Prolog : The Truth

1.1K 69 0
                                    

Tangan gadis itu tidak bisa berhenti bergetar. Dia melirik ke belakang dan melihat laki-laki itu mengikutinya. Dia menarik napas dan mengatakan dalam hatinya kalau dia bisa melakukan ini. Setidaknya itu yang dia ulang terus-menerus di kepalanya sebelum hari ini. Dia tidak ingin menunda hal ini lebih lama lagi. Akhirnya, dia memiliki keberanian untuk membicarakan masalah ini. Dia hanya berharap kalau ceritanya tidak akan menghancurkan laki-laki itu.

Josh. Dia tidak ingin menghancurkan persahabatan Josh dan Luke. Mereka berdua sudah bersahabat sejak mereka masih duduk di kursi SMP. Gadis itu sering melihat mereka berdua berbuat ulah dan tertawa bersama. Sekarang, gadis itu sangat takut kalau Josh dan Luke akan bertengkar karena dirinya. Tapi hanya ini satu-satunya cara untuk membuat semuanya lebih baik. Dengan menceritakan masa lalu itu yang ingin dia buang.

Untuk kesekian kalinya, gadis itu menarik napas. Dia harus membuat Josh mengerti akan situasinya. Karena gadis itu bisa melihat di mata laki-laki itu, kenyataan bahwa dia memiliki perasaan khusus padanya. Josh memiliki perasaan khusus padanya hingga dia akhirnya mengajak gadis itu pergi berkencan. Kencan dimana gadis itu malah menghancurkan hubungan Luke dan Ella, temannya sendiri. Cara rendahan macam apa itu?

Kuku di jari gadis itu menghujam telapak tangannya. Dia merasa jijik dengan dirinya sendiri karena sudah berbuat keji seperti itu. Ketika dia bercermin di depan cermin, dia tidak lagi mengenal dirinya sendiri. Dia mulai berpikir apakah dia mulai tertular Tara, sahabatnya di masa lalu yang sampai sekarang masih belum berubah. Gadis itu berhenti berjalan ketika dia tiba di belakang sekolah bersama dengan laki-laki itu.

Gadis itu berbalik untuk menatap mata Josh. Laki-laki itu menatapnya dengan tatapan khawatir. "Cecil," Josh menggumamkan nama gadis itu pelan. "Apa kamu baik-baik saja?"

Cecil membuka mulutnya. Kedua tangannya terkepal di kedua sisi tubuhnya. Dia mengabaikan rasa sakit yang diakibatkan dari kukunya yang terhujam di telapak tangannya. "Josh, ketika kamu mendengar ini, aku ingin kamu tetap tenang," Cecil memejamkan matanya. Mulutnya bergetar. "Aku menyukai Luke."

Tubuh laki-laki di depannya menegang. "Apa?"

"Aku menyatakan perasaanku pada Luke saat kita masih SMP dan Luke menolaknya," Cecil melanjutkan. Dia tidak bisa berhenti sekarang. "Aku tidak bisa terima dengan kenyataan bahwa Luke menolakku. Saat aku melihat Luke dekat dengan Ella bahkan di hari pertama sekolah, aku ingin menghancurkan hubungan mereka. Kamu ingat saat kita double date di taman bermain bersama mereka berdua?" 

"Aku yang membuat mereka pulang lebih awal," Cecil menarik napas. "Aku membuat mereka bertengkar hari itu. Karena itulah mereka kembali. Tapi mereka tetap bersama. Mereka menyelesaikannya kembali, lalu aku," mata Cecil mulai berkaca-kaca. "Aku menelepon Tara, menceritakan soal Luke dan Ella. Tara datang ke sekolah dan akhirnya bertengkar dengan Ella. Luke marah padaku hari itu karena itu memang salahku. Luke tahu itu semua salahku karena aku adalah sahabat Tara."

Pandangan laki-laki di depannya mendingin. "Ternyata semua itu benar."

"Kamu boleh membenciku jika kamu mau," Cecil meringis ketika merasakan telapak tangannya yang perih karena kukunya. "Tapi itu semua salahku. Aku merasa bersalah dan menyesal atas semua itu. Aku sudah berbicara dengan Ella. Dia memaafkanku jika aku menceritakan hal ini padamu," Cecil menggeleng. "Maaf, Joshua. Karena selama ini kamu tidak tahu soal diriku yang sebenarnya."

Josh memandang Cecil dengan tatapan kosong. "Kamu menerima ajakan kencanku karena kamu memiliki rencana untuk menghancurkan hubungan Ella dan Luke?"

Cecil mengangguk. "Inilah aku, Josh. Aku bukan seorang gadis seperti Ella atau gadis lainnya. Aku tidak berbeda karena aku adalah sosok yang baik, tapi aku berbeda dari mereka karena akulah yang terjahat. Aku ingin berubah karena itu aku mengakui semua ini padamu," Cecil tersenyum pahit. "Dan tolong jangan salahkan Luke atau Ella karena hal ini. Ini semua salahku. Mereka memikirkan perasaanmu karena mereka tahu kalau kamu memiliki perasaan padaku."

"Itu tidak bisa dijadikan alasan kenapa mereka menutupi semua ini dariku," Josh kini tampak kesal. "Sial."

"Jangan rusak persahabatanmu dengan Luke," Cecil memohon. "Aku tidak pantas menjadi penghancur hubungan kalian, Joshua. Kamu boleh membenciku, tapi setidaknya tolong dengarkan permohonan terakhirku ini," Cecil terisak. "Aku mohon."

Josh menggeleng. "Aku tidak mengerti," matanya menatap Cecil dengan tatapan sedih. "Aku tidak mengenalmu sekarang."

"Sejak awal kamu memang tidak mengenalku. Kamu memandangku sebagai gadis yang baik sama seperti yang lainnya, kamu memperlakukanku dengan lembut, terima kasih untuk semua itu," Cecil tersenyum kecil. "Selamat tinggal, Joshua."

Setelah itu, Cecil berlari pergi.

Josh tidak menghentikannya.


Breathless (FIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang