kenapa kita harus nikah?

11.7K 422 2
                                    

"apa!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!." Adila.

"iya Dil.....gimana dong????." Aisyah.

"kamu suka sama Rey....baguslah." Adila.

"hmmm apa????." Aisyah.

"bagus, berarti kamu udah temuin calon jodoh kamu. Yeyyyy." Adila tepuk tangan.

Sementara Aisyah bingung dengan perilaku temannya ini.

"kok ekspresi kamu kayak gitu sih???." Adila.

"aku kira kamu bakalan jawab kayak gini........ehm –Aisyah kamu tuh yah kenapa kamu suka sama Rey, dia itu bukan calon imam yang baik, jangan Sya jangan. Jangan sampai kamu jadiin dia jodoh kamu atau nanti kamu bakalan salah pilih Sya--........kayak gitu Dil." Aisyah.

"hmmmmm AISYAH jangan nilai orang dari kesalahannya aja, kamu harus liat juga dari sisi baiknya. Orang baik nggak mungkin baik seutuhnya, pasti dia juga punya kekurangan. Sebaliknya juga, sejelek-jeleknya sikap seseorang pasti dia punya satu titik kebaikan dalam dirinya." Adila.

Dan perkataan Adila membuat Aisyah tertegun. Benar, apa yang Adila katakan semuanya benar. Aisyah langsung menghela napas.

"makasih Dil, kamu udah buka pemikiran aku. Kamu benar Dil. Hmmmm aku udah salah nganggepin dia, kamu memang pemberi solusi terbaik." Aisyah.

"hmmmm iya......." Adila.

"aishhh.....kenapa kamu nggak jadi penasehat aku aja Dil, hahahhah." Aisyah.

"hmmm dasar, bisa aja kamu." Adila.

Disisi lain.

Rey sekarang berada di Bandung sedang refreshing katanya. Dia menginap di rumah sepupunya Claura (isteri Azam). Dia bosan menginap di villa atau semacamnya karena ia akan kesepian dan makin membosankan. Dirumah keluarganya sendiri ia lebih merasa damai dan tenang walaupun dalam kenyataannya rumah itu selalu saja ribut dan ramai. Namun itu yang membuat Rey makin merasa nyaman.

Rey sedang duduk dikursi taman rumah Claura.

"ehhh loe kabur yah, jadi loe sekarang ke Bandung. Gue laporin loh....." Azam.

"tenang aja bro, gue nggak kabur kok. Gue cuman mau liburan aja. Loe itu hobinya bikin naik emosi yah......." Rey sambil tertawa paksa.

"hahahhahhah becanda. Sayang, ambilin makanan dong." Azam.

"iya tunggu yah." Claura menyahut didalam rumah.

"hmmm enak yah loe kalau mau ini itu tinggal panggil, sayang mau ini............sayang mau itu............" Rey sambil memperagakan gerakan Azam memanggil isterinya.

Azam kemudian memukul lengan Rey.

"dasar loe bisa aja, kalau gitu nikah aja............." Azam.

Dan kalimat Azam tadi entah kenapa membuat Rey membeku. Ibu, ayahnya sekalipun tak pernah menanyakan apalagi mengungkit kata pernikahan untuknya. Ia selama ini hanya dibebaskan dan katak pernikahan itu sangatlah mengikat baginya.

"nikah???." Rey.

Kemudian Claura datang membawa kopi dan cemilan.

Dan Rey langsung menarik sepupunya itu duduk bersama mereka.

"ehhh Rey......" Claura terkejut.

"hmmm mau apa loh???." Azam.

"ehm gue mau nanya sama kalian berdua. OK!!!!." Rey.

Keduanya (Claura dan Azam) saling tatap bingung.

"kenapa kita harus nikah??." Rey.

"uhuk uhuk!!!!!!!! Apa????." Azam tersedak kopi.

Jodoh Aisyah (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang