15. Don't Wanna It

67 3 0
                                    

"Kau habis dari mana?"
Eun jie yang baru masuk melihat ke arah sumber suara yah tentu saja Sohyun, yang ternyata sedang didepan tv.

"Kau bertanya seperti itu, membuat ku merasa seperti seorang anak, yang baru saja tertangkap basah pulang malam tanpa izin."

Sohyun hanya menatap datar, sampai Eun jie mengangkat kantung yang ia bawa. "Tadaa! Aku membawa sesuatu untuk mu!'' ucap Eun jie dengan riang.

Seketika alis Sohyun berkerut.
"Apa itu? Tunggu dulu, kau belum jawab pertanyaan ku tadi."

"Sohyun-ah apa kau tidak lapar? Aku membawa makan untuk mu tau."
Bukannya menjawab pertanyaan, Eun jie malah sengaja mengalihkan pembicaraan.

"Yasudah kalau tidak mau jawab juga tidak apa-apa." ucap Sohyun sembari berjalan ke dapur. Eun jie langsung menyusulnya. "Yah, jangan marah seperti itu, aku hanya bercanda." Ujarnya dengan wajah yang dibuat sok imut.

"Aish menggelikan. Lagipula siapa yang marah- wahh dari siapa semua makanan ini?"
Sohyun sedikit terkejut saat membuka kantung yang dibawa Eun jie yang ternyata cukup banyak isinya.

"Dari seseorang yang telah berbaik hati memberikannya."

Sohyun hanya mendengus kecil.
Ia lebih memilih untuk mencicipi makanan tersebut.

"Tadi aku dari apartemen Ji Woo."

Seketika perhatian Sohyun teralih.
"Kau kesana untuk apa?"

"Aku habis menemaninya berbelanja. Kemudian ia memasak, kami makan bersama dan tentu saja aku ingat kau pasti sudah dirumah jadi, aku membawa makanan ini padamu."

Sohyun hanya terdiam mendengar penjelasan Eun jie.

"Hei, kenapa? Tidak enak?"
Eun jie pikir ada masalah pada makanan itu.

"Tidak ko ini enak."

"Tentu saja harusnya begitu, karena tadi ia memilih bahan makanannya lama sekali. Katanya harus yang berkualitas, lah apa lah, sampai kaki ku rasanya pegal dan aku jadi lapar."
Eun jie mengurut kakinya seakan-akan Sohyun bisa tau yang ia rasakan. Dan Sohyun hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan temannya itu.

"Terimakasih."

Eun jie menyerit bingung.
"Untuk apa?"

"Karena sudah mengingat ku."

"Kau ini berlebihan. Tentu saja aku ingat padamu Sohyun-ah. Temanku yang paling baik."
Mereka tersenyum bersama.

"Tadi kau pulang sendiri atau diantar?

"Tentu saja diantar kalau tidak, aku akan menjewer telinganya."
Sohyun hanya tersenyum kecil mendengarnya.

Terkadang Sohyun bingung, apakah Eun jie pura-pura tidak tau, semua perhatian yang diberikan Ji Woo selama ini bukan hanya perhatian yang diberikan pada seorang teman saja, tapi perhatian seorang pria kepada wanita.

Sohyun bisa melihat tatapan dan perhatian yang diberikan Ji Woo pada Eun jie berbeda, ketika ia dengan Ji Woo.
Tapi selama ini sepertinya Eun jie tidak menyadarinya atau mungkin belum.

Sebagai teman Sohyun memberitahu hal itu, tapi Eun jie hanya menanggapi dengan sikap biasa saja. Sohyun jadi berpikir serupa Karena Ji Woo pun bersikap baik padanya.
Tapi sang waktu selalu memberikan sesuatu yang nyata entah itu cepat atau lambat.
Karena Sohyun tau, ternyata Ji Woo menyukai Eun jie. Dan kenyataan yang tidak Sohyun harapkan adalah, ia menyukai seorang Han Ji Woo.

 Dan kenyataan yang tidak Sohyun harapkan adalah, ia menyukai seorang Han Ji Woo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Thank you for coming here
See you!

-Truth_M-

Published: 01-06-2018

Believe MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang