Chapter 12

14 2 6
                                    

"Lalu apa mau mu?"

"kamu"

Galan mendengar apa yang baru saja Naya ucapkan "kamu" yah Galan mendengar kata kamu dari mulut nya, Galan mengerti, tahu betul dengan apa yang Naya katakan. Galan melepaskan genggaman nya. Mengenduskan nafasnya dan tatapan nya beralih dari matanya. Kenapa di saat seperti ini Naya sempat saja mengungkitnya? Bukankah untuk saat ini Naya harus memikirkan soal kesehatan nya? bukan Galan.

"Bisakah kamu melupakan nya sebentar? Aku hanya ingin kamu sembuh. Tidak tahu kah seberapa besar rasa khawatir aku  sama kamu?"

"Tidak bisakah kamu memberikan kepastian untukku lan?"

** *

"Lo barusan ketemu sama Ganang Git?" Risti menanyakan soal Ganang tidak tahu Gita harus menjawab apa kali ini, Gita masih belum bisa untuk menceritakan semuanya kepada kedua sahabatnya ini, Apa Gita salah jika tidak dulu menceritakan tentang dirinya kepada Risti ataupun Naya.

"Enggak"

"Serius lo? Risti memajukan wajahnya dan melototkan kedua matanya lalu jari telunjuknya mencolek pipi Gita yang berusaha sedang menutupi wajahnya yang memerah. Astaga memang Gita ini tidak pandai untuk berbohong rupanya, mau bagaimanapun Gita ingin tetap menutupinya tapi sahabat nya ini pintar sekali menilai sikap Gita kapan dan dimana Gita harus berbohong. Itu pasti ketahuan, Risti mentertawainya namun Gita malah memasang ekspresi muramnya.

"Ah lo mah mojokin gue mulu heran"

"ck,Ganang ngajak lo balikan ya?" Risti sepertinya penasaran dengan Gita. Begitu memang, kadang Risti selalu menebak nebak apa yang terjadi dengan temannya dan perkataan nya tadi membuat Gita tersipu malu namun saat Gita mendengar kata balikan dia jadi ingin tersenyum, karena tiba tiba dia teringat sesosok Ganang yang baru saja berkata bahwa dia mencintai nya. Ya ampun Gita memang bodoh sekali,  sudah tentu Risti mengetahuinya namun Gita tetap saja ingin menutupinya. Macam seperti apa ini Gita? "Aku mencintaimu" kalimat itu terbayang lagi oleh pikiran Gita dan terngiang ngiang di telinganya ya tuhan Gita sudah tidak bisa lagi menahan nya,  tangan nya menutupi wajahnya. Mencoba menghindari pertanyaan Risti tapi percuma saja Risti pasti akan selalu memojokan nya sampai Gita bisa mengakuinya bahwa yang di katakan Risti itu memang benar.

"Bisakah kamu pura pura tidak mengetahuinya?" Gita mengatakan nya sinis.

"Ngaca tuh, muka lo merah hahaha" Risti benar benar menertawakan nya.

"Apaan sih lo, diem deh"

"Yaelah Ganang ngajak balikan wkwkwk"

"Ganang ngajak balikan, Ganang ngajak balikan, Ganang ngajak balikan. Cieeeeee" Risti begitu girang menari nari di atas tempat duduknya, Sumpah demi apapun Risti ini seperti orang yang baru saja mendapatkan sebuah hadiah lotre wkwk.

"Kalo pacar lo tau lo bersikap kaya orang gila begini dia pasti malu  banget ngeliat lo, dan mungkin bakal tiba tiba mutusin lo"

"Yee enak aja"

***

Gita Aryani

"Gue ada didepan, ruang berapa Naya di rawat?" sent.

Galan Maliki

Kamar melati No. 52

Gita Aryani

Okay

Gita menghampiri suster yang sedang mencatat data pasien nya.

"Permisi suster, kalau kamar melati no 52 lantai berapa ya?"

Promise & Treason.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang