Part 13 - Rumah Baru.

3.1K 73 0
                                    

Happy reading,,


Author pov

Sepulang dari rumah Tika, Erik langsung menuju rumah sakit tempat Kira di rawat. Tadinya ia ingin langsung pulang ke apartement nya tanpa menjenguk istrinya. Tapi ia juga tak mau di cap sebagai suami jahat.

Setelah sampai kurang beberapa meter lagi dari kamar Kira, Erik melihat mommy dan mama mertuanya menangis tersedu-sedu di depan kamar Kira. Rasa khawatir menghampiri Erik, ia takut terjadi apa-apa dengan Kira.

Ira merasakan kedatangan  seseorang dan menoleh pada asal suara langkah kaki itu dan menoleh tajam pada orang tersebut, yang tak lain anak nya sendiri. Suami dari menantu nya.

"Darimana saja kau?Hah!"Bentak Ira yang sebelumnya sudah berdiri dan menampar Erik.

Erik sedikit meringis kesakitan dan merasakan rasa kebas di pipinya. Baru kali ini mommy nya menampar dirinya, yahh baru kali ini.

"Dengan seenaknya kau pergi begitu saja saat istrimu berada di antara hidup dan mati!!"

Deg!

Deg!!

Meskipun Erik tidak mencintai wanita itu, tapi ia juga belum siap menjadi duda.

"Apa maksud mommy?"Tanya Erik agak gemetaran.

"Kau bodoh sekali! aku baru menyadari jika kau tak pernah punya pikiran. Kau gila! padahal kau sudah mendengar sendiri dari mama mertua mu jika istrimu pernah mempunyai penyakit gagal ginjal!! mengapa kau masih meninggalkan nya dalam keadaan seperti ini, gara-gara kau Kira seperti ini boy!. Dia mengalami gagal ginjal sebelah kanan. Dia membutuhkan donor ginjal KAU TAU!!" Jelas Ira sambil melotot pada Erik.

Sungguh baru kali ini mommy nya marah besar kepada nya. Erik tak menyangka juga penyakit Kira separah itu.

"Sudahlah mom, mau bilang berapa banyak kepadanya , dia tak akan mengerti" Kata Jhony sambil merangkul pundak istrinya yang sedang menangkup wajahnya dan menangis.

Rani hanya melamun dari tadi,membuat Rhoni tampak sedih.

Semua orang tersentak saat pintu ruangan Kira terbuka, Dokter keluar dari ruangan itu dengan sedikit tersenyum, membuat semua orang semakin bingung.

"Bagaimana kondisi putri saya dok?katakan!" Tanya Rani tidak sabaran.

"Iya bagaimana kondisi menantu saya dokter"Ira pun ikut-ikut bertanya karna penasaran nya.

"Hmm, anak dan menantu ibu akan baik-baik saja. Dia akan segera mendapatkan donor ginjal. Teman sedokter saya telah menemukan seseorang yang rela mendonorkan ginjal nya."

"Syukurlahh ya tuhan"

Erik merasa sedikit lega dengan kabar yang di dengar nya.

****

Operasi Kira berjalan lancar. Sekarang tinggal menunggu Kira sadar.

Erik terus menemani Kira di dalam ruangan nya. Ira yang melihat itu terus mencibir nya.

"Mengapa tidak dari kemarin kau seperti ini hah?"Tanya Ira sinis.

"Sudahlah mom, maafkan aku okee"

"Tak akan"

"Mengapa?"

"Kau bukan anak ku"

"Bukan anak mu?" Tanya Erik membeo.

"Iya, sejak kemarin kau bukan anak ku"

"Ayolah mommy, becanda nya udah ya"

Tanpa mereka sadari Kira sudah membuka matanya saat pertama perdebatan nya.

"Mom-mmy ha-auss" Suara Kira membuat mereka berdua langsung menoleh ke arahnya.

"Kau sudah bangun nak, sebentar mommy panggil kan doketer, Jaga menantu ku!" Suruh Ira.

"Iya mom, Dia kan istri ku"

"Cih"

Ira pun keluar dan kembali lagi bersama dokter. Dokter itu pun memeriksa Kira dan keadaan Kira sudah mulai membaik.

"Kau haus sayang?" Tanya Ira.

"I-iiya mom-mmy. Ma-nna ma-ma?" Tanya Kira balik.

"Sebentar mommy ambillkan minum, mama mu baru saja pulang nak. Dari kemarin dia belum mau makan dan mengganti bajunya. Sebentar lagi moomy akan menghubunginya dan bileng padanya jika menantu kesayangan ku sudah sadar" Jelas ira sambil tersenyum tulus.

Erik merasa ta di anggap disini.

"Eheemm!"

"Apa kamu?" Tanya Ira sinis.

"Mom jangan seperti itu dong, mengapa kalian mengabaikan ku?"Tanya Erik sedikit manja.

"Ouh minta di perhatikan ternyata, siapa kami?"

Kira pun terkekeh melihat ibu dan anak itu tidak ada akur-akur nya.

"Kau harus cepat sembuh sayang, kau harus cepat menghukum suami mu ini"

"Mem-mang nya kenapa mom-my?"Tanya Kira agak kaku.

"Mommy, Kira masih belum sembuh total, jangan sering ajak dia berbicara"

"Peduli heh?" Sinis Ira.

"Dia istriku mommy, aku berhak peduli dengan nya"

Ira hanya menatap Erik datar.

"Yasudah sayang, mommy mau ke kantin dulu ya, laperr" Kira pun mengangguk.

Ira pun keluar dan hanya menyisakan Erik dan Kira di ruangan serba putih itu.

"Bagimana keadaan mu?" Tanya Erik berbasa-basi.

"Bukan nya su-sudah kau bi-billang sendiri huh? Jang-an ajak aku ber-bicara"

Erik menatap Kira dengan pandangan yang tak dapat di artikan.

"Baiklah" Erik pun menyerah.

"ng-ngomong s-siapa w-wan-ita di caffe be-ersama mu s-saat itu?" Tanya Kira.

Erik menarik kursi untuk di dudukinya di samping ranjang Kira.

"Katanya tak mau bicara?"

"Ya s-sudah".

7 hari kemudian.

Kira sudah di perbolehkan pulang dari rumah sakit itu. Sejak insiden itu, saat Kira melihat Erik bersama wanita lain, Kira tidak pernah banyak bicara ataupun bertanya padanya.

Sekarang Kira sedang berbaring di kasur king size milik suaminya, tepatnya di rumah Erik yang baru ia beli 2 hari terakhir.

"Istirahat lah, aku akan ke kantor sebentar lagi"

"Hmm"

"Hanya hmm?"

"Lalu apa masalah mu?"

"Memang nya kenapa?"

"mengapa kau menjadi semenyebalkan ini?"

"Kau juga sangat menyebalkan dan membosankan"

"Cari saja wanita lain"

"Okee"

Deg! padahal Kira hanya main-main mengatakan itu. Mengapa Erik mengiyakan sih.


Maaf ya pendek, sebenarnya kurang dapet imaginasi dalam part ini. Hehehehe..

tapi aku usahain part selanjutnya panjaaaaaang. bye bye.. jangan lupa voment.

My Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang