Daehyun menatap Himchan tidak mengerti. Otaknya merasa semua ini terlalu berat untuk dipahami.
Youngjae bergantian memandangi Daehyun dan Himchan yang sedang saling tatap. Suasananya canggung.
"Hyung, bisa dijelaskan kenapa Yongguk hyung pergi?" Tanya Youngjae untuk memahami situasi yang terjadi.Himchan menghela nafas panjang.
"Aku sudah menduga hari ini akan datang, dan aku masih belum siap juga walaupun setiap hari berlatih. Baiklah. Dengarkan dulu cerita ku, jangan memotong. Mengerti?"
Keduanya mengangguk."Sudah satu bulan terakhir ini Mr Bang sakit. Sangat berat kalau menurut Yongguk. Awalnya Yongguk hanya menjenguknya tiap pagi sebelum kafe buka, atau malam setutupnya kafe dan kembali ke sini pagi hari langsung dari rumah sakit.
Seminggu pertama berjalan lancar, tetapi minggu berikutnya kondisi Mr Bang makin parah.
Seakan mengerti bahwa waktunya tinggal sedikit, Mr Bang memanggil seluruh anggota keluarganya untuk berkumpul.
Di malam itu, Mr Bang akhirnya menyampaikan pesan yang ia harap akan menjadi wasiatnya bila ia tidak bisa bertahan lagi.
Mr Bang mewariskan posisi CEO kepada Yongnam, dan memberikan saham perusahaan sebesar 60% kepada Yongguk, sementara ibu dan saudaranya berbagi 40% sisanya.
Kondisi ini membuat ibu Yongguk meradang. Dia merasa seharusnya Yongnam yang mendapat bagian lebih besar.
Tetapi Mr Bang menjelaskan, bahwa Yongnam sudah mendapat posisi CEO.
Yongguk juga mengajukan keberatan. Dia merasa tidak nyaman mendapat saham besar karena berarti dia harus terlibat di dalam keputusan perusahaan walaupun ia bukan pegawai disana.
Mr Bang tetap bersikeras bahwa pembagiannya harus seperti itu.
Yongguk mencoba menawar, dan berakhir dengan perkataan dari Yongguk bahwa dia ingin melepaskan semua haknya.
Tapi tetap saja hal itu tidak dikabulkan.
Setelah itu mau tidak mau Yongguk mempelajari seluruh kondisi perusahaan, dan ia menemukan hal-hal yang tidak seharusnya terjadi.
Yongguk masih sayang kepada Mr Bang, bagaimanapun juga mereka keluarga. Akhirnya Yongguk memberikan penawaran lain.
Dia akan mempelajari kondisi perusahaan dan selama 1 tahun akan memperbaiki kondisi internal mereka, tetapi setelah itu dia mau terlepas dari kewajiban sebagai penerus keluarga Bang.
Dia akan menukar saham yang ia miliki dengan saham milik ibunya.
Hubungannya dengan kafe ini adalah, dia butuh konsentrasi selama 1 tahun penuh, dan Yongguk tidak suka setengah-setengah. Dia melepaskan Kafe ini untuk sementara agar dia bisa fokus ke perusahaannya. Dan menurut dia, akulah yang memenuhi syarat baik dari segi keuangan ataupun visi, untuk mengelola kafe ini sampai dia kembali."Daehyun menatap Himchan, mencoba memahami apa yang baru saja disampaikan.
"Jadi untuk satu tahun ini Yongguk hyung akan sibuk di kantornya?" Daehyun mencoba menyimpulkan.
"Betul Dae."
"Kenapa dia tidak bilang sama aku?" tanya Daehyun sedih.
"Karena dia tidak mau kamu khawatir Dae." Himchan menjelaskan.
"Yongguk sudah memprediksi reaksi kamu, jadi dia menitipkan semuanya kepadaku. Yongguk mau kamu fokus, debut dan wujudkan impianmu. Nanti dia akan menjemput kamu."
Daehyun menatap handphone nya yang ada gambar Yongguknya.
Jujur saja Daehyun kecewa. Tidak sekalipun Yongguk meluangkan waktunya untuk memberikan kabar."Aku tahu kamu kecewa, tapi please, Dae, untuk kali ini, tolong mengerti dia. Kamu lah satu-satunya alasan dia mengambil waktu satu tahun. Yongguk mau kalau semua sudah selesai, dia kembali ke kamu."
Daehyun mencoba memproses semua informasi yang baru dia dapatkan disini.
"Baiklah hyung...aku pergi duluan." Daehyun bangun dan meninggalkan kafe.Sepanjang jalan Daehyun hanya terdiam. Ia merasa kecewa. Kecewa karena Yongguk tidak membicarakan hal ini dengannya. Kecewa karena dia tidak bisa berada di sisi Yongguk saat dia kesulitan.
"Mulai sekarang, kamu harus fokus Dae. Kita akan debut. Kamu harus tunjukkan ke Yongguk hyung kalau kamu tetap berpegang teguh pada mimpi mu. Kamu bisa mewujudkan impianmu. Tunjukkan itu sama dia. Nanti saat dia kembali, kamu bisa membanggakan hal itu ke dia." Youngjae mencoba menghibur temannya.
"Aku tahu kamu sedih, tapi jangan berlarut-larut sedihnya. Setelah ini jadwal kita akan padat sampai hari debut kita."
Daehyun hanya mengangguk. Biarlah hari ini dia bersedih. Biarlah hari ini dia menangis. Dia akan bangkit lagi besok.Sebulan telah berlalu dan tiba saatnya Daehyun debut dengan Youngjae. Dia sudah mengirimkan pesan ke Yongguk lewat Himchan. Tidak berharap Yongguk hadir di showcase tapi setidaknya ia berharap Yongguk bisa melihatnya di handphone atau laptopnya, siaran debut mereka ditayangkan secara langsung.
"Baiklah pemirsa kita baru saja menyaksikan penampilan perdana DaeJae. Bagaimana penonton apakah kalian masih bersemangat?" MC membakar suasana di teater tempat Daehyun dan Youngjae mengadakan showcase.
"Baiklah, kita lanjutkan ke sesi tanya jawab. DaeJae, bagaimana rasanya bisa debut hari ini?"
"Rasanya seperti mimpi. Penantian bertahun-tahun, latihan keras tanpa henti, puluhan audisi, akhirnya terbayarkan sudah hari ini. Aku berterimakasih kepada keluarga, sahabat, agency dan semua yang mendukung impian kami untuk debut. Terutama para fans yang hadir disini ataupun menonton dirumah. I love you all." jawab Daehyun.
"Adakah orang-orang yang ingin kalian sapa hari ini?"Youngjae menyebutkan daftar nama yang telah ia siapkan.
"Dae, bagaimana dengan kamu?"
"Aku berterimakasih kepada keluargaku di Busan maupun di Seoul. Berkat doa kalian aku bisa berada disini hari ini. Hyung yang ada di kafe tempat ku bekerja di Seoul, I did it! Aku meraih impianku hari ini." Daehyun tersenyum, berharap Yongguk melihatnya.Selesai showcase mereka mengadakan pesta. Yang hadir adalah tim dari Agency dan undangan. Karena waktunya bertepatan dengan jam makan malam, Himchan dan teman-teman tidak bisa hadir. Daehyun terhenti saat melihat buket bunga di meja rias.
"Dae ini untuk kamu."Selamat atas debutnya DaeJae. Tetaplah lakukan apa yang kamu sukai, cintailah apa yang kamu lakukan. Kejarlah Impianmu. BYG.
Mata Daehyun berkaca-kaca saat membaca nama pengirimnya.
"Buket yang bagus, dari siapa?" tanya Youngjae.
"Fansnya Dae kayanya."
"Coba aku lihat."
Setelah membaca inisal namanya, Youngjae tersenyum dan membisikkan sesuatu ke Daehyun.
"Dia masih terus mengawasi mu, jadi kami harus tetap semangat ya."
Senyum Daehyun semakin lebar. Rasa bahagianya menjadi lengkap saat Yongguk hadir walau hanya dalam bentuk rangkaian bunga.
"Aku akan terus mengejar impianku, hyung. Tunggu dan lihat aku." ucap Daehyun pada dirinya sendiri*tbc*
KAMU SEDANG MEMBACA
Impian
FanfictionImpian Daehyun saat datang dari Busan ke Seoul cuma satu : menjadi penyanyi. Tapi ternyata Seoul membuat mimpinya jadi bercabang.