Daehyun sudah siap untuk meninggalkan kamarnya, tetapi kalau dia berangkat sekarang masih lama sebelum Yongguk sampai.
Iseng-iseng Daehyun browsing membaca-baca berita sambil menghabiskan waktu.
Tiba-tiba handphonenya berbunyi. Bang Yongguk."Halo hyung? Aku masih di asrama."
"Kamu tunggu disana saja Dae. Aku yang jemput."
"Tapi..."
"Tunggu aku, oke?"
"Baik hyung."
Daehyun yang bingung dengan telepon Yongguk hanya bisa menerka-nerka. Suara Yongguk seperti sedang buru-buru.Setengah jam kemudian handphone nya berdering lagi.
"Halo?"
"Aku sudah di depan."
"Okay aku turun."
Daehyun menyambar jaket dan dompetnya lalu segera menuju tempat Yongguk, dan apa yang dilihat Daehyun membuatnya tidak percaya.
Bang Yongguk dengan kemeja putih yang sudah keluar setengahnya, tanpa dasi, dua kancing paling atas terbuka, menampilkan tattoo nya. Rambutnya klimis, tidak seperti biasanya. Orang itu bersandar di mobilnya.
"Hyung..." sapa Daehyun ragu-ragu.
Yang disapa tersenyum lebar.
"Ayo naik." Yongguk membuka pintu mobilnya untuk Daehyun, yang segera masuk tanpa bertanya.Setelah mobil meninggalkan area asrama, Daehyun baru bertanya.
"Kita mau kemana hyung?"
"Makan. Aku lapar."
"Oh? Hyung belum makan?"
"Sudah tapi apa yang aku makan nggak terasa."
"Hyung dari mana? Rapi banget?"
Yongguk tertawa kecil.
"Ini sih nggak seberapa Dae. Aku tadi jauh lebih rapi."
"He? Pakai dasi dan jas gitu?"
Yongguk mengangguk.
"Ada acara?"
Yongguk menghela nafas panjang.
"Acara keluarga."
Daehyun hanya menjawab dengan oh. Tidak yakin apakah dia boleh bertanya lebih lanjut. Mereka belum sedekat itu menurut Daehyun.Mobil Yongguk berhenti di rumah makan kecil di pinggir kota.
"Sup disini enak. Ayo turun."
Daehyun hanya mengikuti Yongguk, sampai ke dalam dan duduk di tempat yang Yongguk pilih.
"Bibi, aku pesan yang biasa ya. Dua porsi."
Yongguk melambaikan tangan pada pemilik tempat ini.
"Ini tempat langganan ku. Himchan sudah pernah kesini. Junhong dan Jongup juga."
Daehyun hanya mengangguk."Jadi apa rencana mu setelah ini Dae?"
Tanya Yongguk sambil menghirup sup nya.
"Hmm? Aku akan berlatih dengan keras, supaya aku bisa cepat debut."
"Ingat, jangan terlalu keras pada diri sendiri. Nikmati juga masa muda mu." Yongguk menasihatinya lagi.
"Iya, aku akan selalu ingat nasihat hyung."
"Bagaimana teman sekamar mu?"
"Anaknya asik. Baik. Seumuran dengan ku. Kami sama-sama vokalis."
"Oh...menyenangkan. punya teman sekamar sekaligus saingan."
Daehyun menyeringai.
"Tipe suara kami berbeda. Mungkin kami bisa debut di satu grup."
"Sepertinya kalian sudah akrab."
"Semoga."Selesai makan Yongguk memesan soju sementara Daehyun hanya dipesankan cola.
"Tidak boleh mabuk. Hari pertama di asrama kamu harus jadi anak baik." Jelas Yongguk saat Daehyun cemberut.
"Lalu, bagaimana dengan Mr Bang?" Daehyun memberanikan diri bertanya.
"Masih tetap sama. Masih mengesalkan, tetapi sedikit....hmmm...apa ya...melunak?"
"Oh ya?"
"Yah...dia menjanjikan bila aku mengikuti satu permintaan terakhirnya, aku akan diberi kebebasan seutuhnya. Aku tidak perlu kembali ke rumah keluarga Bang. Perempuan itu juga tidak akan tinggal disana. Dia mau ke luar negri. Lalu Yongnam yang akan mengurus perusahaan. Terdengar sangat indah. Mencurigakan."
"Lalu hyung gimana?"
"Kalau bukan karena Papa yang datang sampai dua kali, aku tidak akan menerimanya."
"Oh...apa makan malam tadi..."
Yongguk terkekeh.
"Kamu pintar Jung Daehyun." Jawab Yongguk sambil mengacak rambut Daehyun."Makan malam terbesar abad ini. Antara Bang dan Park. Makan malam yang paling menyebalkan."
"Kenapa hyung?"
"Aku sudah terlalu lama meninggalkan keluarga Bang dan rutinitasnya sampai aku lupa. Tidak ada makan malam murni dalam pertemuan keluarga. Pasti ada bisnis di dalamnya. Dan yang paling parah, ada perjodohan."
Yongguk menghabiskan isi gelasnya sekali minum.
"Perjodohan?"
"Yah...sepertinya orang tua itu hanya menganggap kami sebagai alat bisnis mereka. Dan gadis itu seperti boneka, mau saja dijadikan alat orang tua nya."
"Jadi...hyung dijodohkan?"
"Keuntungan punya saudara kembar adalah kamu bisa memberikan segalanya untuk kembaran mu. Gadis itu masih memilih antara aku dan Yongnam. Tetapi aku sudah menyerahkan nomornya ke Yongnam. Aku tidak tertarik."
"Cantik?" Tanya Daehyun penasaran.
"Putri dari Park YoungSun pastilah secantik ibunya. Tapi aku tidak peduli secantik apapun, kalau dia setuju dengan perjodohan konyol ini, dia bukan tipe ku."
"Lalu tipe hyung yang seperti apa?"
"Yang tahu apa yang dia mau. Yang berani mengejar impiannya walau banyak halangan."
Entah kenapa dada Daehyun berdegup saat mendengar itu.
"Ah...sudah jam berapa ini?"
"Hmm? Jam 10?"
"Kamu harus pulang."
"Tapi hyung aku masih mau disini." Rengek Daehyun.
"Nope. Kamu akan pulang. Aku akan antar kamu."
"Hyung..."
"Nanti kita bisa keluar malam lagi saat kamu sudah beradaptasi dengan lingkungan baru. Ayo pulang."
Dengan enggan Daehyun mengikuti Yongguk ke mobil.
"Hyung masih bisa nyetir?"
"Aku belum mabuk." Jawab Yongguk.Setelah sampai di depan asrama, Daehyun bersiap untuk turun.
"Tunggu dulu Dae. Ini hadiah mu. Harusnya aku berikan kemarin. Selamat ya."
Yongguk memberikan sebuah kotak kecil ke tangan Daehyun.
"Apa ini hyung? Aku buka ya?" Tanya Daehyun tanpa menunggu jawaban Yongguk. Kotak kecil itu sudah terbuka dan Daehyun melihat sebuah gelang dari perak yang bertuliskan Keep On Dreaming.
"Jangan pernah berhenti bermimpi Dae. Walaupun nanti cita-cita mu tercapai, teruslah membuat impian baru."
Daehyun yang merasa terharu meneteskan air mata.
"Hyung...."
Yongguk panik saat melihat Daehyun menangis.
"Kenapa nangis?"
"Aku...aku bahagia."
Yongguk tersenyum sambil menepuk kepala Daehyun.
"Kalau bahagia seharusnya kamu tersenyum, bukan menangis. Ayo hapus air mata mu. Pakai gelangnya lalu masuk ke kamar. Sudah malam."
"Hyung...." panggil Daehyun sambil mengelap air mata nya.
"Hmmm?"
Daehyun mengulurkan tangannya.
"Tolong..."
Yongguk tertawa sambil memasangkan gelang ke tangan Daehyun.
"Aku akan jaga baik-baik gelang ini, dan selalu ingat pesan Hyung. Hyung...sesekali kunjungi aku lagi ya. Seperti hari ini."
"Pasti Dae."
"Aku masuk duluan ya."
"Ya. Selamat istirahat Dae. Berjuang terus! Semangat!"
Daehyun tersenyum lebar diberi semangat oleh Yongguk.
"Dah hyung."
mereka saling melambaikan tangan sampai Daehyun masuk ke asrama.Yongguk masih memandangi asrama Daehyun, setelah yakin Daehyun sudah sampai di kamarnya, Yongguk menyalakan mesin mobilnya dan pergi.
Sepanjang jalan Yongguk tidak berhenti tersenyum. Hanya dengan bertemu dengan Daehyun suasana hatinya bisa langsung membaik. Apalagi mengingat reaksi Daehyun saat menerima hadiah darinya. Yongguk tidak menyangka Daehyun akan menangis. Jauh di dasar hatinya, Yongguk merasa sangat bahagia dengan reaksi Daehyun.Sesampainya di rumah Yongguk membuka handphone nya dan menerima pesan dari Daehyun.
"Hyung, terimakasih atas hadiahnya. Aku senang sekali. Oh ya, Hyung juga harus bersemangat. Sekarang hyung sudah bebas, jadi aku harap hyung tidak perlu lagi merasa sakit ataupun sedih. Hyung fighting!"
Yongguk tersenyum. "Anak yang manis."
Ucapnya sambil membalas pesan dari Daehyun.
Semalaman mereka hanya bertukar pesan sampai akhirnya Yongguk menyuruh Daehyun untuk benar-benar tidur.
Dan Yongguk pun tertidur.
![](https://img.wattpad.com/cover/121350259-288-k859372.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Impian
FanfictionImpian Daehyun saat datang dari Busan ke Seoul cuma satu : menjadi penyanyi. Tapi ternyata Seoul membuat mimpinya jadi bercabang.