PART 7

3.6K 76 3
                                    

Kaki kursi ngga akan berguna sempurna kalau salah satunya patah.

......

"Siapa yang berani ngerjain Resha pake nama Zefan. Hah?" Tanya Zefan di warung dekat sekolah. Resha sedang menangis di sebelahnya.

Istirahat tadi, Resha memutuskan untuk menemui Zefan di kelasnya.

"Eh, ada apa, Fan? Yang satu marah-marah yang satu udah nangis aja?" Kata Hilham.

"Awas aja ya kalo ada yang berani ngerjain Resha lagi. Ngga lucu kalian! Tanggung jawab nih anak orang nangis!"

Tangan Zefan mengelus lembut rambut Resha. Mencoba menenangkan gadis cengeng tersebut.

"Udah, Sha. Gausah nangis lagi. Itu cuma orang iseng aja." Kata Rio menenangkan Resha.

"Iya kak. Aku cuma takut aja. Hiks." Resha menghapus air matanya. Wajahnya sudah kusut. "Kak Zefan. Pulang sekarang, yuk?"

"Iya udah ayo. Kamu istirahat ya?"

Zefan menggandeng tangan Resha dengan tangan kanannya. Sedangkan tangan kirinya perlahan dinaikkan dan mengacungkan jari tengah kepada teman-temannya. Masih dengan membelakanginya. Resha tidak memperhatikan karena dirasa dia sudah terlalu lelah.

......

Suara klakson dan geberan gas motor membaur dengan para siswa yang sedang bubaran sekolah.

Barisan motor sudah terparkir tidak teratur di depan gerbang. Tentu saja itu bukan motor dari para siswa Nusa Bhakti. Karena semua motor sudah harus terparkir di halaman belakang sekolah.

Terlihat guru-guru sudah berjaga di depan ditemani para satpam sekolah.

"Ada apa sih ini? Ada acara di sekolah kita?" Tanya Resha polos.

"Iya ada acara. Acaranya tawuran antar sekolah." Oky menjawab dengan sedikit terkekeh.

Sisi, Oky, dan Resha, mereka sedang berjalan bersama untuk pulang. Seperti biasa, Resha sendirian.

Mereka memutuskan berjalan untuk menemani Resha. Oky menunggu Gio yang ke parkiran untuk mengambil motornya. Sedangkan Sisi dijemput sang pacar seperti biasa.

Kali ini bukan karena Zefan sedang ada pelajaran tambahan. Tapi karena Zefan ijin pergi mengantar mama ke stasiun sejak istirahat kedua tadi.

"Pulang duluan sana, Sha. Mumpung masih ada kita. Nanti kalau kita udah dijemput, kamu ngga ada temennya.  Sana buruan." Kata Sisi.

"Yahhh,  padahal mau lihat." Jawab Resha dengan nada bercanda sambil menyunggingkan senyum jailnya.

"Udah sanaaaaaaa. Buruan ah." Kali ini Oky sedikit mendorong tubuh Resha agar segera masuk ke dalam angkot.

Agkot yang Resha tumpangi sudah pergi meninggalkan sekolah yang sejak tadi ramai

"Ah pasti ulah si anak kelas dua belas itu lagi deh. Heran, udah tinggal lulus aja kok masih cari ribut aja."Kata seseorang yang tidak Resha kenal.

Pejuang LDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang