat mobil Guanlin yang sudah melaju, ia kembali masuk dan melepaskan celemeknya dan juga segera pergi berangkat lagi.
.
"Hari minggu mau pergi denganku tidak?" Tanya Woojin setelah sadar dari tidurnya sambil meminum coklat panas yang dibawa Hyungseob tadi.
"Kemana?"
"Kemana saja. Asalkan bisa membuatku sadar terus"
Hyungseob bercerita bahwa tadi Guanlin juga mengajaknya pergi ke pantai hari minggu. Ia memang belum dengan pasti menerima ajakannya. Tapi pantai terdengar menyegarkan.
"Kalau memang mau pergi ke pantai, pergi saja"
"Bertiga?"
"Aku dirumah saja. Aku kan tidak diajak"
Hyungseob menyenggol Woojin dengan lengannya setelah mendengar jawaban dari Woojin. Lalu ia menyimpan coklat panas miliknya ke meja dan merogoh saku celananya mengambil ponselnya. Ia mengutak atik sebentar lalu mendekatkan ponsel miliknya itu dengan telinganya. Seperti sedang menelepon seseorang.
'Halo' jawab suara di sebrang sana.
"Maaf aku tidak bisa ikut denganmu hari minggu nanti. Sepertinya aku harus mengunjungi pamanku hari itu" bohongnya. Ia juga tak mengerti tiba-tiba saja berkata begitu. Padahal jika ia bilang pergi dengan Woojin pun, Guanlin tak punya hak untuk melarangnya pergi.
Woojin yang sedang asik meminum coklat panasnya seketika memalingkan wajahnya melihat Hyungseob.
Terdengar nada suara kecewa dari ujung telepon Hyungseob disana. Woojin tanpa sadar tersenyum puas. Tentu saja.
"Ayo kita pergi hari minggu!" Kata Hyungseob antusias ke Woojin.
"Kemana? Rumah pamanmu?" jawabnya dengan nada mengejek.
Lalu sisa malam itu mereka nikmati bersama berdua di sebuah sofa dengan berlindung dalam satu selimut hangat, menyalakan sebuah film namun keduanya malah sibuk berbincang dan sesekali tertawa.
..
Sekian lama apdet juga ehehe
YOU ARE READING
Hati-Hati [JINSEOB]
Fanfiction"Menjauhlah. Aku tak ingin kau terluka" -Park Woojin- "Tak apa. Asal bersamamu" -Ahn Hyungseob- *WARN* boyxboy kalo gasuka ya "naga juseyo" Bahasa baku Start August 04, 2017