Part 21 - Sensitif

2.4K 60 0
                                    

Happy reading..

Author pov

Sinar matahari mulai memasuki kamar pasutri yang masih terlelap. Kira sedikit menggeliat saat merasakan tangan kekar milik Erik bertengger di pinggang nya.
Kira menghirup dalam-dalam wangi tubuh suaminya.

Kenapa masih wangi ya, batin Kira.

"Jangan gitu sayang, geliii" ucap Erik serak, suara khas orang bangun tidur.

Kira sedikit terkejut karna Erik sudah bangun dan dia tertangkap basah sedang menciumi tubuh Erik.

"Aku mau mandi" ucap Kira sambil melepaskan pelukan Erik di tubuh mungil nya. Tapi Erik melakukan sebalik nya, ia semakin mengeratkan pelukan nya di tubuh Kira.

"Nanti saja ya, bareng aku. 5 menit" ucap Erik yang masih menutup matanya.

"Emang kamu nggak ngantor?"

"Aku bos nya" jawab Erik santai.

Kira mencoba mencari alasan untuk bisa lepas dari Erik.

Oh ya!

"Aduhh, perut ku sakit!" ucap Kira akting sambil memegangi perut nya. Erik sontak membuka mata lalu bangkit dari tidurnya.

Erik mendudukan Kira "Sakit kenapa Kira? Sebelah mana yang sakit ?"
"Aku mau setor" ucap Kira malu-malu.

Erik mengusap wajahnya kasar. "Kirain kenapa loh. Yaudah sana ke kamar mandi, sekalian kamu mandi juga"

Yes!

Kira segera berlari menjauhi Erik dengan menahan tawa nya.

Emang enak aku kerjain, udah pagi juga masih aja ngajak tidur, batin Kira.

Tak lama kemudian Kira keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk yang melilit di tubuhnya. Bagaimana dia bisa lupa membawa pakaian untuk di pakai di kamar mandi tadi.

Kira melihat ke arah ranjang, disana Erik yang masih memejamkan matanya.

Kira segera mengambil bajunya yang di walk in closet, lalu berlari lagi ke kamar mandi.

"Udah selesai?" tanya Erik yang membuat Kira berhenti seketika. Kira menoleh ke arah Erik yang sedang menatap nya lapar.

Terlihat seringaian yang jelas terukir di bibir Erik.

"Em.. Su sudah. Aku kesana dulu" jawab Kira sambil menunjuk ke arah pintu kamar mandi, tapi faktanya dia sedang menunjuk pojok ruang kamar nya.

"Pengen mojok ya, okee" ucap Erik menang.

Kira menoleh ke arah yang di tunjuk nya tadi. Oh shit! Memang benar itu pojok ruangan.

Erik berjalan mendekat ke arah Kira yang berdiri lalu melangkah mundur menghindari Erik.

"Erik! Masih pagi!!"Teriak Kira.

"Aku tidak mempermasalahkan itu sayang, jika bisa kita melakukan nya setiap jam, setiap pagi, setiap malam. Umbb tepatnya setiap hari" ucap Erik yang masih terus melangkah menghampiri Kira.

Kira segera berlari menuju arah kamar mandi tapi dengan cepat Erik sudah mencekal tangan kanan Kira, sehingga baju yang di pegang Kira terjatuh ter masuk handuk yang melilit nya.

Kira segera menutup bagian-bagian tubuh nya yang menurutnya harus di tutupi.
Erik membelai pipi Kira dengan ibu jari tangan kanan nya.

"Kamu cantik sayang, aku mencintaimu" ucap Erik serak yang sudah di landa gairah.

Kira menatap mata Erik dan tangan nya masih menutupi bagian-bagian sensitif nya.

Erik meraih kedua tangan Kira yang dia gunakan untuk meutupi bagian tubuh nya dan perlahan Erik mengecup tangan Kira bergantian.

"Kau selalu cantik" ucap Erik.

Erik mendaratkan bibirnya ke arah bibir milik Kira.

Sehingga pagi itu menjadi pagi yang indah bagi mereka.

****

Kira sekarang berada di dapur untuk memasak. Menyiapkan sarapan untuknya dan suami nya yang menyebalkan baginya.

Bagaimana dia bisa kuliah jika leher di sebelah kiri dan kanan nya terdapat banyak kissmark.

"Aahhhh" jerit kira saat tangan nya tak sengaja tertumpah air panas. Kira segera berlari ke arah wastafel untuk mencuci tangan nya.

Erik yang baru saja turun seperti nya tidak tau.
"Kira, kamu kuliah kan?" Tanya Erik.

Ck! Pertanyaan apa itu, setelah dia membuat leher Kira merah-merah seperti ini, masih sempat dia bertanya yang menurut Kira sangat menjengkelkan.

"Tidak!" jawab Kira ketus.
Erik menyadari perubahan cara bicara istrinya langsung mendekati Kira yang masih mencuci tangan nya.

"Kamu marah?"
"Tidak!" lagi-lagi jawaban yang sama.

"Apa mencuci tangan perlu selama itu?"

Kira mematikan kran dan mengelap tangan nya dengan kain, kemudia dia menatap tajam suaminya.

"Tidak!!" jawab Kira lagi ketus dengan kata yang sama dengan sebelumnya.

Erik yang sudah sangat geram segera memencet keras hidung mancung Kira sampai si empunya susah bernafas.

"Mmhhhh.. lepaskan" Kira memukul lengan Erik dengan membabi buta, lalu mencubit perut Erik tak kalah keras.

"Awww!!" Jerit Erik karna Kira mencubit perutnya lalu menariknya kasar.

"Rasain!" Ucap Kira sengit lalu meninggalkan Erik di dapur sendirian.

Kira menata piring di meja makan dan menghidangkan makanan yang tadi dia masak.

Dia benar-benar sebal pada suami nya yang menjengkelkan itu. Awas saja, mungkin nanti malam dia akan tidur di sofa ruang tamu.

"Sayang.. Jangan marah dong" Rengek Erik mengahmpiri Kira di meja makan.
Kira sedang menyantap nasi goreng nya yang masih mengepul, lalu meminum teh manis hangat nya.

"Apa?" Ucap Kira tanpa menoleh ke arah Erik dan lanjut melahap sarapan nya.

"Sarapan buat aku mana?" Tanya Erik memelas.

"Nggak tau" Ucap Kira yang sengaja di buat-buat.

"Hmm yasudah, kamu yang banyak ya makan nya sayang" ucap Erik lalu mengecup kening Kira sekilas.

"Kamu mau aku gendut?!" Tanya Kira dengan marah.

"Ah nggak gitu kok sayang. Maksud aku biar kamu sehat" Ucap Erik lagi yang kali ini malah membuat Kira marah.

"Kamu pikir aku tidak waras! Menyebalkan!!" Ucap Kira sambil menggapai tangan Erik dan di gigit olehnya.

"Aduhh!" Erik langsung mengusap tangan nya yang telah membekas gigi Kira.

"Rasain!! Salah siapa kamu menyebalkam" Ucap Kira sambil melototkan matanya.
Dia meraih piring yang sudah kosong untuk di bawa di dapur.

"Sayang kamu kenapa sih? Aku salah apa sayang? Kamu mau kemana ?" tanya Erik segera menghampiri istrinya yang berjalan menuju keluar rumah.

"Kuliah" jawab Kira singkat.

"Ayo bareng sayang" ajak Erik sambil berusaha menahan Kira.

Kira menepis tangan Erik dan berkata.

"Sayang2! Mau aku gigit lagi. HII" ucap Kira sambil menunjukan gigi-giginya.

Erik sontak terdiam dan pasrah, entah apa yang membuat istrinya marah-marah seperti ini.

"Aku berangkat bareng Dina" lanjut Kira.

"Tapi mana Dina ? Dia jemput kamu dimana?"
"Sudah di depan"

Kira langsung meraih tangan Erik dan mencium punggung tangan suaminya dengan lembut.
Semarah-marah nya Kira, dia akan tetap menghormati Erik selagi dia suaminya.

"Aku berangkat dulu"

Erik pun mengangguk "Hati-hati sayang"

Maaf ya update nya lama. Lapto aku rusak lagi. Hiksss
Mau lagi?

My Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang