Jaehyun menghela napas berat setelah selesai membaca kertas di tangannya.
"Kenapa Dad?" Mark berjalan ke dapur.
"Tidak apa-apa, Mark." Jaehyun cepat-cepat melipat kertas itu dan memasukkannya ke saku belakang celana.
"Ready to go?" tanyanya.
Mark tersenyum dan mengangguk.
Jaehyun menggiring Mark keluar pintu dan tidak lupa mengunci pintu rumah. Mereka tiba di depan rumah Taeyong tak lama kemudian, mengetuk pintu dan melihat Doyoung di sana -mengenakan pakaiannya seperti biasa. Setelan yang Taeyong sebut sebagai 'seragam kebesaran Doyoung'.
"Hey Jaehyun and our little Mark!" Doyoung mengacak-acak rambut Mark. Dia berbalik, memberikan jalan agar kedua tamu itu bisa masuk ke dalam kemudian menutup lagi pintu.
Taeyong duduk tenang di meja ruang makan. Dia tersenyum pada Jaehyun saat melihatnya datang. Jaehyun langsung membawanya ke dalam pelukan dan mencium bagian atas kepalanya.
"Pagi, beautiful."
"Pagi, Jaehyun."
Taeyong tersenyum ke arahnya sebelum menatap Mark.
"Halo, Mark. Selamat pagi."
Mark tersenyum. "Pagi uncle~"
Taeyong dan Jaehyun sudah bersama selama berbulan-bulan sekarang. Setidaknya di hadapan mereka -Jaehyun, Doyoung, dan Mark- kini dia bisa lebih terbuka. Taeyong sudah bisa menjadi dirinya sendiri -yang sama dan bahkan lebih baik dari dirinya yang dulu. Perasaan nyaman disekitar orang terdekatnya itu, berhasil mengubahnya dari sosok pemurung yang selalu meratapi nasib, menjadi sosok yang lebih bahagia, hangat, dan sering tersenyum.
"Kalian siap untuk pergi?"
Doyoung turun dari tangga. Sekarang, sudah memakai pakaian yang lebih kasual -celana pendek dan t-shirt.
Ketiganya mengangguk dan mereka meninggalkan rumah besar itu untuk menuju taman.
~
Taeyong duduk di bangku, melirik sekitarnya dengan gugup sementara Doyoung, Mark dan Jaehyun sedang asik bermain lempar-tangkap bola.
Jaehyun melihat itu. Dia mengoper bola di tangannya pada Doyoung sebelum mendekati Taeyong.
"Ayo ikut main bersama kami."
Dia duduk di samping Taeyong, meletakkan tangannya di paha kirinya.
Taeyong menggeleng tidak menjawab. Masih terlalu khawatir dengan orang yang sesekali lewat dan menatapnya -tepatnya wajahnya- dengan pandangan berbeda-beda.
"Jangan pikirkan pendapat orang lain, Taeyongie." Kata Jaehyun. "You're beautiful."Dia memiringkan kepalanya dan menarik wajah Taeyong hingga menatapnya. Jaehyun tersenyum dan mencium bibir di depannya, menggerakkan lidahnya di atas bibir merah muda yang lembut.
"Ew!"
Doyoung berseru heboh dari kejauhan, seketika menutup mata Mark.
"Uncle aku mau lihat!" Mark berteriak.
"Tidak boleh! Itu bukan tontonan anak kecil!"
Jaehyun dan Taeyong tertawa, menekan dahi mereka satu sama lain untuk beberapa saat.
Jaehyun menarik diri dan tersenyum pada anaknya. Dia merasa lengkap. Dia mempunyai seorang anak, kekasih, dan teman baik yang sudah seperti saudara baginya. Hidupnya benar-benar sempurna.
Hanya saja kini ada satu hal yang mengganggunya.
"Kurasa kita harus membicarakan sesuatu," bisik Jaehyun serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty and The Beast [✔]
Fiksi PenggemarSeperti cerita dongeng, katanya ada monster berwajah mengerikan yang tinggal di rumah itu.