PART 32

2.4K 79 12
                                    


Rasa ini tertutup kabut
Tak terlihat meski sangat jelas
Hanya kamu yang dapat merasakanya

.........

“Lin, pulang sama Gilang, kan?”

“Iya, Kak. Kakak pulang sendiri?”

Resha hanya mengangguk. Dia hanya memastikan kalau dia hari ini benar-benar akan pulang sendiri.

Mereka berdua sedang ada dalam angkot yang akan mengantarknan mereka ke sekolah setiap paginya. Di dalam sana ada beberapa siswa yang berseragam sama dengan Resha, hanya saja tak ada satupun yang esha kenal.

Mereka sudah sampai pada gerbang tempat ia akan memulai harinya. Gerbang itu seakan menyambutnya dengan bunga-bunga di kanan kirinya. Tentu saja hanya Resha yang bisa melihatnya.

Pagi ini langkah Resha terasa sangat ringan. Langkahnya seperti melayang. Simpul sempurna tergambar jelas pada sudut bibirnya. Tanpa Alin sadari, pagi ini kakaknya bangun dengan aura yang berbeda. Sangat gembira.

“Semoga harimu menyenangkan, Adik cantik.” Kata Resha saat mereka sudah sampai di persimpangan antara kelasnya dan kelas adiknya itu.

Tanpa mendengar jawaban Alin, Resha melanjutkan langkah kakinya. Dia melenggang dengan santainya sambil terus tersenyum ke semua orang yang melintas berpapasan.

Berbeda dengan Alin, dia berhenti saat menyadari ada yang berbeda dengan kakaknya. Tidak biasanya dia bersikap ramah seperti pagi ini. Tapi Alin memutuskan untuk bejalan ke kelasnya saja. Karena memang Gilang sudah menunggunya sedari tadi.

Sambil terus mengetuk-ngetukkan jari telunjuk pada dagunya, Alin kini sudah sampai di depan kelas.

“Selamat pagi, Sayang.” Sapa Gilang pada pacarnya yang tampak belum sadar akan kehadirannya.

“Sayang? Ada Apa?” Tanyanya sekali lagi sambil memegang lembut pipi kekasihnya itu.

Alin tersadar dari lamunannya, ia tersenyum ke arah Gilang.

“Ada yang aneh deh sama Kak Resha. Dia kelihatannya lagi bahagia banget, deh.” Katanya sambil berjalan ke arah tempat duduk Gilang. Dan Gilang menyamakan langkahnya hingga sampai pada saat yang besamaan di bangku dekat pintu tersebut.

Jam  masuk masih ada 15 menit lagi. Mereka masih punya waktu untuk mengobrol.

“Loh, ya bagus dong. Kenapa malah bingung?” Tanya Gilang saat mereka sudah duduk berhadapan. Alin duduk di kursi dan Gilang ada di meja tepat di depan Alin.

“Terakhir Kak Resha gini,waktu dia pacaran sama cowok brengsek itu.”

“Siapa, Lin?” Tanyanya karena memang Alin belum bercerita banyak tentang kehidupannya itu. Lagi pula, ini masalah kakaknya.

“Mantannya Kak Resha. Alin takut kalau Kak Resha berhubungan lagi sama dia. Pokoknya Alin ngga bakal setuju Kak Resha di sakitin sama cowok lagi. Awas aja kalau Kak Zefan sampe deketin Kak Resha lagi.”

Gilang hanya mendengarkan keluh kesah pacarnya itu.

“Kita harus cari tahu nih. Pokoknya aku ngga mau Kak Resha di sakitin lagi sama Kak Zefan.”

“Gimana kalau yang buat Kak Resha bahagia gini bukan mantannya itu, tapi orang lain?”

Alin tertawa sebentar sebelum menimpali perkataan pacarnya yang terasa lucu saat sampai di telinganya.

“Kak Niko yang baiknya kaya gitu aja di tolak sama Kak Resha, siapa coba yang mau deketin cewek kaya Kak Resha? Lagian kayanya ngga ada deh yang lagi deketin dia?"

Pejuang LDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang