▫12▫

20.1K 3.4K 395
                                    

"Doyoung," kata Taeyong. Dia mendongak dari bukunya dan mengangkat alis. "Kenapa kau mengen-mhm! mhm!"

Yang kemudian terdengar adalah serangkaian teriakan dan geraman teredam. Lalu lebih banyak lagi rontaan berupa tendangan dan pukulan. Tapi setidaknya Doyoung berhasil menutup kepala Taeyong dengan karung sebagai penutup kepala dan memanggulnya di bahu.

Dia berjalan menuju pintu depan di mana Jaehyun sudah menunggu.

"Kau tahu, Jaehyun? Dia pasti akan membunuh kita berdua," kata Doyoung.

Jaehyun tersenyum lebar dan mengangguk. Dia mengusir Doyoung keluar -menyuruhnya pergi kemanapun membawa Taeyong sampai semua hal di sini beres.

Begitu pintu ditutup, Jaehyun langsung bekerja tanpa membuang waktu.

~

Setelah selesai memasak makanan, ia menata piring-piring di meja bersama alat makan, gelas, lilin, botol wine, dan beberapa bunga agar semakin berkesan romantis.

"Done!" Jaehyun berteriak puas, melepaskan apron dari tubuhnya. "Aku harus mengabari Doyoung."

Jaehyun mengirimi Doyoung pesan bahwa semuanya sudah siap dan beberapa menit kemudian Doyoung membuka pintu -masuk dengan menendang pintu dan sekali lagi memanggul sosok malang yang terikat di atas bahunya.

"Aku pasti dipecat."

Doyoung mendudukkan tuannya di kursi dan melepaskan penutup kepalanya.

"Kau menutup mulut dan mengikat tangannya juga?" kata Jaehyun, terkejut.

"Dia sangat berisik dan terus meninjuku!" rengek Doyoung.

Jaehyun tertawa dan membuka ikatan kain hitam di bibir Taeyong -membuatnya bisa kembali bernapas lega dan bicara.

"Kalian pergi kemana?" tanya Jaehyun.

Taeyong terus bertanya apa yang sebenarnya mau mereka lakukan tapi dua orang itu terus mengabaikannya.

"Tidak kemana-mana. Aku tidak berani turun karena itu pasti akan menarik perhatian! Aku tidak mau disangka penculik! Aku terus mengendarai mobil berputar-putar di jalan sampai kau menyuruhku datang."

Jaehyun menggeleng dan tertawa, akhirnya beralih pada Taeyong.

"Jangan salahkan, Doyoung. Aku yang memaksanya melakukan semua ini," katanya.

"Melakukan apa?!"

Taeyong berteriak. Dia sangat, sangat marah.

"Menculikmu. Aku ingin mengajakmu berkencan, Taeyong. Tapi aku tahu, kau tidak akan mau pergi keluar bersamaku jadi aku menyiapkan semua ini-"

Jaehyun menunjukkan hasil kerja keras-nya dengan senyuman bangga.

Taeyong menatapnya, lalu beralih ke meja makan -mulutnya terbuka, sebelum berkedip dan kembali menutup mulut. Wajahnya menjadi sangat datar.

"Lepaskan ikatan tanganku. Sekarang."

Doyoung meringis mendengar nada bicara itu. Jaehyun membuka ikatan tangan Taeyong.

"Aku mau tidur."

Taeyong berdiri tapi Jaehyun menahan bahunya hingga duduk lagi.

"Beri aku satu kesempatan, Taeyong," Jaehyun memohon.

"Ya, Jaehyun sudah menyiapkan semua ini, tuan."

Taeyong menatapnya dan kemudian Doyoung -yang berjalan keluar dari ruangan itu setelah dia mengangguk dan membuat kontak mata dengan Jaehyun.

Beauty and The Beast [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang