Chapter 9

16 2 9
                                    

Sungguh Gita sangat mengkhawatirkan Naya setelah Gita mendapatkan kabar dari Galan bahwa Naya jatuh pingsan. Oh tuhan ini sangat menyakitkan bagi Galan, Galan sangat mencintai Naya dengan sungguh Galan tidak ingin semua nya ini tejadi hanya karena menuruti ego kedua orang tuanya,Hanya saja ini paksaan dan mau tidak mau Galan harus menurutinya. Gita kebetulan saja tidak membawa kendaraan pribadinya karena nyokapnya ada keperluan sehingga meminjam mobilnya. Gita membuka ponsel dan melihat history panggilan nya dan melakukan panggilan keluar kepada Risti.

"Lo masih ada jam Ris?"

"Masih nih, Kenapa Git? Lo mau gue anter? Nunggu sejam lagi ya gue balik"

Risti masih ada jam mata kuliah nya, tidak mungkin Gita mengajaknya keluar untuk menghampiri Naya, Gita tidak ingin mengganggu nya. Seperti nya Risti jangan dulu mengetahui soal ini.

"Gapapa lanjutin aja, ga penting ini ko gue duluan yah" Gita memutuskan panggilan nya.

Andre dengan tidak sengaja melihat Gita yang sedang kebingungan di depan koridor utama kampus, Andre tidak bisa mengalihkan pandangan nya dari Gita, entah apa yang membuat Andre menjadi diam diam memperhatikan Gita. Sebenarnya ada apa dengan nya, Itu justru membuat Andre penasaran dan menghampiri Gita dengan kendaraan bermotornya.

"Mau gue anter pulang?" Gita mengalihkan pandangan nya kepada Andre. Ada angin apa Andre dengan tiba tiba menawarkan tebengan pulang kepada Gita. Itu membuat dahi Gita mengernyit dengan tawarannya. Tapi kebetulan saja Gita lagi membutuhkan sebuah tumpangan untuk menyusul Naya secepatnya. Tanpa pikir panjang Gita langsung naik ke motor Andre mengambil helm yang tergantung di atas setir dan memakainya.

"Cepetan anterin gue sekarang"

"Kemana?"

"Gak usah berisik lo cepetan anterin gue"

Andre tiba tiba dengan sigap langsung mengegaskan sepeda motornya dengan kencang dan itu membuat badan Gita seperti ingin terbang dari motornya Gita segera memeluk melingkarkan tangan nya di pinggang Andre karena Gita takut terjatuh dari motornya. Dan itu benar benar membuat jantung Gita copot seketika.

"Gila lo ya, kalo gue jatoh gimana" Gita mendorong kepala Andre kuat kuat dan menjabak rambut nya hingga kepala Andre mendongak dan terasa ingin lepas dari kepalanya.

"Heeh lo ga ada kalemnya dikit ye jadi cewe" Andre tidak mau kalah dengan perlakuan Gita, Andre ternyata membalas dan mencubit hidung Gita yang menurutnya itu sangat menggemaskan. Dan membuat Gita kesakitan berteriak di atas motornya Andre.

Puuuuk!! Gita memukul kepala Andre. Gita tetap tidak mau kalah dengan perdebatan mereka hanya karena soal motor. Demi tuhan dia gak punya banyak waktu buat ngurusin hal semacam ini.

"Lo mau nganterin gue apa ga? Kalo lo ga ikhlas gue turun"

"Eits lo ga bisa naik turun gitu aja dong, gak gak bisa, enak aja lo"

"Cepetan gue ga ada waktu ndre"

Andre melanjutan perjalanan nya, pikiran Gita benar benar kacau hari ini. "Ya ampun Naya apa yang lo rasain sampe lo bisa jatuh pingsan kaya gini" Gumam Gita dalam hati. Wajar saja Gita sangat khawatir dengan Naya, Sejam yang lalu dia terlihat baik-baik saja bahkan sepertinya sehat sehat saja, Lantas kenapa setelah di pertemukan dengan Galan dan Naya malah pingsan? Gita menyesali ini semua, sungguh Gita sangat menyesal apa yang di lakukan nya. Harusnya Gita membiarkan nya berjalan seperti ini tanpa memberitahukan yang sebenarnya kepada Naya, toh setelah beberapa hari belakangan ini Naya tidak terlalu memikirkan Galan.

***

Andre memakirkan sebuah motornya di gang kecil yang ingin memasuki tempat dimana Galan dan Naya bertemu. Gita tidak bisa mengajak Andre untuk mengikuti Gita. Gita tidak ingin Andre mengetahui ini bisa kacau sepertinya jika ada Andre di samping Gita. Apalagi dengan keadaan seperti ini, pasti dia selalu mengambil kesempatan dalam kesempitan.

Promise & Treason.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang