Aku berani

613 28 0
                                    

Ku mulai dengan bismillah
Dengan segala yang aku tahu
Kupastikan
Aku masihlah mengagumimu.


🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵



EDI KUNCORO

Nadya masih merasa kaget dengan apa yang dia pegang saat itu. Sebuah buku Lks Bahasa Inggris kelas 12. Bernamakan Edi Kuncoro.

Tatan : Nad? Kenapa? Inikan?? (ucap Tatan dengan menatap kaget buku tersebut)
Nadya : Punya kak edi..

Beberapa kali Nadya mengedipkan mata, memalingkan pandangan kepenjuru tempat saking tidak percayanya.
Tapi tetap saja, buku itu masihlah bertuliskan nama Edi Kuncoro.

Nadya : Gamungkin.. Ko bisa disini? (tanya Nadya dalam hati)

Tatan : Nad kasih Nad sama orangnya. Kan lu ada kontaknya.
Nadya : Hah?? Oiya inshaAllah nanti gua kasih kak edinya.
Tatan : Achiyeee (ledeknya)

🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵

Malamnya..
Nadya bimbang. Degdegan. Bingung.
Beberapa kali mencoba membuka obrolan di Bbm dengan Ka Edi.
Hanya mengetik pesan. Hapus. Ketik lagi. Hapus.

Nadya : Kaya gini sopan gak ya? (hati Nadya berbincang sendiri)

Kirim.

"Assalamuaalikum.. Maaf ka, ini buku kakak ya? "

Pesan pertama yang Nadya kirim kala  itu. Dikirim pula foto buku yang dimaksudkan.

Dalam beberapa menit pesan itu langsung dibalas.

"Eh? Iya de itu buku kakak. Ko ada dikamu ya? :D"

DEGGGGGGGGG.

Tahannnn.
Tahannnnnnnn.

Kupu-kupu mulai terbang didalam perut Nadya.
Ingin menari.
Tertawa.
Cengegesan.
Sampai menangis rasanya.

Permulaan yang bagus. Tiap balasan pesan dari Kak Edi tak luput dari senyum Nadya.
Sangat baik. Ramah. Seperti kawan dekat. Yang sudah lama dekat.

Namun sekelibat perkataan kawannya, bahwa Kak Edi memang ramah kesetiap wanita membuatnya menahan hati.


Insiden buku inilah yang menjadi jalan lebar dimana Nadya dan Kak Edi akhirnya dekat.


Diwaktu-waktu terakhir Kak Edi kelas 12.. Nadya mendapatkan kebahagiaannya. Vitaminnya. Kak Edi.. Seseorang yang tak pernah terlewatkan dalam setiap do'anya beberapa tahun belakangan ini.


Terlebih ketika Nadya tahu.. Bahwa Kak Edi tidaklah sedang menjalin hubungan dengan siapapun. Hanya Nadya yang tahu. Orang lain mungkin berpendapat a b c dan sebagainya. Tapi bagi Nadya.. Kak Edi punya alasan disetiap perlakuannya terhadap siapapun. Terlebih kepada teman-teman wanitanya.

"Penghargaan"

Karena Kak Edi sering merasakan perasaan tidak dihargai. Disepelekan. Bertepuk sebelah tangan. Dilihat sebelah mata.


Kak Edi tidak ingin orang lain merasakan apa yang dia rasakan.




Dan Nadya..
Semakin mendambanya.



Wahai Sang Pemberi Rasa..
Tetapkan hati hamba
Dekatkan kami..
Jika Engkau ridho.

Do'a yang sampai saat ini.. Nadya ucap. Baik sadar ataupun tidak sadar.











🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵



Assalamualaikum..

Hay hay hayyyyyy
Apa kabar semuanya? 😁
Sehat semua kan? Gimana puasanya?
Lancar?

Alhamdulillah.. Author bisa lanjutkan cerita ini sedikit demi sedikit. Mungkin karena waktu luang sudah ditangan author sekarang wkwk

Maaf lama fakum, ceritanya jadi gantung :')
Mohon dukungannya ya biar author makin semangat lanjutkan cerita ini sampai tamat.

Oiya.. Sebelumnya mungkin author pernah bilang kalau cerita ini fix pengalaman author.. Tapi mulai dari bab ini author masukan sedikit kreatifitas ngibul author ya wkwk

Dikarnakan semua orang punya privasi, mohon untuk tidak menganggap cerita ini full nyata adanya. Semua nama yg ada pun bukan nama sebenarnya.

Disini author hanya merasa.. Ada sesuatu yang perlu author buat agar dimasa ingatan author memudar, author masih bisa ingat orang-orang berharga ini. Terlebih cinta author disini :)


Oiya sebentar lagi lebaran. Yeyyyyy
Author mengucapkan minal aidzin wal faidzin..
Mohon maaf lahir dan batin..
Juga terimakasih atas support kalian selama author memulai karya kecil ini.

Wassalamuaikum 💞💞

Cinta Sepertiga MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang