PART 9

3.3K 70 2
                                    

Kata orang, dia sangat manis.
Kata orang juga, dia bisa memberikan bahagia.
Tapi kataku tidak, yang tersisa hanyalah luka.
Ya, dia bernama cinta.

......

Pagi itu, tidak seperti biasanya. Zefan tifak mengirimkan pesan ataupun membalas pesan yang dikirimkan Resha.

Ya, Resha hanya mencoba berpikir positif. Mungkin dia sibuk.

Resha sudah meminta ijin pada ayahnya untuk kerumah Zefan. Tentu saja Resha kembli berbohong.

Dia bilang kalau akan meminjam buku kelas 1. Karena Zefan sedang belajar untuk UN, maka bukan tidak mungkin Zefan punya buku yang Resha mau.

Fino dipengaruhi Neni sehingga ikut tidak suka pada Zefab.

Resha datang ke rumah Zefan dengan diantar Fino. Ayahnya itu sudah pulang dari bekerja sore ini

"Assalamualaikum, Tante, Kak Zefan ada, Tan?" Mama Zefan sedang mengangkat jemuran untuk dimasukkan ke teras karena hari sudah mulai sore.

"Walaikumsalam, Resha. Itu Zefan lagi nonton TV. Masuk aja." Resha memberi salam lalu kemudian masuk.

Zefan sedang tidak sibuk. Bahkan dia sedang menonton TV. Terus kenapa dari tadi kay orang sibuk yang susah di hubungin? Batin Resha

"Kak?" Resha memanggilnya ragu-ragu.

Zefan menengok ke arah asal suara. Setelah mendapati orang yang dari tadi ditunggunya,  Zefan langsung menarik tangan Resha menuju kamarnya.

Ekspresinya sangat sulit di tebak. Diam tanpa sapaan ramah seperti biasanya.

"Ada apa, Kak? Semalem katanya ada yang mau di omongin?" Resha yang  penasaran berusaha mengubah suasana.

"Coba kamu buka HP ku. Baca pesan dari Arimbi" Kata Zefan tanpa meihat Resha yang masih bingung itu.

Kenapa? Biasanya juga saling pegang HP aja engga, apalagi priksa ponselnya?

Masih diam. Resha melangkah pelan menuju nakas samping ranjang Zefan.

Resha buka aplikasi  Whatsapp di ponsel pacarnya.  Mencari nama yang diminta Zefan.

Resha mengerutkan kening setelah membaca obrolan itu.

"Ini maksutnya apa, Kak? Kok Arimbi bilang gini?" 

"Kataya kamu sama Sisi? Iya memang kamu udah bilang ada satu lagi temen Sisi. Tapi apa harus deket-deketan gini?" Zefan mulai menaikkan nada bicaranya.

"Iya, aku emang sama Si-" Belum sempat Resha menjelaskan, Zefan sudah menyelanya.

"Arimbi kemarin laporan sama aku."

Pejuang LDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang