Jung Daehyun duduk di tepi sungai Han. Dia merasa sangat gugup saat ini, memikirkan audisinya besok. Padahal ini bukan audisi pertama nya, tapi terasa seperti yang pertama kali.
Tiba-tiba di atas kepalanya mendarat sebuah botol.
"Minum dulu Dae. Jangan sampai tenggorokan kamu kering."
"Ah...terimakasih hyung." Daehyun meraih botol dari kepalanya dan meminumnya."Nervous?"
Daehyun hanya mengangguk, mulutnya masih terisi penuh oleh air.
"Cobalah untuk lebih relax. Pikirkan bahwa nothing to lose. Kalau memang belum berhasil berarti masih belum rejeki, dan kamu masih bisa mencoba lagi dan lagi. Tapi tetap ada keyakinan di hati bahwa kamu bisa."
Daehyun mengangguk sambil menatap bos nya di kafe yang selama seminggu terakhir ini menjadi pelatih vokalnya."Rasanya...lain. ini bukan audisi pertama, tapi rasanya seperti yang pertama lagi. Hyung dan lainnya sudah mendukung ku segitu kuatnya."
Yongguk tersenyum dan menepuk lembut kepala Daehyun.
"Jangan merasa terbebani dengan kami. Lakukan saja seperti yang biasa kamu lakukan, hanya ingat, tambahkan semangat didalamnya. Aku rasa kamu bisa.""Kalau aku lulus bagaimana hyung? Aku harus masuk agensi, jadi trainee, belum pasti juga kapan bisa debut..."
"Hey, kenapa jadi murung begitu? Jalani satu per satu. Hadapi dulu audisi besok. Setelah itu baru hadapi hari selanjutnya. One step at one time. Jangan dorong dirimu terlalu keras. Aku tidak mau kamu terluka."
Daehyun tersipu mendengar pesan dari bosnya. "Baiklah hyung. Aku akan mengerahkan seluruh kemampuanku besok!"
"Kamu yakin tidak mau di antar?"
Daehyun menggeleng. Membayangkan ada Bang Yongguk di luar saat dia audisi bisa memecahkan konsentrasinya.
"Ya sudah. Ayo pulang sekarang. Sudah malam. Besok kamu harus berangkat pagi."
Mereka berdua kembali ke rumah masing-masing.
*Next Day*
Jung Daehyun melangkah masuk ke dalam kafe. Raut wajahnya tidak terbaca. Kalau orang yang sekilas melihatnya akan mengatakan bahwa Daehyun sedang syok.
"Dae, kenapa kamu kesini? Bukannya hari ini libur?" Tanya Himchan yang melihat Daehyun masuk.
"Huh? Dae? Mana dia?" Yongguk tiba-tiba muncul.
"Hyung..." Daehyun berbisik lirih.
"Ya Dae? Ada apa? Tenangkan dirimu dulu, semua akan baik baik saja. Tolong ambilkan aku segelas air." Yongguk memerintah anak buahnya.
"Duduk dulu Dae." Mereka sudah berada di ruang ganti pegawai.
"Hyung..."
"Ya?" Jawab Himchan dan Yongguk bersamaan.
"Aku lolos audisi."
Orang yang tidak mendengar isi perkataan Daehyun mungkin akan berpikir Daehyun gagal lagi karena nadanya sangat rendah dan terdengar sedih. Yongguk dan Himchan saling bertatapan mencoba memastikan apa yang mereka dengar adalah sama, berbeda dengan ekspresi wajah Daehyun.
Himchan yang pertama heboh.
"Wow! Bagus dong Dae! Selamat!" ucapnya sambil memeluk erat Daehyun.
"Kamu berhasil. Selamat ya." Yongguk mengacak rambutnya dengan sayang.
"Aku ... berarti aku harus berhenti dari kafe?" Suara Daehyun lirih.
"Astaga Dae. Jangan khawatirkan itu! Yang penting sekarang cita-cita mu sudah selangkah lebih dekat!" hibur Himchan.
"Betul kata Himchan. Lagipula kafe ini selalu terbuka untuk mu, Dae. Anak paruh waktu kebanggan kami."
Mendengar perkataan Yongguk, akhirnya perlahan senyuman mengembang di wajah Daehyun. Yongguk pun duduk di samping Daehyun, memegang bahunya.
"Dae, aku biasanya menerima paruh waktu mahasiswa atau pelajar yang sedang liburan, dan mereka bisa kembali saat libur datang lagi. Itu juga berlaku untuk kamu. Kafe ini selalu ada untuk mu. Lagipula kami akan lebih sibuk setelah masuk asrama. Itu yang lebih penting. Raih impian kamu yang sudah di depan mata."
KAMU SEDANG MEMBACA
Impian
FanfictionImpian Daehyun saat datang dari Busan ke Seoul cuma satu : menjadi penyanyi. Tapi ternyata Seoul membuat mimpinya jadi bercabang.