Naya sedang menatap layar ponselnya di depan kursi yang menghadap jendela kamarnya, langit sepertinya menandakan bahwa akan turun hujan,Benar saja air hujan telah membasahi dinding jendela kamarnya, percikan air hujan sangat Naya rasakan dari raut wajahnya, sepertinya cuaca sedang berpihak kepada Naya, Hujan semakin deras membuat Naya beranjak dari keberadaan nya dan menutup pintu jendela kamarnya, Hujan yang kali ini membasahi tangan Naya saat dia akan mengunci jendelanya, Tidak. Itu bukan Air hujan melainkan tetesan dari air matanya yang terjatuh membasahi tangan nya.
Yang hujan di luar kenapa yang basah di pipi yaa :(
Dia sedang memikirkan bagaimana kelanjutan hubungan nya dengan Galan? Apakah kali ini Galan memang benar benar meninggalkan Naya begitu saja, sudah berapa hari ini Galan tidak memberikan satu pesan teks pun kepada Naya, jangan kan satu pesan teksnya nomornya pun ketika Naya melakukan panggilan keluar selalu sibuk dan juga kadang tidak aktif. Kemana kah Galan semenjak hari terakhir nya bertemu dengan Naya? Naya sangat mengkhawatirkan nya bahkan untuk saat ini Galan tidak memberikan sebuah penjelasan apapun dengan Naya. Sebenarnya apa yang di inginkan Galan dari Naya, Semenjak saat itu Naya sadar bahwa dirinya telah egois karena memikirkan tentang perasaan nya sendiri, Naya sekarang menyadarinya bahwa didunia ini memang tidak sepenuhnya selalu berpihak kepada kita, Bahkan soal perasaan cintapun Naya mengerti jika perasaan manusia memang tidak bisa seenaknya kita paksa. Namun bagi Naya kali ini cukup untuk menunggu Galan seorang diri, bagaimana bisa Naya terus menerus memikirkan nya jika Galan saja tidak pernah memikirkan bagaimana perasaan Naya, Bahkan Galan tidak memberi kesempatan untuk Naya bertanya kepada nya. Dia dengan seenaknya pergi lalu kemudian datang kembali di hadapan nya dengan menganggap Naya sebagai kekasih nya? Tunggu. Bukankah Galan saat itu sudah memutuskan nya begitu sajah. Yatuhan pikiran macam apa lagi ini?
Sebenarnya apa yang terjadi dengan Galan sehingga sesuatu terus terjadi dengan hubungan nya? bukan kah ini sesuatu yang sangat tidak adil bagi Naya? Bukankah Naya juga memiliki hati nurani yang kapan saja bisa teluka, apa Galan tidak menyadari akan hal itu? "Galan, aku mohon" yang Naya lakukan saat ini hanya memohon kepadanya untuk memberikan sebuah kejelasan kepada Naya. Jikapun akhirnya Galan memilih untuk meninggalkan Naya saat ini juga tak apa jika memang ini yang terbaik dari hubungan keduanya. Bukankah hubungan yang tergantung itu menyakitkan? Apalagi dengan Galan yang seenaknya datang dan pergi begitu saja. Lalu Galan menganggap ini apa? Bukankah Galan mempunyai perkataan yang harus di pertanggung jawabkan? bukan kah Galan seorang yang benar benar bisa bertanggung jawab akan semua yang dia lakukan? "kamu bukan seorang pengecut kan lan?" Lagi lagi gita bergumam di hatinya. Sudah berapa dalam Naya kecewa karena nya. Sungguh Galan tidak pernah memikirkan bagaimana keadaan Naya sekarang "Baiklah lakukan sesukamu" Gita terus bergumam di hatinya dengan mengingat sesosok Galan yang bagi Naya dia itu sangat brengsek.
***
"Apa kamu ingin ice cream?" tanya Ganang kepada Gita
"Apa aku bisa mendapatkannya?"
"Tentu saja, Makan berdua denganku?"
Ganang dengan Gita sedang berada di suatu tempat yang begitu ramai, di penuhi dengan pedagang pernak pernik berbagai aksesoris dan berbagai macam makanan bahkan terlihat juga dengan permainan permainan wahana, mereka berjalan menyusuri jalanan dengan tangan gita yang melingkarkan di lengan Ganang. Kali ini kencan pertama mereka setelah beberapa bulan belakangan ini terpisah dari Ganang. Gita terlihat sangat bahagia bersamanya, seperti mimpi bahwa Gita bisa bersama lagi dengan Ganang dengan sebuah hubungan yang saling mencintai.
Ganang menyilangkan rambut Gita yang setengah menutupi wajahnya, Ganang menatap wajah Gita penuh cinta keduanya saling melontarkan senyuman nya, Kedua tangan Ganang memegang kedua pipi Gita dan tiba tiba saja Ganang mencium pipi Gita, kedua tangan Gita mengepal matanya bergetar, Barusan apa yang di lakukan dengan Ganang? Menciumnya? Di depan umum? Ataga Gita sangat malu sekali banyak yang memperhatikan nya saat itu. Gita tiada hentinya memukulinya namun Ganang malah tertawa bahwa dirinya merasa menang, Ganang menertawainya puas. Tiba tiba saja hujan turun deras Ganang segera menarik tangan Gita dan belari mencari tempat untuk mereka berteduh, Mereka berlari dibawah naungan hujan Ganang melepaskan jaket nya untuk di jadikan sebuah payung untuk mereka berlari.
"Dingin sekali ya?" Ganang memberikan jaketnya dan dia kenakan untuk Gita, karena Gita memakai baju yang tidak menutupi sebagian lengan nya. Ganang hanya memakai sebuah kaos oblong namun telihat begitu tampan sekali. Ganang menggosok gosokan kedua tangan nya lalu menempelkan di kedua pipi Gita.
"Setidaknya ini bisa sedikit mengurangi rasa dingin" Gita membalas dengan senyuman nya
"Sudah ku bilang jangan tersenyum seperti itu" Ganang menjepitkan tangan nya ke mulut Gita sehingga Gita terlihat sangat jelek dengan muka manyun nya.
"Begini lebih baik"
"Sakit tau"
"Bodo amat"
Mereka saling menatap langit langit yang sepertinya semakin gelap dan tidak memungkinkan untuk mereka pulang. Hujan semakin deras, menghancurkan hari pertama mereka berkencan.
"Bagaimana cara kita pulang?" ujar Gita dengan wajah muramnya
"Aku masih ingin lebih lama denganmu, apa kamu ingin pulang sekarang? bahkan kita belum makan ice cream berdua"
"Akan aku menelfon taxi untuk mengantarmu pulang" lanjut Ganang.
"Tidak bisa kita naik motor saja?"
"Masih hujan, aku ga tega ngeliat kamu kedinginan seperti ini sayang"
Benar, Gita sudah tidak tahan lagi menahan kedinginan nya, membuat Gita sakit kepala karena Gita sangat lemah dengan dingin, apalagi jika berurusan dengan AC yang ada Gita masuk angin setelahnya. Badan Gita sudah mengigil wajahnya pucat bahkan bibirnya pun terlihat membiru menahan dingin deras nya air hujan. Tidak bisa di pungkiri bahwa Gita ingin cepat pulang.
"Baiklah, panggilkan taxi untukku"
***
Naya memejamkan matanya tetapi dia tidak sedang tertidur dia hanya sedang berfikir untuk saat ini, dengan memplay sebuah lagu bergenre korea karena untuk saat ini lagu ballad hanya akan membuat pikiran nya semakin kacau, Naya sedikit menenangkan pikiran nya, menghela nafas dalam dalam. Obat yang sudah di sediakan oleh nyokapnya bahkan belum sepat Naya untuk meminumnya, karena sekarang Naya sudah merasa baik baik saja. Play list lagu nya terhenti terganti dengan nada pesan pertanda ada pesan masuk dari ponsel Naya.
Galan Maliki
Sayang? gimana keadaan kamu sekarang? Apa kamu sekarang baik baik saja? Sudah kah kamu meminum obatmu? Aku, aku minta maaf untuk perlakuan ku selama ini yang membuat kamu bingung dan bertanya tanya kepadaku. Aku tau pasti banyak yang ingin kamu katakan kepadaku kan? tapi aku minta maaf sebelumnya, aku hanya bisa memberitahu ini lewat pesan teks saja karena bagi aku untuk menemuimu secara langsung sangat tidak memungkinkan sekarang.
Nay, jangan berfikiran bahwa aku sudah tidak mencintaimu, sungguh aku sangat mencintaimu aku sangat mengkhawatirkan tentang kamu. Aku saja tidak ingin seperti ini, jujur aku salah aku salah bahwa aku seharusnya memberikan penjelasan bahkan alasan untuk hubungna kita. Aku tahu ini hal yang sangat sulit untukmu. Aku minta maaf karena mengecewakanmu. Kamu berhak marah kepadaku nay, aku jelas memang salah. Aku hanya tidak bisa menjelaskan karena bagi aku cukup aku saja yang menanggung masalah ku. Cukup kamu tau bahwa aku sangat mencintaimu, Maafkan aku harus meninggalkanmu"
Apa ini? Hal macam apa yang Gita baca saat ini? Apa tadi Galan memberitahukan kepada Naya bahwa Galan akan meninggalkan nya, lalu dengan kuliahnya? seperti tidak ingin bertemu lagi dengan Naya. Bukankah Galan masih mempunyai studi yang harus diselesaikan disini? kenapa Galan berbicara seakan dia akan pergi jauh dari dunia ini? Masalah? Masalah apa yang Galan bicarakan? Sungguh Naya tidak mengerti maksud dari perkataan Galan. Naya menekan tombol call namun nomornya tiba tiba saja tidak aktif, berulang ulang Naya menekan tombol call tetap saja tidak aktif. "Apa yang terjadi dengan kamu sih lan?"
Ngejar target supaya cepet selesai ceritanya :(
Selamat membaca
jangan lupa Vottment nyaaa
Salam
Author yang lagi galau gara gara no hp masa tenggang
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise & Treason.
Teen FictionKepercayaan yang telah lama hilang, kini dia mencoba untuk meyakinkan kembali hingga pada saat nya rasa pengkhianatanlah yang ia dapat. "Lantas kenapa tidak menyerah saja, bukankah sejak awal semuanya sudah jelas? akhir bahagia itu bukan milik kita"...