"Kalian akan ke rumah ku kan?"
Naya mengirim kan sebuah pesan Grup Chat Wattsapnya, menanyakan kepada Gita dan Risti untuk memastikan bahwa mereka akan ke rumahnya atau tidak sore ini.
Risti Aulia
"Pasti dong, eh tapi gak tahu juga kalo cuaca mendung
Gita Ayani
Gue usahain kesana ko
***
Memang terlihat di depan gerbang rumah Gita Andre sedang menunggunya dipost satpam, Seperti sedang berbincang bincang membicarakan sesuatu denga Pak Tarno, Pak Tarno adalah salah satu penjaga post satpam di rumah Gita, setiap hari kerjaan nya hanya membuka dan menutup pintu gerbang pada saat kendaraan mobil akan memasuki area rumahnya Gita. Gita tidak menyukai seorang supir karena bag Gita dengan mengendarai kendaraan nya sendiri terlihat lebih efektif dan mudah jika Gita akan pergi kemana saja.
"Gita anak tunggal ya pak?" tanya Andre kepada Pak Tarno
"Iyah, non Gita anak tunggal di keluarganya, bisa di bilang anak satu satunya" jawab Pak Tarno dengan menyiapkan sebuah kopi hangat untuk Andre yang sedang duduk di berhadapan dengan nya.
"Begitu ya"
"Diminum dulu mas kopinya, ngomong ngomong mas temen nya non Gita?"
"Terimakasih pak, oh iyah saya Andre pak teman satu kuliahnya Gita" Andre dengan sedikit sedikit meminum kopi yang sudah tersedia untuknya.
Tiiiiiiiiiin!!
Sebuah Taxi membunyikan suara tlakson, dan Pak Tarno segera membuka pintu gerbangnya, Hujan sepertinya sudah reda hanya sedikit saja rintikan air hujan masih begitu terlihat. Kemudian Gita melihat keberadaan Andre yang memang sedang menunggnya.
"Ndre, ko lu disini. Gak nunggu di dalem aja, Masuk yuk"
"Oke"
Mereka sudah berada diruang tamu rumahnya Gita, Gita beranjak ke kamarnya untuk mengganti baju karena yang ia kenakan saat jalan dengan Ganang basah kuyup disekujur tubuhnya. Gita meminta Andre untuk tetap diruangannya dan menunggu Gita sampai selesai mengganti pakaianya.
"Tunggu bentar ya ndre, gue ganti baju dulu."
"Mama lo kemana"
"Biasa nyokap gue lagi ngajar"
"Dosen?"
"Hmmm"
"Wow" Mulut Andre membulat baru saja mengetahui bahwa kedua orang tua nya ternyata seorang dosen, keluarganya sangat terhormat dan bijaksana. Berbeda dengan dirinya hanya seorang yang biasa saja. Pantas aja seisi rumahnya hanya dipenuhi dengan berkas berkas penting disetiap sudut lemari yang Andre jumpai. Andre beranjak dari tempat duduknya melihat sebuah vas Foto saat Gita masih berumuran 10 tahun dengan memegang sebuah piala yang bertulisan "Juara Umum Olimpiade Bahasa Indonesia" Andre tesenyum melihat wajah Gita saat seumuran balita begitu polos dan lucu.Matanya berpaling pada saat Gita menuruni anak tangga sepertinya Gita sudah selesai dengan pakaian nya. Terlihat lebih natural dengan pakaian Gita yang hanya memakai kaos biasa dengan celana pendek selututnya.
"Liatin apa ndre?"
"Mmm engga gue lagi liat liat aja"
Kemudian mereka kembali beralih ke tempat duduk yang saling berhadapan.
"Ada apa Ndre?"
"Ada apa apanya?"
"Gak, Maksud gue lo ada apa kerumah gue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise & Treason.
Teen FictionKepercayaan yang telah lama hilang, kini dia mencoba untuk meyakinkan kembali hingga pada saat nya rasa pengkhianatanlah yang ia dapat. "Lantas kenapa tidak menyerah saja, bukankah sejak awal semuanya sudah jelas? akhir bahagia itu bukan milik kita"...