rindu

10K 437 9
                                    

Berlin, Jerman 07.00 a.m


"Sya.........pak Yusuf minta dibawain kopinya tuh.......cepet nggak pake' lama......." pak Ridan yang nyuruh-nyuruh.


Jam tujuh di Jerman, disini jam segini itu keadaannya kayak masih subuh, dingin yang kelewatan. Harus pake jaket, syal, sarung tangan buat penangkal dinginnya. Dan di Jakarta jam tujuh kayak gini polusi sudah kemana-mana, panas sudah subhanallah.


Minggu pertama ini Aisyah habiskan di Jerman. Segala jadwal pertemuan, rapat dan lain-lain telah ia jalankan seminggu penuh. Rasa lelah, senang, pusing, kacau semuanya bagaikan menyatu menjadi satu. Tapi, alhamdulillah semua pekerjaan berjalan dengan lancar walaupun diselingi dengan sedikit masalah. Ya, masalah ada banyak sekali yang terjadi selama mereka disana, yang mungkin dalam pikiran orang banyak itu hanyalah masalah sepele. Seperti, pada saat meeting pertama, jadwal yang diberikan salah sehingga mereka telat dan masuk keruangan pada saat meeting berlangsung, ada juga pada saat malam jamuan, semua makanan yang disajikan adalah makanan dan minuman yang tidak halal, otomatis Aisyah, pak Ridan, dan CEO mereka pak Yusuf tidak menikmati jamuan tersebut hanya karyawan lain yang beragama non islam yang menikmatinya, dan jamuan itu berlangsung sampai tengah malam dan mereka yang beragama islam hanya meminum air putih. Dan masih banyak lagi kekonyolan yang mereka hadapi.


Dan disana mereka juga belajar menjadi photografer handal, karena disetiap kesempatan mereka selalu berfoto ria. Dan entah sudah berapa banyak memory card yang mereka habiskan selama disana. Apalagi sang ratu foto yang tiap hari kerjaannya Cuma foto-foto. Aisyah bahkan setiap bangun tidur pasti berfoto, dan paling menyebalkannya teman rekan kerjanya pasti seketika akan menjadi photografernya yang selalu ikhlas dan harus ikhlas untuk mengabadikan foto Aisyah atas perintah Aisyah.


Setiap hari di Jerman, karena hanya Aisyah yang perempuan maka perbedaan gender ini memungkinkan para pria melakukan hal seenaknya saja. Menyetrika jas, belanja, antar makanan dan lain-lain Aisyah lakukan sendiri. Itu semua juga ada sebabnya, karena Aisyah yang paling cerewet dan tidak bisa diam, ia yang paling sering telat apabila berlangsung pertemuan, dan ia yang paling muda. Jadi, disana Aisyah memiliki julukan baru "ibu negara" karena ia yang mengurus segala kebutuhan dan perlengakpan seluruh karyawan lain dari perusahaannya.



Dan disisi lain

"aduuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuh............................Rey!!!!!!!!!!!!!!!!!!! itu sayurnya jangan dibuang-buang, telurnya juga kamu pecahin tinggal putihnya doang......gimana sihhhhhh Rey!! katanya mau bantuin tapi malah ngerecokin ajah.........." Adila.


Sekarang usia kandungan Adila sudah memasuki bulannya. Jefri sangat menjaga betul keadaan isterinya itu, namun karena kesibukannya ia jadi kurang waktu dirumah dan sering meninggalkan istetinya itu. jadi, sekarang Rey didaulat dan diresmikan menjadi penjaga Adila, berkat permintaan Jefri. Rey memiliki tugas yang sangat berat sekarang bahkan lebih berat daripada keroyokan di bar sama gangster. Ia harus menjaga ibu hamil yang emosian, judes nya bahkan ngalahin emak-emak kos-kos-an. Rey membuat jadwal dengan ibunya Adila dan mertuanya Adila. Mereka gantian menjaga Adila, dan Rey setiap sehari sekali tapi rasanya udah kayak berhari-hari. Capek tahan batin hadapin ibu hamil dan juga sekarang Rey jadi akrab banget sama ibu-ibu rempong macam ibunya Adila dan mertuanya Adila yang tiap hari suka ngerecokin Rey, godain Rey, dan diberi nasehat selalu. Mami Rey dan ibu Asiyah juga selalu datang menjenguk Adila dirumahnya, mereka semua sekarang menjadi keluarga yang dipersatukan dalam tali silaturahmi yang erat. Dan buruknya, Rey dikelilingi oleh emak-emak.

Jodoh Aisyah (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang