Bab. 1

6.8K 312 36
                                    

Ainsley sedang mengerjakan tugas kuliahnya di perpustakaan, ia berharap mendapat ketenangan dan jauh dari kebisingan. Tangannya dengan cekatan menyalin tugas-tugas yang sudah ia buat semalam ke dalam buku, tiba-tiba saja kegiatannya terhenti saat sebuah tangan menyodorkan segelas kopi caramel dan sebungkus roti sandwich ke hadapannya. Ainsley hanya melihat sekilas saat tahu siapa pemilik tangan tersebut kemudian kembali menulis.

"Hai cantik" Goda steven mengambil tempat duduk di hadapan ainsley.

Ainsley terus menulis tanpa mengalihkan pandangannya"Steven aku sedang tidak ingin bercanda"

"Baiklah-baiklah aku akan diam" Steven mengangkat kedua tangannya tanda menyerah.

Ainsley hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya karena melihat tingkah steven yang terkenal konyol itu, nama lengkapnya Steven Harper. Dia keturunan werewolf bahkan ainsley pun tahu siapa steven sebenarnya. Mereka berteman semenjak kematian kedua orang tua ainsley, mereka berdua berteman akrab karena steven selalu berada di dekat ainsley kemanapun ia pergi. Steven berjanji pada dirinya sendiri akan terus melindungi ainsley.

Semenjak mendengar cerita dari bibi ellena dan paman adam bahwa ainsley di incar oleh parah vampir untuk di hisap darahnya karena ainsley memiliki darah suci. Darah yang dapat memberikan keabadian bagi para vampir, steven menjadi overprotective terhadapnya. Hanya saja steven tidak menceritakan penyebabnya kenapa ia bertingkah seperti itu, ini menjadi rahasia antara bibi ellena,paman adam, dan steven. Mereka berjanji akan menceritakan kepada ainsley jika waktunya sudah tiba. Ainsley harus tahu jati dirinya yang sebenarnya.

Sudah hampir 30 menit steven memandangi ainsley yang sedari tadi fokus dengan tugasnya, ia mulai bosan dan timbul kejahilannya. Steven dengan cepat mengambil pulpen dari tangan ainsley.

"steve..kembalikan pulpennya, aku belum selesai menulis" kata ainsley sedikit berbisik, ia takut suaranya dapat mengganggu orang-orang di dalam perpustakaan.

"tidak" sahut steven singkat, dengan senyuman termanisnya.

"ayolah steve.. " kata ainsley memohon dan berusaha mengambil pulpennya dari tangan steven.

Bukan steven namanya jika ia belum puas mengerjai ainsley.

"aku akan mengembalikannya, jika kau mau memberikanku satu kecupan di pipiku" steven menunjuk pipi kanannya, seraya mengedipkan sebelah matanya.

Ainsley memutar bola matanya malas.

"steve.. Apa kau gila?ini perpustakaan"kata ainsley geram.

"hei!aku memintamu untuk mencium pipiku, bukan mencium bibirku. Itu saja, lagi pula kau sahabatku"sahut steven tidak mau kalah.

Ainsley mengacak rambut panjangnya dengan kasar.

"aah... Atau jangan-jangan kau memang ingin mencium bibirku? Tidak apa-apa dengan senang hati aku akan menerimanya" sambung steven sambil memonyongkan bibirnya.

BUKK!!!

"Aww...!" Seru steven kesakitan, ia memegang kepalanya yang baru saja di pukul dengan buku tebal oleh ainsley.

"jangan harap" kata ainsley singkat sambil menjulurkan lidahnya, ia langsung merebut pulpennya dari tangan steven dan melanjutkan menulis.

Steven hanya tersenyum melihat tingkah sahabat kecilnya, yaah... Mereka berdua jika sedang bercanda seperti itu. Sangat jarang melihat mereka bertengkar, bertengkar pun hanya sebentar dan berbaikkan lagi.

*****

Siang harinya sepulang kuliah caroline mengajak ainsley ke coffee shop langganannya, untuk sekedar mengobrol dan menghilangkan penat.
Caroline brown gadis berambut panjang berwarna coklat emas, manis,ramah dan teman akrab ainsley di kampus selain steven. Mereka selalu terlihat pergi berdua seperti sekarang ini, ia tahu bahwa ainsley suka sekali minum kopi. Terutama kopi caramel makanya ia mengajak ainsley untuk pergi ke coffee shop tersebut.

Vampire & Holy Blood Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang