Bab. 11

2.5K 139 11
                                    

Setelah kejadian tadi malam, ainsley jadi terlihat aneh dan agak sedikit pemarah.

Di kampus ainsley dan caroline sedang duduk di kantin, dengan tugasnya yang menumpuk. Ainsley sesekali menggigit roti sandwichnya.

"Hai sayang... " Sapa steven pada caroline sambil mengecup pipi kiri caroline.

Ainsley melirik dua insan di depannya dengan sorot mata tajam.

"Tunggu dulu! Kau memanggil caroline dengan panggilan sayang?" Tanya ainsley menyelidik.

Steven terlihat kikuk dan gelagapan.

"I... Iya, memangnya... Ada yang salah?"

Ainsley meletakkan pulpen dan roti sandwichnya di atas meja, tangannya ia silangkan di depan dada.

"Apa ada yang tidak ku ketahui?" Ainsley mengharapkan jawaban dari mereka berdua.

Caroline dan steven saling menatap satu sama lain.

Steven menarik nafas dan menghembuskannya pelan.

"Emmm... Ainsley... Selama kau tidak masuk kuliah, aku... Dan caroline... Berpacaran" Kata steven dengan sangat hati-hati.

Ainsley diam sejenak, menatap mereka berdua. Kemudian tidak lama suara tawanya pecah, membuat steven dan caroline menatapnya heran.

"Sudah ku duga, pada akhirnya kalian akan berpacaran juga. Aku bahagia jika kedua sahabatku bisa bahagia juga" Jelas ainsley menopang dagu dengan kedua tangannya.

Caroline menghampiri ainsley dan memeluknya dengan erat.

"Terima kasih ainsley... Aku harap kau juga menemukan kebahagiaanmu dan menemukan seorang kekasih yang mencintaimu" Kata caroline dengan antusias.

"Aku belum memikirkan untuk berpacaran, aku ingin menyelesaikan kuliahku dulu" Senyum ainsley menghilang dari wajahnya dan berubah sendu.

"Benarkah? Steven sudah menceritakan semuanya kepada ku, dia bilang. Kau sedang dekat dengan seorang pria bernama darren" Selidik caroline.

Ainsley menatap tajam steven. Steven hanya memberikan senyumnya.

"Dia hanya temanku, bukan siapa-siapa" Jawab ainsley singkat, lalu melanjutkan mengerjakan tugasnya.

"Dia ramah, baik, dan... Sangat tampan" Jelas caroline dengan mata yang berbinar-binar.

Ainsley menghentikan tulisannya, ia kaget mendengar caroline menjabarkan sosok darren dengan begitu sempurna.

"Kau? Apa kau pernah bertemu dengannya?"

Caroline mengangguk cepat. "Aku bertemu dengannya, saat steven mengajakku berkencan dan dia mengenalkanku pada darren"

Ainsley menelan salivanya.

"Hei! Tenang saja, darren tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya memberi kami selamat, karena kami sudah berpacaran" Celetuk steven.

Ainsley menenggelamkan wajahnya pada kedua lekukkan tangannya, ia merasa frustasi dan rasanya ingin berteriak.

Caroline dan terkekeh melihat tingkah ainsley.

Kejutan apalagi yang akan ia terima setelah ini, itu yang ada di pikirannya saat ini.

*****

Sepulang kuliah caroline dan ainsley pergi ke toko roti, sudah hampir seminggu ainsley tidak ke sana. Karena paman dan bibinya pulang ke kampung halamannya di florida.

Ainsley membersihkan meja yang baru saja di tinggalkan pengunjung, ia meletakkan piring-piring dan gelas kotor ke atas nampan. Kemudian ia menaruhnya di atas tempat cucian piring untuk di bersihkan.

Vampire & Holy Blood Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang