6. Dinner II

185 17 0
                                    

Sekarang mereka dalam perjalanan pulang.
Di mobil tidak ada pembicaraan.
Shin Hye kecewa, ia kira malam ini Suho akan menyatakan cinta padanya. Namun apa, sampai sekarang tidak ada kata-kata yang dikeluarkan.
Sebaiknya dia buang saja pikiran itu. Sedangkan Suho terlihat biasa saja. Apakah hanya ia yang memiliki perasaan disini? Pikirinya.

Sepanjang perjalanan Shin Hye hanya menatap ke arah jendela. Pikirannya sudah kalut rasanya ingin menangis saja. Suho yang melihatnya tersenyum simpul, entah apa yang dipikirkannya.

Tiba-tiba mobil berhenti disebuah taman kota yang terlihat sangat sepi--mengingat sudah larut malam.
Dahi Shin Hye berkerut menatap Suho, seperti meminta penjelasan.

"Ayo turun, apa kau masih ingin disini?"
Shin Hye hanya menurut saja.

Mereka berjalan tidak terlalu jauh dari mobil. Suho membawa Shin Hye ke suatu tempat seperti taman bermain. Saat sampai ditempat yang dituju, ada sebuket bunga mawar putih di bangku, lampu taman yang berhias stiker bentuk hati, dan sebuah kolam ikan, namun ada lilin yang berbentuk hati dikolam itu.

Seketika Shin Hye terpana dengan apa yang dilihatnya.
Suho mengambil sebuket bunga tadi lalu berlutut dihadapan Shin Hye.
Menghirup nafas sejenak.

"Kau tau, butuh keberanian besar bagi ku untuk melakukan ini. Maaf, karena membuatmu menunggu lama.
Maukah, kau jadi kekasih ku?"
Suho menatap mata Shin Hye dengan penuh harap.

Air mata yang Shin hye tahan sejak tadi akhirnya menetes.
"Kenapa baru sekarang? Kenapa tidak sejak dulu?

"Kenapa kau menangis?"
Suho terkejut tiba-tiba melihat Shin Hye menangis.
Shin Hye tidak menjawab ia tetap terisak.

"Kumohon jangan menangis. Aku benar-benar minta maaf, tadi memang aku ingin mengungkapkannya di restoran tapi tidak jadi. Aku ingin, membuat kejutan untuk mu."

Suho mencoba menjelaskan, ia tidak menyangka Shin hye akan menangis. Suho memang berniat memberikan kejutan, ia sudah tau Shin Hye akan bertanya-tanya soal ucapannya di restoran tadi.

"Kau jahat! Kau pengecut, kau tau aku benci dirimu."
Suho kaget mendengar ucapan Shin Hye dan merasa terpojok dengan kata-katanya.

"Kumohon maafkan aku. Aku tau aku memang salah. Aku harap ini tidak terlambat." Suho sangat menyesal, suaranya bergetar, ia menundukkan kepalanya.

"Aku benci dirimu yang membuat ku.. semakin jatuh cinta padamu dan selama ini aku selalu menunggu mu."

Suho seketika menatap Shin Hye. Ia dengan cepat menangkap maksud dari ucapannya.
"Lalu, apa kau mau jadi kekasih dari pria pengecut ini?"

"Sayangnya, kau bukan pengecut. Kau pria pemberani."
Shin Hye berusaha berbicara saat suaranya serak karena menangis.

Suho menghapus air mata Shin Hye dengan ibu jarinya dengan lembut. Keduanya tersenyum, saling menatap. Seakan bisa merasakan satu sama lain.

"Jadi, apa jawaban mu?"

Shin Hye mengambil bunga yg di diberikan padanya.
"Iyah, aku mau jadi kekasih mu."

Tiba-tiba Suho memeluknya erat seakan tidak ingin kehilangannya.
"Aku menyayangimu Shin Hye~ya. Terimakasih sudah menunggu. Saranghaee."

Setelah mengatakan itu suho mengecup kening Shin Hye.
Sungguh malam ini adalah malam yang indah bagi mereka.
                           
                     

                                                

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Believe MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang