Wedang

856 38 0
                                        

Kamu yang mungkin hanyalah orang baru.. Menyisakan perasaan baru dalam hatiku. Aku begitu beruntung dekat denganmu. Wahai.. Penghibur hatiku.


Selepas magrib Nadya bersiap dengan memakai kerudung pink yang begitu cocok dengan wajah Nadya yang sedikit chubby itu.


Entah kenapa Nadya merasakan hal semacam senang, deg-degan dan takut. Wajar saja.. Nadya belum pernah betemu berdua dengan Oji. Biasanya mereka bertemu bersama Rini dan Opik. Berbeda dengan sekarang.

Hp Nadya berbunyi. Ada pesan masuk dari Oji.

Oji
Nad gua otw yaa. Pokonya kalo liat gua langsung panggil.

Nadya
Okee. Hati-hati Ji

Oji
Yooo. Gua pake kemeja oren bawa motor matic warna putih ijo. Kalo liat PANGGIL.

Nadya
Iyaiyaa bawel. Sono katanya otw

Tidak ada balasan dari Oji. alhasil Nadya menunggu Oji dipinggir jalan dekat rumahnya.

Beberapa saat Nadya menunggu, Nadya melihat seseorang memakai kemeja oren dengan motor matic putih hijau. Sadar kalau itu Oji, Nadya pun memanggil orang itu.

Nadya : Ji!!! OJI!!! (Panggil Nadya dengan suara sedikit dinaikkan)

Oji yang melihat Nadya langsung menghampiri Nadya saat itu juga.

Masih dengan duduk dimotornya, Oji mengajak Nadya bersalaman.

Oji : Assalamualaikum.. (Salam Oji dengan tangan diangkat untuk bersalaman)
Nadya : Waalaikumsalam.. (Jawab Nadya sambil meraih tangan Oji yang mengajak salaman itu. Tapi belum juga Nadya menyentuh tangan Oji itu, Oji sudah menarik tangannya duluan)

"Dia gak mau bersentuhan apa gimana? Keren." Pikir Nadya.


Lalu Oji mengambil sebuah kantong plastik yang entah apa isinya. Oji memberikannya pada Nadya.

Oji : Ohiya nih Nad. Gua mau ngasih ininih. (Ucap Oji sambil memberikan kantong plastik itu)
Nadya : Apaan nih Ji anget-anget? (Ucap Nadya mengambilnya dan merasakkan isi dari plastik itu hangat) Ohh ini bak.. (Ucap Nadya terputus)
Oji : Itu wedang. (Potong Oji)
Nadya : (sedikit melongo lalu sadar) Ohhhhhahahah iyaiya makasih ya Ji.. (Ucap Nadya dengan sedikit tersenyum kikuk)

"Kirain bakso" Batin Nadya sedikit nalangsa.

Oji : Heheheh gua sekarang lagi jaga warung wedang bareng Opik jadi yaudah gua bawain aja buat lu. (Ucap Oji dengan cengengesan)

Nadya : Ohhhh heeheh iya makasih Ji yaa.. Enak nih kayanya hahah. (Jawab Nadya tertawa garing)

Beberapa saat mereka saling diam sampai akhirnya berpandangan dan saling menertawakan. Untuk orang-orang yang melihat mereka saat itu mungkin merasa aneh. Tidak ada yang perlu di tertawakan tapi mereka justru saling tertawa dengan pikirannya masing-masing. Nadya yang memikirkan betapa lucunya ada laki-laki yang membawakan Nadya wedang. Sedangkan Oji dengan pikirannya yang merasa bingung harus berkata apa karena tiba-tiba saja Oji blank. Biasanya Oji dengan cepat dapat memulai pembahasan yang lucu jika bersama seseorang. Tapi tidak jika bersama Nadya. Ada perasaan semacam canggung dan takut melakukan hal yang salah.

Sampai akhirnya Oji langsung pamit dengan alasan harus menjaga warung wedangnya itu.

Ketika Nadya mulai berjalan dari tempatnya bertemu Oji barusan, tetangga Nadya memanggilnya. Alhasil Nadya menghampiri Tia tetangganya itu. Mereka hanya beda 1 tahun tapi tubuh Tia lebih montok. Berbeda dengan Nadya yang terbilang kurus tapi memiliki pipi yang chubby. Sedikit terlihat aneh karena tidak sebanding dengan badannya yang kurus itu. Tapi tetap enak dipandang karena lucu.

Nadya dan Tia duduk diteras rumah Tia saat itu. Tia melihat Nadya membawa sebuah kantong plastik penasaran.

Tia : Lu abis dari mana Nad? Itu apaan? (Tanya Tia menunjuk kantong plastik yang Nadya bawa)
Nadya : Inii abis dari depan ngambil ini.. (Jawab Nadya mengangkat kantong plastik itu sebentar)
Tia : Dari cowo lu yak? (Tanya Tia mengangkat kedua alisnya dengan senyum dibuat-buat)
Nadya : Engga dari temen gua inimah. (Jawab Nadya dengan sedikit perasaan malu)
Tia : Halah masa? Emang itu apaan? (Tanya Nadya penasaran)
Nadya : Ini.. Wedang. (Jawab Nadya dengan ekspresi stengah-stengah antara senang atau merasa bete)
Tia : Wedang? Hahahah orang mah ngasih apakek bakso ke apa gitu. Kocak amat. (Ucap Tia dengan tawanya)
Nadya : Iya hahha tadinya gua kira bakso tau. Gataunya wedang. (Ucap Nadya)
Tia : Hahahah coba lu bayangin lu nyampe rumah langsung ngambil mangkok, sendok garpu. Eh pas dibuka wedang. Bahahahhaha (Ucap Tia sambil tertawa puas)
Nadya : Parah bagetsi ahahahah iya juga ya. (Ucap Nadya ikut tertawa) tadinya gua udah mau nanya lu Ti ini apaan? Bakso ya? Gitu. Eh dia udah ngomong duluan ini wedang. Untung gua gak jadi nanya itu hahahahha malu gue. (Cerita Nadya dengan tawanya yang semakin tak tertahan)
Tia : Bukan lu doang Nad yang bakal malu. Dia juga hahahahha. Pasti dia jadi mikir harusnya dia bawain lu bakso ahahahahhaah (Ucap Tia masih dengan tertawa puas)

          **********************

Dirumah Nadya membuka kantong plastik itu dan benar saja isinya wedang. Belum sempat Nadya mencoba wedang pemberian Nadya itu, tiba-tiba hp Nadya bunyi. Pesan dari Oji.


Oji
Nad gimana wedangnya? Suka gak? Oji banyakin susunya tuh biar manis.

Nadya
Iya enak ko Ji. Makasih yaaa


Setelah itu Nadya mencoba wedang pemberian Oji itu. Lumayanlah rasanya biarpun jujur Nadya belum pernah mencoba yang namanya wedang. Sampai akhirnya Ka Amir datang dan menanyakan dari mana Nadya dapat wedang? Karena di sekitar rumah tidak ada yang menjualnya. Nadya pun hanya menjawab mendapatkan wedang itu dari temannya.


Karena Nadya tidak terlalu suka dengan wedang akhirnya Ka Amir  membawa wedang itu ke terad rumah menemani Ka Amir yang kala itu sedang sibuk chattingan dengan pacarnya mungkin.


          ******************

Dikamar, Nadya sibuk dengan hp nya bertukar pesan dengan Oji.


Sesekali Nadya menyernyitkan dahinya lalu mulai tertawa. Sampai akhirnya adzan isya berkumandang dan Nadya mulai melaksanakan kewajibanya itu.


Nadya memanjatkan doa dengan tersenyum. Nadya begitu bersyukur dengan segala sesuatu yang Allah berikan padanya ini.


"YaAllah.. Apakah Oji adalah jodohku? " Batin Nadya berdoa.

Oji yang sejak awal mampu membuka mata Nadya untuk menatapnya.
Yang pelan-pelan membuka hati Nadya.
Yang selalu punya cara membuat Nadya tertawa
Yang selalu mengajari Nadya perihal agama
Yang selalu punya cara menarik perhatian Nadya.

Oji.. Orang pertama yang membuatnya mendirikan solat tahajud. Orang pertama yang membimbing Nadya solat tahajud yang Nadya sendiri tidak pernah melakukannya.


Ya.. Nadya mulai membuka harapan baru pada Oji. Sosok baru yang menemani hari-harinya yanh kini penuh tawa.


Nadya selalu punya keyakinan setelah semua sakit hati yang dia rasakan.. Setalah semuanya mampu Nadya lalui.. Allah pasti punya penggantinya. Sesuatu yang mampu membuat Nadya kembali berdiri dan melupakkan segala hal yang memberatkan hatinya. Dan mungkin inilah pengganti atau balasan yang selama ini Nadya tunggu-tunggu.



     #####################


Maaf jika masih banhak typo :(

Jangan lupa tinggalkan jejak ya ditulisanku ini. Vote nha boleh lahhhh... 😁
Biar author makin semangat lanjutin nulisnya😁😁

Difollow juga dong akun author inii. Belum ada followers nih :(

Cinta Sepertiga MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang