PART 24

2.5K 75 9
                                    

Pembenci itu bukan musuh
Dia hanya orang yang perlu perlakuan baik dari kita
Jangan membalas
Kamu yang rugi

......

Nomor tidak di kenal beberapa kali meneror Resha. Entah siapa pelakunya, yang pasti orang itu sangat benci terhadapnya.

Awalny Resha masih diam karena menganggapnya hanya nomor nyasar saja. Tapi lama kelamaan, ancamannya terdengar semakin serius. Dan kata-katanya sangat tidak pantas di terima Resha.

"Dasar pelacur."

"Dasar cewek murahan."

"Awas yaa. Tunggu pulang sekolah! Bakal habis kamu di tanganku sendiri!"

"Jangan sok-sokan! Jangan sok jagoan! Berantem ayok!"

"Perempuan ngga tau malu!"

Sejenis itulah kata-kata yang di dapatnya hampir setiap hari.

Resha belum cerita pada siapa-siapa. Dan kebetulan Farhan menelfon ya​. Sekarang mereka jadi sering telfonan saat Farhan tidak ada kerjaan. Hubungannya dengan Niko juga berjalan lancar cenderung biasa saja menurut Resha.

"Kak, ada yang neror aku masa." Adu Resha membuka obrolan yang sedari tadi hanya membahas obrolan receh saja.

"Hah? Neror gimana?"

"WA aku tapi kata-katanya ngga pantes gitu."

"Kirim ke aku sekarang." Pinta Farhan. Suaranya terdengar serius sekarang.

Resha buru-buru membuka chat dari nomor tidak dikenal itu tapi telfon masih tersambung. Ia men-screenshot pesan itu pada Farhan.

Dan tidak butuh waktu lama, Farhan sudah selesai membacanya.

"Gila! Kamu punya musuh siapa sih bisa-bisanya orang ngga berpendidikan kaya gitu ngata-ngatain kamu."

Farhan memang sudah menganggapnya seperti adik sendiri. Pun Resha, dia sangat senang dan nyaman berbagi cerita dengan kakak barunya itu.

"Aku ngga ngerasa punya musuh, kak. Aku ngga pernah cari gara-gara sama orang. Kecuali.."

Omongan Resha terputus. Dia tidak mau menerka-nerka.

"Siapa? Berarti ada?"

"Ngga kak. Aku ngga pernah anggap siapapun sebagai musuh aku. Ngga tau deh orang lain. Tapi semoga aja cuma iseng." Resha berusaha mengusir pikiran negatifnya keluar dari dalam pikirannya.

"Ngga mungkin itu iseng. Kalo iseng, dia ngga akan intens hubungin kamu kaya gitu. Dia emang punya niat buat ngata-ngatain kamu kalo gitu, tuh."

"Blokir aja kali ya?"

"Jangan! Tunggu dia berulah apa lagi. Besok sabtu aku pulang. Nanti biar aku sama Niko yang tanganin."

Resha hanya menurut saja dan membiarkan nomor tidak dikenal tadi tetap menghubunginya. Lihat saja bagaimana kelanjutannya nanti. Sukur-sukur kalau cepat berhenti meneror Resha.

......

Niko menunggu Resha di gerbang sekolah tanpa memberi tahunya terlebih dahulu.

Istirahat tadi, Resha cerita kalau Alin akan pulang dengan pacarnya, Gilang. Dan pasti dia akan pulang sendirian.

Berdasarkan inisiatif Niko, dia datang ke sekolah untuk menjemputnya.

Pejuang LDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang