▫16▫

20.8K 3.1K 278
                                    

Doyoung terbangun di ranjang rumah sakit yang sepi. Lengannya berdenyut sakit dan dia bisa mendengar dengkuran pelan yang terasa familiar.

Dia tersenyum pada Taeyong yang tidur di kursi tepat di sampingnya -meletakkan kepala ditempat tidur. Mata tuannya itu dihiasi lingkaran hitam, dan dia sangat pucat, seperti kurang makan karena terlihat sangat kurus. Doyoung menghela napas. Jaehyun ada di sisi yang lain, tidur bersandar pada kursi.

Taeyong bergumam pelan dalam tidurnya dan menoleh ke sisi lain, sebelum mengubur kepalanya di lipatan tangan lagi.

"Taeyong." Doyoung sedikit menguncangkan bahunya dengan tangan kiri. "Taeyong."

Taeyong melonjak bangun dan melihat sekelilingnya dengan linglung sebelum beralih pada Doyoung.

"Doyoung!"

Air mata jatuh dari matanya dan dia langsung memeluk sosok terluka yang terbaring di tempat tidur itu dengan erat. Pelukannya tanpa sengaja menekan luka di lengan Doyoung membuatnya mengaduh.

"Ma-maafkan aku-"

Taeyong melepaskan pelukannya dan menyeka air mata dari matanya dengan tangan sambil sesegukan.

Jaehyun yang ikut terbangun tersenyum, kantuk masih terlihat jelas di matanya.

"Welcome back."

"Senang masih bisa kembali. Apa yang terjadi?"

Doyoung ingat Johnny, tapi dia tidak ingat apa yang terjadi setelah itu.

"Johnny menikammu di lengan dan sisi perut, untungnya kau bisa bertahan sampai aku datang," kata Jaehyun.

"Hee. Keberuntungan tidak ada hubungannya dengan itu. Aku selamat karena keahlian bela diriku memang cukup bagus." Doyoung tersenyum.

Jaehyun tertawa.

Taeyong memukul lengannya mengatakan itu tidak lucu.

"Di mana Mark?" Tanya Doyoung.

"Aku menitipkannya di rumah temannya selama beberapa hari. Karena aku harus menemani Taeyong menungguimu di sini," jawab Jaehyun.

Doyoung mengangguk dan menatap Taeyong yang masih menangis tanpa suara.

"Cengeng~ kenapa menangis terus?" goda Doyoung.

"Aku takut, Kim Doyoung bodoh!" teriak Taeyong, cemberut.

Dia menubrukkan kepalanya di dada Doyoung dan membiarkan sahabatnya itu mengelus kepalanya. Jaehyun di sisi lain mengusap punggungnya perlahan -mencoba menenangkan isak tangis kekasihnya itu.

"Dia tidak berhenti mengkhawatirkanmu," adu Jaehyun.

Doyung tertawa. "Tentu saja. Jika aku pergi siapa yang mau mengurus bayi besar sepertinya? –agh! Sakit!"

"Biar!" Teriak Taeyong, sama sekali tidak merasa bersalah setelah memukul pasien.

"Bodoh," gumamnya lagi.

Jaehyun tersenyum melihat mereka. Masih saja sempat-sempatnya bertengkar di saat seperti ini. Dasar.

"Aku baik-baik saja, Taeyong," janji Doyoung padanya.

"Aku tahu tapi..."

Dia menggumamkan sesuatu yang tidak bisa dimengerti Doyoung.

"Apa?"

"Saat kami berhasil membawamu ke rumah sakit. Dokter sempat ragu akan berhasil menyelamatkanmu atau tidak. Kau kehilangan banyak darah."

Jaehyunlah yang menggantikan Taeyong untuk menjelaskan.

Beauty and The Beast [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang