ahlan wa sahlan

61.1K 1.3K 26
                                    

Namaku adila anisa putri anak dari pasangan amita dan rian saputra, status ku sekarang adalah istri dari lelaki yang bernama putra jefri abu bakar yang insyaallah menjadi jodoh dunia akhirat ku dan menjadi calon ayah dari anak yang ku kandung sekarang ini, yah aku sekarang hamil 3 bulan dan aku sangat menantikan kehadirannya, anak yang sholeh dan sholehah. Yah itulah aku, wanita sederhana yang menjadi pelengkap cerita ini.

Bukan aku pemeran utamanya aku hanyalah memperkenalkan diriku tadi, yang kita bahas dari cerita ini yaitu kedua teman kami yang dijodohkan oleh Allah.

Flashback

Pesantren hidayat, bandung tahun 1995

"sya! Kamu tuh jalannya jangan cepet-cepet, nggak baik ih...nanti diliat ustadzah, dimarahin kamu nanti...." pagi itu kami terlambat, kelas sudah dimulai dan pelajaran hari ini adalah ilmu fiqih, dia terus saja berlari, seakan tidak ingin meninggalkan pelajaran yang begitu berharga baginya.

"aduhhh dila kamu tuh yah, disaat kayak gini kita itu harus cepet-cepet, kamu juga lupa bangunin aku, jadinya telat kan masuk kelas....masih untung kalau ustadz nggak marah kalau kita telat....kalau kita dihukum!! Aduhhhh nggak kebayang nantinya.....ayoo cepet ADILA...."

Dia menyeret ku dengan kerasnya memaksa ku bergerak cepat, sudah dua tahun aku bersamanya sedihnya, senangnya aku sudah tau semuanya. Yah ini tahun terakhir kami di pesantren, kami tidak lama lagi akan meninggalkan tempat ini, bukan hanya sekedar belajar kami di didik dalam segala hal disini. Entah seberapa sedihnya kami meninggalkan tempat ini nantinya.

"alhamdulillah untung ustadz nggak marah.....kalau nggak yah aku nggak bisa bayangin kejadiannya nanti.."—

"iya...sya!! alhamdulillah....maafin aku yah lupa bangunin kamu, kamu juga kalau ngaji pas malem jangan ampe malam banget, kamu nggak kuat begadang juga! Pas sholat subuh yah pasti ketiduran lagi.....kan nggak baik."

Namanya Aisyah Adiandra wanita yang tadi berlari menyeretku, anak dari bapak Adiandra dan tante putri, dia cantik, baik, bawel, periang, lucu dan rendah hati. Karena kami sekamar aku tau betul sikapnya. Kami saling melengkapi karena aku pendiam dia selalu menjadi pencair suasana karena dia periang dan lucu setiap ocehannya tak pernah bosan ku dengar.

1 tahun kemudian

Kami telah meninggalkan pesantren, tempat kami menimba ilmu agama, tempat kami mendapatkan ajaran-ajaran kehidupan. Dan disinilah Aisyah dan aku berpisah. Tangis, senyuman bahagia, sedih, tawa, bercampur semuanya. Aku dan Aisyah berjanji tak akan pernah lupa akan persahabatan kami. Dan dari perpisahan inilah berujung menjadi tali yang tak pernah ada putusnya.

Flashback end

"dila kamu tuh harus...jaga diri nggak boleh kerja yang berat-berat....tuh kan dikerjain lagi...sini biar aku yang beresin, kalau dibilangin juga....itu tuh Dila! Jangan biar aku aja...." Aisyah.

"nggak kok, santai aja ibu hamil nggak mungkin diem aja kan....kamu tuh emang nggak ada kerjaan lain setiap hari kesini mulu, sana cari jodoh, nikah!! " Dila

"jahat amat, bosan di kantor mendingan disini kan nggak ada beban, santai....ya kan, sekalian jagain kamu biar si jefri nggak repot kan...." Aisyah

Setelah aku menikah, bahkan sebelum aku menikah. Dia selalu protective banget, dia jadi parno kalau si jefri suami aku jahat atau kasar. Nggak apa sih temen ngingetin atau sekedar jaga-jaga. Tapi dia tuh nyebelin lama-lama. Yah nggak baik sih ngomong kayak gini tapi dia itu yah, kalau udah gini aku cariin aja jodoh buat dia cepet nikah, masalah kelar hidup nyaman dan juga bahagia liat dia sama suaminya. Tapi bagaimana mau nikah dia itu masih belum dewasa, tempramental, egois, keras kepala, hidup mandiri aja nggak bisa, apalagi mau nikah!!! Pusing aku, mau diapain teman aku yang satu ini. Aku selalu doa buat dia, supaya pintu jodohnya cepet kebuka. Amin

Aisyah pov

Bosen di kantor, setiap ada waktu dan kalau pekerjaan udah selesai aku sempetin buat kerumah Adila. Setiap hari mungkin, eh bukan setiap saat. Dirumah juga bosen nggak ada saudara buat aku temenin. Nah kalau disini aku jadi bahagia ada temen ngobrol, dirumah Adila itu rame kayak pasar senen soalnya setelah Dila nikah penduduknya nambah kali yah.....tapi kalau liat Dila sekarang aku jadi bahagia banget, belum lagi suaminya Jefri dia itu sholeh, rajin sholat. Tapi aku kayak suka parno gitu, kayaknya keseringan liat sinetron KDRT jadi aku biasa takut kalau liat Dila. Maklum aku orangnya protective gitu.

Dan kalau ke rumah Dila dia suka ngajak aku jalan dan pasti ke cafe. Soalnya dia tau mungkin kalau aku suka hangout dan suka minum kopi tentunya. Tapi yang aku sebelin Dila selalu marah kalau aku datang terus dan ujung-ujungnya suruh nikah......huuhhh bosan banget dia tuh maunya aku rajin kerja terus cari jodoh yang baik. Dia kira kerja tuh cuman buat havefun apa, kerja terus mah capek. Lagi pula kalau nikah, ntar dulu lah. Aku masih mau bebas dulu, nikmatin masa muda.

--

--

End

"Dila kenapa sih Jefri suruh berhenti kerja?" Aisyah

"nggak, dia bilang aku sebagai istri harus menjalankan kewajiban sebagaimana mestinya, jadi aku berhenti kerja deh." Adila

"eh Sya....kamu tau nggak pemilik cafe ini? Pemiiknya itu teman Jefri, dia baik lo Sya........." Adila

"eh, kenapa jadi bahas itu.......aneh deh Dila!" Aisyah

Sebenarnya aku setiap kali membawa Aisyah ke cafe ini tujuannya satu, buat kenalin dia sama temannya Jefri. Tapi setiap kali aku datang itu orang nggak pernah keliatan.....Jefri bilang dia itu anaknya baik, yah aku aja belum pernah liat mukanya kayak apa.

"Dila makasih yah traktirannya, lain kali aku yang traktir. Tapi pas gajian aja yah!....oh ya jangan kerja yang berat-berat, jangan lupa makan, jangan lupa tidur nya dijaga,....." Aisyah

"iya iya terserah kamu deh......oh sekalian aku mau bilang besok aku mau pergi nanti kamu dateng kerumah terus aku nggak ada....aku mau nginep di rumah metuaku yah...." Adila

"oh iya......" Aisyah

Aisyah pulang mengendarai mobil, karena masih ada pekerjaan di kantor, dia kebali ke kantor untuk menyelesaikannya. Ia teringat akan cerita Dila tentang pemilik cafe tadi. Cafe yang selama ini ia tempati untuk hangout atau sekedar minum kopi bareng Dila. Ternyata ia penasaran juga tentang pemilik cafe tadi.

-

-

-

-

SYUKRON udah baca!!!!!! ^^ maaf yah kalau masih ada kekurangan..........kritik dan saran nya perlu banget.......silahkan komen yah

Jodoh Aisyah (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang