PART 4

4.6K 105 0
                                    

Dibutakan, ditulikan oleh cinta yang fana.
Tapi nyatanya, aku memang jatuh cinta.

......

Acara penutupan MOS sudah selesai sejak 30 menit yang lalu.

Resha masih menunggu angkot sendirian. Sisi sudah pulang di jemput pacarnya dan Oky sudah pulang dengan gebetannya yang satu kelas dengan Resha - Gio namanya.

Berkali-kali Resha melihat jam ditangannya. Waktu berjalan sangat lambat. Resha sendirian, tentunya tidak benar-benar sendiri. Karena memang masih banyak yang menunggu jemputan atau angkot di depan gerbang. Tapi tak ada satupun yang Resha kenal.

"Hey, kamu. Sini." Panggil seseorang dari seberang Resha.

Kayaknya pernah lihat, deh. Tapi siapa??.. Batin Resha

Resha hanya diam sambil memandangi laki-laki tadi dengan tatapan heran.

Tak mendapat sambutan, laki-laki tadi menghampiri Resha.

Dia memasukkan tangannya ke saku celana, terlihat sangat tampan. "Kamu ngga inget aku?" Tanya laki-laki itu.

"Kayanya pernah lihat, tapi siapa ya kak? Maaf lupa. Hehe." Resha menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dia mencoba mengingat-ingat tapi tetap gagal.

"Yang kasih minum waktu di lapangan. Masak ngga inget?"

Hah? Kasih minum? Tapi tadi Kak Zefan bilang, dia yang kasih minum. Gimana sih? Resha bingung, mencoba menggabung-gabungkan apa yang ada di pikirannya.

Laki-laki tadi menjentikkan jarinya ke muka Resha. "Heh, malah bengong. Kenapa? Mikir apa?"

"Ngga, kak. Bingung aja. Hehe. Tadi Kak Zefan bilang, dia yang kasih minum. Maklum kak, waktu itu aku gugup dan ngga inget muka orang yang kasih minum." Jawab Resha mencoba menjelaskan kebingungannya.

"Yaelahhh, kirain bingung kenapa. Kenalan dulu, namaku Hilham. Aku memang yang kasih kamu minum, tapi aku disuruh Zefan. Dia sahabatku." Laki-laki yang bernama Hilham itu menjelaskan. Dan Resha hanya ber-oh-ria.

"Ini aku kesini juga di suruh Zefan. Ikut aku, yuk. Dari tadi sendirian aja." Hilham menarik pelan tangan Resha.

Resha mencoba menepis dan mencoba berpijak kuat agar dia tidak bergerak mengikuti Hilham. "Eh, kak. Ngga ah. Aku disini aja. Nunggu angkot. Hehe."

"Lah, katanya tadi kamu udah janjian sama Zefan. Dia suruh aku ajak kamu ke sana." Hilham menunjuk sebuah warung kecil yag letaknya tidak terlalu jauh dari gerbang sekolah.

Warung itu terlihat ramai. Mungkin itu tempat nongkrong kakak kelas.

"Ngga ada yang janjian, kak. Hehe. Lagian disana juga rame. Malu. Aku ngga kenal siapa."

Hilham langsung mengambil ponselnya. Dia sedang mencoba menelpon seseorang.

"Lah, katanya udah janjian? Ini dia katanya ngga janjian. Yang bener yang mana? Malu nih udah narik-narik anak orang." Kata Hilham pada seseorang di sebrang sana.

"......"

"Iya iya. Bentar." Katanya kemudian menutup telpon.

Hilham menatap Resha dan mengacak rambutnya.

"Hufff, kalo bukan temen juga ogah deh disuruh gini." Kata Hilham yang entah berbicara dengan siapa. "Udah ayo ikut, ngga bakal ada angkot yang dateng, angkotnya lagi pada demo. Daripada kamu ngga pulang-pulang? Mau disini sendirian?" Kata Hilham mencoba meyakinkan Resha.

Pejuang LDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang