▫11▫

21K 3.5K 552
                                    

Jaehyun kembali ke rumah itu di pagi berikutnya. Pekerjaannya selesai lebih cepat karena memang perbaikan pagar kayunya sudah beres sejak kemarin. Dia datang hanya untuk mengecek dan bisa dibilang... sarapan bersama disini?

"Aku tidak mengerti kenapa kau bersikeras mempermasalahkan ini, Doyoung."

Dia mendengar suara Taeyong bahkan sebelum dia sampai di pintu depan.

"Aku yang tidak mengerti kenapa kau bersikeras TIDAK MAU mempermasalahkan ini, tuan."

Jaehyun masuk diam-diam. Melihat dua orang sedang berdebat penuh ketegangan.

"Karena ini tidak penting!" geram Taeyong.

"Apa-apaan itu! Tentu saja ini penting!"

Dia melihat Taeyong berjalan dari ruangan makan menuju ruang tamu, melewati pintu yang terbuka. Doyoung mengikuti tergesa di belakangnya.

"Tidak, ini benar-benar TIDAK PENTING."

Dia melihat Taeyong berbalik untuk menghadap Doyoung begitu sampai di depan jendela.

"Apanya yang tidak penting?" tanya Jaehyun, masuk dalam percakapan.

"Bukan apa-apa!" bentak Taeyong.

Doyoung menyapa Jaehyun dan menanyakan kapan dia tiba. Jaehyun menjawab sekedarnya dan kembali menyuarakan pertanyaannya.

"Apa yang sedang kalian bahas?"

"Hari ulang tahun Taeyong. 1 Juli. Hari ini," jawab Doyoung, tanpa melihat dari jauh Taeyong telah menatapinya tajam agar tutup mulut.

"Benarkah? Selamat ulang tahun!" Jaehyun tersenyum.

"Urgh!"

Taeyong berbalik kembali mendekati piano kesayangannya dengan wajah garang menahan kesal. Dia mulai memainkan piano itu -membuat musik yang sedikit menyeramkan dan penuh kemarahan memenuhi ruangan.

Jaehyun mengerutkan kening.

"Atau tidak mengerti..."

"Dia tidak membiarkanku membuat pesta perayaan ulang tahun untuknya," jelas Doyoung sambil menghela napas.

Jaehyun cemberut. "Kenapa?"

"Karena, dia bersikeras mengatakan jika itu- tidak penting," cibir Doyoung.

"Memang tidak penting!" teriak Taeyong lagi, mengakhiri permainan pianonya tiba-tiba.

"Tentu saja penting!"

Jaehyun dan Doyoung berkata kompak.

Taeyong memutar matanya dan melanjutkan permainan pianonya dengan lebih marah.

"Ini bukanlah hari yang layak untuk dirayakan!" geram Taeyong.

"Apa yang kau maksud? Ini hari ulang tahunmu -oh!" Doyoung sepertinya baru teringat sesuatu. "Jangan bilang jika..."

"YA, INI ADALAH HARI ITU! PUAS KAU?"

Taeyong berdiri dari duduknya.

Jaehyun mematung kebingungan

Doyoung menghela napasnya -akhirnya mengerti kenapa tuannya itu begitu marah tentang hal ini. Bagaimana bisa aku lupa hal sepenting ini? Tapi bukan Doyoung namanya jika dia tidak keras kepala.

"Baiklah, maaf, aku memang lupa. Tapi kita tidak akan merayakan itu. Kita hanya akan merayakan hari ulang tahunmu, tuan," katanya bersikeras.

"Tunggu, aku tidak mengerti..." Jaehyun mencoba memahami apa yang sedang terjadi di sana. Tapi gagal. "Apa yang kalian maksud dengan hari itu?"

Beauty and The Beast [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang