▫6▫

24.6K 4K 455
                                    

Gemuruh musik keras di klub malam itu menyakiti telinganya. Taeyong menghela napas, duduk sendirian di sudut-sudut sambil melihat ke sekeliling ruangan. Johnny berdiri di lantai atas, memakai headphone di balik meja DJ -menjadi pusat perhatian semua orang disana.

Begitu melihat dua pemuda manis naik ke sana untuk menemani Johnny, Taeyong mendesah.

Kekasihnya itu menyeretnya dengan paksa ke sini dan kemudian meninggalkannya karena sibuk bersenang-senang sendiri. Apa gunanya?

Dia bangkit meninggalkan minumannya yang nyaris tidak tersentuh sebelum menuju keluar.

Saat dia mau pergi, seorang pria menghentikannya di pintu sambil menyeringai.

"Mau kemana? Aku lihat tadi kau hanya duduk sendirian. Aku bisa menemanimu bersenang-senang. Mungkin menghabiskan satu lagu untuk menari bersama sebelum pergi?" Tawarnya sambil sedikit berteriak, mengimbagi suasana gaduh di sana.

Taeyong ragu-ragu. Dia merasa risih dengan kehadiran orang asing -yang meski harus dia akui tampan- ini.

"Aku sudah punya kekasih, maaf," jawabnya.

"Oh, wow. Kau jujur sekali, sweetheart. Jarang sekali ada orang sepertimu di tempat seperti ini. Mmh, aku semakin tertarik."

Orang itu mendekatkan wajahnya ke leher Taeyong.

"Sudah aku bilang aku sudah punya kekasih-"

"Lalu dimana kekasihmu itu, mmh?"

Taeyong mendorongnya menjauh, mundur dengan tak nyaman.

"Dia sedang... sibuk," suara Taeyong melemah. Sudut matanya terasa sedikit tersengat dan perih. Tapi dia tidak mau menangis sekarang -apalagi dihadapan pria asing.

Pria itu termangu sebentar.

"Hei, kau baik- uh- baik-baik saja?" Tanyanya canggung.

Taeyong mendengus, meninggalkannya. Tak mempedulikan panggilan dari sosok asing itu lagi.

Dia keluar melewati pintu depan klub dan mulai berjalan ke tempat parkir. Begitu merasa cengkraman tangan kasar di lengannya yang memaksanya berbalik cepat.

"Siapa tadi itu?" tanya Johnny tajam.

"Apa maksudmu?"

"Jangan kira aku tidak melihat, Taeyong. Pria tadi, siapa dia?" tanyanya datar.

Taeyong mengangkat bahu. "Aku tidak tahu, aku tidak mengenalnya-"

"Kau pikir bisa membohongiku?"

Dia menyentakkan tangan Johnny lagi. Sekarang dia akan punya dua memar berbeda di tiap pergelangan tangannya akibat ulah Johnny. Beberapa orang menatapi mereka dari jauh, dan itu membuatnya merasa semakin tidak nyaman.

"Aku mengatakan yang sebenarnya, Johnny." jawab Taeyong jujur, menatap Johnny penuh harap agar kekasihnya itu mengerti. "Kumohon... percaya padaku."

"Lalu kenapa kau berbicara dengannya?"

"Dia hanya mengajakku menari. Aku sudah menol-"

"Kau berselingkuh dariku?"

"Apa? Tidak! Aku tidak-"

"DIAM!" Sentaknya.

Taeyong menunduk, diam mendengar Johnny berbicara dingin lagi.

"Kita pulang. Sekarang."

Johnny menyeretnya -dengan mencengkram pergelangan tangan Taeyong lagi- ke mobilnya dan mereka pulang ke rumah dalam suasana hening yang mencekam dan dipenuhi kemarahan. Taeyong tahu, saat Johnny marah, kekasihnya itu bisa sangat lepas kendali. Dia hanya berharap Doyoung ada di rumah dan menyelamatkannya.

Beauty and The Beast [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang