Daehyun terbangun oleh sinar matahari yang masuk dari jendela. Terangnya menandakan ini sudah bukan pagi hari lagi melainkan hampir tengah hari. Daehyun kaget dan langsung duduk, mencari dimana handphonenya, tetapi dia langsung teringat bahwa ia berada di Mansion keluarga Bang. Dan anggota keluarga Bang yang mengajaknya kesini sekarang tidak ada di kamar.
Daehyun turun dari tempat tidur dan mengintip ke ruangan sebelah, kosong.
Akhirnya Daehyun melangkahkan kakinya keluar kamar. Langkahnya terhenti saat mendengar suara Yongguk dari satu ruangan.
Ini hari kerja, pikir Daehyun.
Bang Yongguk terlihat dari celah pintu yanh terbuka, masih mengenakan kaos tidurnya dan celana piyama, bicara di telepon dengan wajah serius sambil menatap layar komputernya.
"Aku harap semuanya sudah bisa selesai besok. Aku menunggu laporannya di mejaku. Hari ini aku tidak ke kantor."Daehyun tidak ingin mengganggunya jadi dia pergi, mencoba mencari dimana dapurnya. Mansion ini sangat luas, untung Daehyun membawa handphone di saku, jaga-jaga kalau dia tersesat.
Baru akan melangkah turun tangga, Daehyun disambut oleh pria paruh baya di ujung tangga.
"Selamat Pagi, Tuan Jung. Ada yang bisa saya bantu?"
"Ah...ya...aku mencari dapur?"
Kepala pelayana keluarga Bang itu tersenyum.
"Anda cukup menyampaikan kepada saya apa yang anda perlukan, kami yang akan membuatnya untuk anda."
"Oh...baiklah...biasanya Yongguk hyung makan apa untuk sarapan?"
"Sandwich dan kopi, Tuan Jung."
"Kalau begitu tolong buatkan untuk hyung, dia ada di ruang kerja."
"Baik, untuk Tuan sendiri bagaimana?"
"Aku? samakan saja, tapi aku tidak minum kopi."
"Coklat hangat mungkin Tuan?"
"Boleh."
"Akan segera kami antar ke ruangan. Silakan anda kembali beristirahat, Tuan Jung."
"Terimakasih."
Dengan canggung Daehyun kembali ke kamar Yongguk.Daehyun duduk di sofa besar yang ada di kamar itu. Baru sadar kalau kamarnya besaaaar sekali. Pemandangan dari jendela disamping tempatnya duduk juga sangat indah.
Kebun bunga.Tidak lama pintu kamar diketuk dan pelayan membawakan sarapan.
"Selamat pagi Tuan Jung. Selamat menikmati santap pagi anda."
"Ah...terimakasih. Untuk hyung?"
"Sudah saya antarkan langsung ke ruang kerja, Tuan."
"Baiklah. Sekali lagi terimakasih."
Setelah pelayan itu keluar, Daehyun memberanikan diri menghampiri ruang kerja Yongguk sambil membawa makanannya.
Daehyun mengintip dari celah pintu yang terbuka dan disambut dengan senyuman orang yang ada di dalam ruangan.
"Pagi Dae." Yongguk membuka pintu ruang kerjanya agar Daehyun bisa masuk.
"Udah siang hyung..." jawab Daehyun.
"Nyeyak tidurnya?" Yongguk mengelus rambut Daehyun, membuat yang punya rambut tersipu.
"Sudah lama sejak terakhir aku tidur senyenyak itu."
Yongguk tersenyum.
"Makan dulu. Habis ini aku antar kamu kembali ke apartemen."
Senyum Daehyun hilang.
"Aku libur." Jawab Daehyun singkat.
"Aku tahu. Kamu libur dua minggu. Makanya kita harus ke apartemen kamu, ambil barang-barang karena mulai sekarang kamu akan tinggal disini bersama aku."
Daehyun menatap Yongguk tidak percaya.
"Tinggal disini?"
"Iya. Sudah cukup waktu yang aku sia-siakan memperbaiki keluarga ku sendiri. Sudah waktunya aku memikirkan kebahagianku. Sudah saatnya aku menjemput mu. Mimpi mu sudah tercapai, saatnya meraih mimpi kita."Daehyun menatap pria yang sedang memandanginya sambil tersenyum. Dia ingin sekali percaya dengan perkataannya tetapi dia tidak yakin. Apakah akan semudah ini? Apakah setelah semua yang ia lalui dia betul-betul bisa bersatu dengan orang yang dia dambakan selama ini?
"Kita akan lakukan perlahan bila itu terasa terlalu cepat buatmu." kata Yongguk seakan bisa membaca pikiran Daehyun.
"Dimulai dari Youngjae. Ayo kita temui dia, lalu pindah berasama ku."
Yongguk meraih tangan Daehyun, dan saat jemari mereka bertautan, Daehyun kembali menemukan kepercayaannya. Mereka bisa bahagia bersama apapun yang terjadi. Inilah saatnya."Aku akan tetap bersama hyung apapun yang terjadi."
Sudah pukul 2 siang saat Yongguk selesai bekerja. Mereka sudah makan siang dan bersiap untuk meninggalkan Mansion keluarga Bang.
Mereka berdua, mengendarai mobil menuju apartemen DaeJae.
Saat dalam perjalanan Daehyun menghubungi rekan duetnya."Jae."
"Are you okay Dae?"
"Ya. Kamu dimana?"
"Di rumah. Nungguin kamu."
"Aku...dalam perjalanan kesana. Sama Yongguk hyung."
"Oh..."
"Ada yang harus kita bicarakan Jae. Kita bertiga."
Terdengar suara Youngjae menghela nafas.
"Aku tahu. Aku tunggu kalian berdua. Hati-hati dijalan."
"Thanks Jae."Daehyun merasa bersalah, Yongguk yang mengetahuinya langsung meraih tangan Daehyun dan menggenggamnya sepanjang perjalanan.
"Semua akan baik-baik saja, Sayang."Akhirnya mereka tiba di Apartemen DaeJae.
Daehyun membuka pintu dan mempersilahkan tamunya masuk.
"Jae aku pulang." Dae memanggil rekannya.
Yongguk meringis mendengarnya. Dia akan memastikan bahwa selanjutnya Daehyun hanya mengatakan hal itu kepadanya."Selamat datang, Yongguk hyung. Lama tak jumpa." Youngjae menyambut mereka.
Dia sudah menyiapkan ruang tamu dan minuman untuk mereka.
"Apa kabar?" tanya Youngjae.
"Luar biasa. Terutama setelah aku bertemu Daehyun lagi."
"Well, pastinya. Dia vitamin untuk siapapun yang ada disekitarnya."Sesaat mereka diliputi keheningan.
"Terimakasih sudah menjaga dia selama aku tidak disini."
"Hyung tahu aku pasti akan menjaganya walapun tidak diminta."
"Sekarang saatnya aku meringankan tugasmu. Aku akan membawa Daehyun untuk tinggal bersamaku."
"Hyung yakin itu yang terbaik buat dia? Satu tahun lebih dia bersama ku."
"Aku yakin bahwa bersama dengannya adalah apa yang aku butuhkan, selamanya."
Youngjae tersenyum kecut. Jawaban Yongguk sama sekali tidak menjawab pertanyaan Youngjae tetapi dia tahu kesungguhan Yongguk tidak mungkin dikalahkannya."Aku akan tetap tinggal disini, Dae. Pintu apartemen ini selalu terbuka untuk mu kapanpun kamu mau. Yang terpenting, kita masih dan akan selalu menjadi rekan duet, suka tidak suka, hyung."
Daehyun bangun dan memeluk Youngjae."Maafkan aku Jae..."
"Jangan minta maaf. Aku yang salah. Aku yang mulai. Aku tahu sampai kapanpun kamu tidak akan menyerah menanti dia."
Mereka berdua saling tatap dan tersenyum.
"Dua minggu dari sekarang kamu akan bertemu dengan Youngjae yang baru. Jangan khawatirkan aku Dae. Mari kita buat lagu baru dengan semangat baru."
Daehyun mengangguk.Perbincangan mereka tidak sealot yang Daehyun pikirkan, dan itu sungguh melegakan hatinya.
Daehyun mengemasi pakaiannya dan berpamitan.
Youngjae melepas Daehyun dengan senyuman dan pesan kepada Yongguk, tanpa sepengetahuan Daehyun, kalau Daehyun sampai terluka Youngjae tidak akan segan mengambilnya kembali.
Yongguk berjanji bahwa hal itu tidak akan pernah terjadi.Dalam perjalanan pulang, Daehyun bertanya mengenai rencana Yongguk.
"Hyung akan kembali ke kafe nggak? Atau tetap akan menjalankan perusahaan? Lalu apa kita akan tetap tinggal disana? Aku...kurang nyaman disana."
Yongguk tersenyum, senang karena Daehyun bisa mengutarakan isi hatinya."Besok aku akan ke kantor untuk serah terima, setelah itu aku bebas. Aku sudah kontak Himchan dan dia sudah nggak sabar untuk mengembalikan sahamku. Kamu mau kita tinggal dimana, sayang?"
"Di apartemen lama Hyung juga oke."
"Hmm...sudah aku jual. Berarti besok kita akan lihat-lihat apartemen baru deket kafe ya."
Daehyun menyambut bahagia ide yang disampaikan. Dia menatap Yongguk yang sedang menyetir dengan penuh cinta.
Akhirnya, penantiannya berakhir sudah, dan diakhiri dengan indah.
Daehyun berharap bahwa ini bukan hanya kebahagiaan sesaat, karena saat ini impiannya sudah berubah, dari menjadi seorang penyanyi, menjadi menghabiskan sisa umurny bersama Bang Yongguk, orang yang paling ia cintai.-Fin-
AAAAAHHHHH setahun kemudian akhirnya aku menyerah dan menamatkan cerita ini lebih awal. Terimakasih atas dukungan kalian selama ini. Mohon maaf bila endingnya tidak sesuai harapan. Mungkin suatu hari aku akan buat side story, tapi mungkin juga nggak.
Makasih semua yang sudah membaca dan vote cerita ini.
I love you all.

KAMU SEDANG MEMBACA
Impian
FanfictionImpian Daehyun saat datang dari Busan ke Seoul cuma satu : menjadi penyanyi. Tapi ternyata Seoul membuat mimpinya jadi bercabang.