SEPULUH

38 5 4
                                    

Louis pov
"Kau rajin sekali El!" aku menatapnya yang sedari tadi sibuk dengan masakannya, jarang jarang dia bisa bangun sepagi ini

"Kau tahu, aku bangun pukul enam pagi tadi!" ucap El dengan menampilkan wajah semangatnya

Aku sedikit tertawa mendengar perkataannya, pasalnya dia biasa bangun pukul delapan atau pukul sembilan pagi

"Kau hebat, benar benar hebat!" aku tersenyum sembari menaikan kedua ibu jariku. Seketika wajah El memerah, oh dia blushing

"Biasa saja" Eleanor melirik kearahku sekilas sebelum akhirnya membawa beberapa makanan menuju meja makan, sementara aku terkekeh pelan lalu mengikutinya

"Nanti kerumah moms yaa!" aku mencuri satu ciuman dari pipinya sebelum akhirnya duduk disampingnya

"Ada apa?" tanya Eleanor

"Tidak ada apa apa, hanya saja moms ingin bertemu dengan mu" Kataku sebelum akhirnya Eleanor sibuk bercerita sedangkan aku memilih tersenyum menanggapi berbagai celotehannya. Dia benar benar banyak bicara

Dengan cepat bibirku bergerak mencuri satu ciuman dari bibirnya. Sungguh dia tidak berhenti bicara dari tadi, dan itulah satu satunya cara agar dia berhenti bicara

"Louis, kau itu!!" Eleanor menatapku kesal, sungguh aku ingin menciumnya lagi sekarang

"Aku harus pergi El" aku beranjak mengambil kunci mobil lalu kembali menghampirinya yang masih menghabiskan sarapannya

Eleanor menatapku dengan menaikkan satu alisnya seakan bertanya aku akan kemana

"Bertemu teman, hanya sebentar saja" Tanganku bergerak mengusap anak rambutnya pelan

"Jangan lama lama! Aku ada kelas siang" ucap Eleanor

Aku sedikit tersenyum dan mengangguk, mencuri satu ciuman dari keningnya sebelum akhirnya melangkah pergi.

Well, aku hari ini akan menemui briana. Hanya sekedar menepati janji yang kubuat dengannya, tidak ada maksud apapun. Sungguh aku malas sebenarnya, tapi jika aku tidak datang pasti wanita itu akan berulah.

"Kau lama sekali!" seorang wanita menyentakku. Membuatku memutar bola mata malas

"Jalanan macet!" jawabku malas lalu menarik kursi dan duduk didepannya
"Cepat katakan aku tidak punya banyak waktu!" tambahku

"Kenapa? Kau takut jika kekasihmu tahu kau bersamaku?" briana menatapku sinis

"Hentikan omong kosongmu dan cepat katakan apa mau mu!" aku menatap wajahnya malas

"Aku ingin kau kembali padaku! Aku membutuhkanmu!" pekik briana membuatku tersentak

"Kau membutuhkanku? Bukankah kau membutuhkan uangku?!" aku tersenyum miris membuatnya menahan emosi

"Louis bahkan kita tidak pernah mengucapkan kata 'selesai' tapi kau dengan mudah sudah bersama gadis lain!"

Aku kembali memutar bola mataku malas, aku paling tidak suka jika sudah membahas masa lalu "Briana, kau yang pergi dan kuanggap kita selesai!" aku berusaha tidak membuat keributan di cafe ini

"Tapi aku tidak pernah menganggap kita selesai!" ucapnya dengan menampilkan wajah memuakkan nya

"Aku tidak peduli!" kata ku datar, bahkan aku malas melihat wajahnya

"Louis!!" briana kembali menyentakku membuatku melemparkan tatapan tajam padanya, pasalnya kini pengunjung cafe menjadikan kami sebagai tontonan

"Briana jangan berteriak! Kau membunuhku!!" aku mengedarkan pandangan, melihat sekeliling berjaga jaga jika ada paparazi

Take YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang