PART 8

3.4K 70 0
                                    

Seakan-akan kamu mencintaiku setengah mati.
Sampai-sampai bisa mengecoh seluruh hati.

......

"Maaf, Sha. Aku kemarin bohong. Sekarang juga aku sebenernya ngga sakit. Kemarin siang aku di kantor polisi. Aku ketangkep polisi karena dikira mau ikutan tawuran." Resha diam sambil menunggu penjelasan.

"Aku ngga tau apa-apa, Sayang. Aku cuma diajak. Dan aku emg bolos kemarin. Mama ngga pergi. Aku baru tau waktu itu kalau Rio buat masalah di luar sekolah. Aku nemuin mereka buat ngomong baik-baik. Biar ngga ada tawuran di sekolah. Aku udah kelas tiga."

"Sebentar lagi lulus. Aku ngga mau salah satu dari kita ada yang harus ninggalin sekolah. Pas aku mau ajak damai, polisi udah dateng. Mereka nangkep aku. Semua juga ketangkep. Siang itu juga orang tua kita dipanggil. Kepala Sekolah juga datang ke kantor polisi."

"Aku di skors selama 3 hari. Mereka ngga bisa menindak kita lebih jauh karena tinggal beberapa bulan lagi kita UN. Di kantor polisi juga kita udah damai kok. Aku minta maaf karena aku udah bohong." Kata Zefan menjelaskan panjang lebar sambil dari tadi memegang tangan Resha.

"Tapi Kakak bisa janji ngga bakal ada tawuran lagi? Aku takut Kakak kenapa-kenapa. Aku bener-bener takut kalau Kakak terluka. Tawuran itu jahat kak. Kadang ada yang sampe meninggal. Aku ngga mau Kakak dijahatin sama orang. Aku aja nanti yang jahatin Kakak." Kata Resha yang sudah mulai bisa menarik bibirnya menunjukkan simpul yang indah. Walau pipinya masih basah karena daritadi nangis.

Ah senyumnya begitu menenangkan..

"Tenang, sayang. Aku ngga kenapa-kenapa. Kamu ngga perlu khawatir. Kamu ngga perlu nangis kaya gitu. Aku maunya kamu jahatin aja. Biar aku bisa peluk kamu tiap selesai kamu jahatin aku." Zefan memegang pundak Resha lembut. Dikecupnya kening perempuan itu.

Kini Resha sudah ada di dada bidang pacarnya. Resha bisa mendengar suara detak jantung Zefan. Ya, terdengar biasa saja.

"Kok peluk? Kan aku jahatin kamu. Harusnya kan kamu marahin aku?"

"Kan kalau aku marahin kamu, kamu nanti nangis terus. Kamu cengeng. Kamu tau kan gimana jeleknya kamu kalau kamu nangis? Jelek tau. Hidungnya merah. Bibirnya manyun. Jelek banget deh. Kamu pasti malu kalau ngaca. Hahaha. Aku peluk kamu biar kamu tambah sayang sama aku. Biar kamu ngga jahatin aku lagi. Pelukku itu hukuman buat kamu. Karna aku maunya peluk kamu di depan orang tuamu atau orang tuaku. Biar kamu malu nanti. Haha." Katanya sambil masih memeluk Resha.

"Jangan takut, kamu ngga perlu sampai nangis karena khawatir sama aku. Aku ngga akan ngulangin. Aku janji. Udah kita pulang sekarang. Kamu aku anter pulang,  ya. Maaf tadi aku ga jemput karena aku dilarang ada di sekitar sekolahan selama tiga hari ini. Yuk, pulang?"
Zefan berdiri dan mengambil kunci motornya.


Hari ini, aku begitu takut kehilangan orang yang aku sayangi. Hari ini, aku tau aku sangat mencintaimu.

Hari ini, aku memaksa Tuhan menjodohkan dia denganku. Hari ini aku akan mulai jadi orang egois yang tidak mau ditinggalkan dan hanya akan ada satu orang perempun yang selalu berkunjung kerumahnya. Aku.

Pejuang LDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang